Brilio.net - Jenis warna yang mayoritas orang ketahui ialah warna primer yakni merah kuning dan biru. Namun ada juga warna-warna lain hasil campuran warna primer.

Nah, seringkali hasil campuran warna primer susah sekali dikenali. Nggak jarang, banyak orang berdebat tentang warna.

Perdebatan warna ini seringkali terjadi di media sosial. Misalnya berdebat mengenai waran sepatu atau baju. Baru-baru ini terjadi perdebatan yang nggak kalah seru yakni menebak warna donat.

 
Sebuah akun Twitter @icblues mengunggah foto sebuah donat. Dalam unggahan foto itu ia menyatakan kebingungannya, apakah warna donat ini abu-abu atau ungu?

"Me: Ah, what's that grey doughnut?. Girl: TaroGirl: ...it's actually purple. Me: ...it's grey from here. Girl + me: Hahahaaaha," cuit akun Twitter @icblues.

Nah, ternyata donat ini berwarna taro. Warna taro adalah variasi dari warna ungu, dan lebih spesifik adalah warna ungu talas, atau lebih gelap.

Ketika dijelaskan jika donat itu aslinya berwarna ungu, warna toping donat itu pun menuai perdebatan di kalangan warganet.

"That's grey" tulis akun Twitter @bekabanzai.

"Kakakku malah bilangnya cokelat kak," tulis akun Twitter @cathelyapardede.

"black....ish," ujar akun @minase_nayuki.

Nah, kamu penasaran nggak kenapa muncul perdebatan warna tersebut?

Dilansir brilio.net dari Huffpost.com, Rabu (8/5),
perbedaan persepsi mengenai warna datang dari hasil persepsi otak ketika cahaya masuk ke retina. Jadi, retina akan menerima cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.

Ahli saraf dari National Eye Institute, Bevil Conway, memaparkan, perbedaan pandangan itu dipengaruhi oleh adanya ketidaksamaan lensa mata pada setiap individu.

"Sistem penglihatan kita sebetulnya selalu berusaha menilai warna yang sebenarnya dari sebuah benda yang dilihat dan diterima oleh retina," kata Bevil Conway.

Bevil Conway mengatakan jika beberapa orang bisa menangkap kecepatan proses tersebut secara berbeda-beda.

"Hal itu dilakukan dengan menghilangkan warna lain yang dianggap hasil pembiasan atau pantulan lain," tambah Bevil Conway.