Brilio.net - Bagi sebagian orang, kerokan menjadi salah satu cara mujarab ketika masuk angin. Melalui cara tradisional ini maka tubuh akan terasa agak enteng saat masuk angin melanda. Meski ada pro dan kontra tentang kerokan, namun sebagian masyarakat Indonesia masih banyak yang melakukannya hingga sekarang.

Kebiasaan kerokan ini seakan menjadi kegiatan unik di mata masyarakat manca. Maklum kerokan bagian dari terapi tradisional bagi sebagian orang Indonesia. Seperti dilansir brilio.net dari dailymail.co.uk, pasangan turis Australia yang sedang berlibur di Bali merasa terkejut dan heboh ketika melihat hasil kerokan yang ada di punggung mereka.

Awalnya, Candise Raison bersama sang suami Matthew hanya ingin memanjakan tubuh mereka dengan pijatan. Karena lelah untuk keluar, akhirnya mereka memesan go-massage melalui aplikasi ojek online. 

Turis ini heboh setelah jalani kerokan di Bali

Raison awalnya yang dipijat, kemudian gantian suaminya. Namun sebelum memulai, tukang pijat itu menawarkan sensasi yang berbeda dari sekadar pijatan, yaitu kerokan ala Gua Sha.

Raison tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kerokan, yang pada saat itu dibahasakan dengan "red dragon". Raison menduga jika hal tersebut mungkin itu semacam pijatan yang menggunakan doa-doa tertentu.

"Saya tidak tahu apa yang kamu maksud, tapi suami saya ingin mencoba apa pun di sini. Jadi, lakukan saja," ucap Raison.

Turis ini heboh setelah jalani kerokan di Bali

Akhirnya tukang pijat itu pun mulai mengukir punggung suami Raison dengan koin hingga selesai. Tukang pijat mengatakan bahwa itu adalah Gua Sha, yaitu teknik perawatan untuk mengeluarkan kotoran dari jaringan otot.

Turis ini heboh setelah jalani kerokan di Bali

Keesokan harinya, punggung suami Raison mulai memperlihatkan guratan-guratan merah dari mulai leher sampai tulang ekor. Raison pun memfotonya dan tertawa melihat punggung suaminya. Begitu juga suami Raison yang bekerja untuk SA Network di jaringan listrik ini terkejut dan tersenyum melihat guratan merah itu.

Kerokan itu ternyata mujarab. Raison mengatakan bahwa suaminya telah mengeluh sakit punggung selama tiga tahun terakhir. Namun sejak mendapat pijatan di Bali itu, suaminya tidak pernah mengeluh sakit punggung lagi.