Brilio.net - Bagi umat muslim, pelaksanaan sholat ghaib mungkin sudah tak asing lagi didengar. Secara sekilas banyak yang menganggap sholat ghaib sama dengan sholat jenazah. Tak salah memang, namun kedua sholat ini memiliki perbedaan. Hal ini tampak dari pelaksanaan sholat ghaib yang dilakukan tanpa adanya jenazah. Sehingga pelaksanaan sholat ghaib biasanya dilakukan untuk mendoakan jenazah yang berada jauh dari lokasimu.

Mendirikan sholat ghaib juga berfungsi untuk seseorang yang terkendala berbagai faktor sehingga tidak bisa melayat atau sholat di depan jenazah. Maka dari itu, pelayat tetap bisa mendoakan dan melaksanakan sholat ghaib dari lokasi masing-masing. Namun beberapa orang masih kerap bingung bagaimana tata cara dalam pelaksanaan sholat ghaib.

Agar ibadah semakin khusyu, pahami yuk bagaimana pelaksanaan sholat ghaib dari mulai niat hingga selesai. Simak selengkapnya dalam ulasan brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (16/7) berikut ini.

Hukum sholat ghaib.

Tata cara sholat ghaib dan keutamaannya © unsplash.com

foto: unsplash.com

Hukum menunaikan sholat ghaib adalah fardhu kifayah. Hal ini dapat diartikan menjadi kewajiban yang ditujukan bagi orang banyak. Namun, apabila sebagian dari umat Islam sudah melaksanakan sholat ghaib tersebut maka gugurlah kewajiban bagi yang lainnya.

Orang yang berhak melaksanakan sholat ghaib.

Tata cara sholat ghaib dan keutamaannya © unsplash.com

foto: unsplash.com

Ada beberapa kriteria orang yang dapat melaksanakan sholat ghaib. Berikut urutan pihak yang paling berhak dalam melaksanakannya:

1. Orang yang diwasiatkan. Syaratnya, seseorang yang diberi wasiat tersebut bukanlah orang fasik atau ahli bid'ah.

2. Ulama, ustadz, atau pemimpin agama.

3. Orang tua jenazah.

4. Anak-anak jenazah.

5. Keluarga terdekat jenazah.

6. Jamaah muslim.

Niat sholat ghaib.

Tata cara sholat ghaib dan keutamaannya © unsplash.com

foto: unsplash.com

Dalam melaksanakan segala hal, diperlukan niat yang baik, termasuk juga dalam beribadah. Selain menanamkan niat dari dalam hati, bisa juga dengan melantunkan bacaan niat sebelum melakukan takbiratul ihram. Berikut bacaan niat sholat ghaib yang bisa dilantunkan:

"Ushalli ‘alaa mayyiti (sebut nama mayit) al ghaaibi arba’a takbiiraatin fardlu kifaayati lillaahi ta’aala."

Artinya:
"Aku niat sholat kepada mayit….(sebut nama mayit) yang ghaib dengan empat takbir fardhu kifayah karena Allah ta’aala."

Tata cara pelaksanaan sholat ghaib.

Tata cara sholat ghaib dan keutamaannya © unsplash.com



foto: unsplash.com

Jika sudah membaca niat, tahap selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melaksanakan sholat ghaib. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mendirikan sholat ghaib:

1. Berdiri bila mampu.

Berbeda dengan sholat lima waktu atau sholat sunah yang biasa kita kerjakan, sholat ghaib tidak dilakukan dengan gerakan rukuk ataupun sujud melainkan hanya dengan berdiri. Jika tidak mampu berdiri, bisa dilakukan dengan duduk.

2. Takbiratul ihram.

Takbiratul ihram merupakan rukun qauli (rukun yang berupa ucapan) yang dengannya seseorang telah masuk dalam rangkaian ibadah sholat dan diharamkan melakukan apapun yang bisa membatalkannya. Saat takbiratul ihram diwajibkan untuk mengucap kalimat "Allahu Akbar".

3. Membaca Al Fatihah.

Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah. Surat Al Fatihah adalah termasuk dalam rukun sholat dan wajib hukumnya untuk membacanya pada jenis sholat apa pun.

4. Takbir kedua.

Usai membaca surat Al Fatihah, imam dan makmum mengucap kalimat takbir yang kedua "Allahu Akbar", dengan posisi masih berdiri.

5. Membaca sholawat.

Setelah bacaan takbir kedua, dilanjut dengan membaca sholawat nabi yang bunyinya sebagai berikut:

"Allahumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.”

Artinya:
"Ya Allah, anugerahkan sholawat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan sholawat kepada Nabi Ibrahim. Berikanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi kepada keluarga Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di dalam alam inilah Engkau Tuhan yang Maha Terpuji dan Maha Mulia."

6. Takbir ketiga.

Bacaan takbir ketiga masih sama seperti takbir pertama dan kedua, yakni dengan mengucap kalimat "Allahu Akbar" dalam posisi berdiri.

7. Membaca doa untuk jenazah.

Bacaan doa untuk jenazah dibagi dua, yakni doa untuk jenazah laki-laki dan doa untuk jenazah perempuan. Berikut doa untuk jenazah berdasarkan jenis kelaminnya.

a. Doa untuk jenazah laki-laki.

"Allaahummaghfir lahu warhamhu wa'afihi wa'fu ‘anhu, wa akrim nuzuulahu, wawassi' madkholahu, waghsilhu bil maaI wats tsalji walbaradi, wanaqqihi minal khathayaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minal danasi, wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, waqihi fitnatal qabri wa'adzaban naari."

Artinya:
"Ya Allah, Ampunilah dia (laki-laki) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya di dunia, berilah keluarga (atau istri di surga) yang lebih baik daripada istrinya di dunia, dan masukkan dia ke surga, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka."

b. Doa untuk jenazah perempuan.

"Allaahummaghfir lahaa warhamhaa wa'afihaa wa'fu 'anhaa, wa akrim nuzuulahaa, wawassi' madkholahaa, waghsilhaa bil maa'i wats tsalji wal baradi, wanaqqihaa minal khathayaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhaa minal danasi, wa abdilhaa daaran khairan min daarihaa, wa ahlan khairan min ahlihaa, wa zaujan khairan min zaujihaa, waqihaa fitnatal qabri wa'adzaban naari."

Artinya:
"Ya Allah, Ampunilah dia berilah rahmat kepadanya selamatkanlah dia, maafkanlah dia dan tempatkanlah dia di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang baik dari rumahnya di dunia, berilah keluarga (suami di surga) yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, suami yang lebih baik daripada suaminya, dan masukkan dia ke surga, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka."

8. Takbir keempat.

Takbir keempat merupakan takbir terakhir dari sholat ghaib. Dari takbir pertama hingga takbir terakhir dilakukan dengan berdiri, tanpa rukuk dan sujud.

9. Membacakan doa untuk jenazah.

Setelah takbir keempat atau takbir terakhir, imam dan makmum membacakan doa lagi untuk jenazah yang disholatkan. Seperti doa sebelumnya, doa ini juga dibedakan antara untuk jenazah laki-laki dan jenazah perempuan.

a. Doa untuk jenazah laki-laki.

"Allahumma laa tahrrimna ajrahu walaa taftinnaa ba'dahu wagh firlanaa walahu."

Artinya:
"Ya Allah, janganlah engkau menutup-nutupi pahala mayit ini kepada kami dan janganlah diberikan fitnah kepada kami setelah kami meninggalkan mayit tersebut, ampunilah kami dan ampunilah dia."

b. Doa untuk jenazah perempuan.

"Allahumma la tahrim naa ajrahaa walaa taftinnaa ba'dahaa waghfirlanaa walahaa."

Artinya:
"Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami setelah kematiannya serta ampunilah kami dan dia."

10. Akhiri dengan salam.

Setelah selesai membaca doa sholat jenazah pada takbir keempat, kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri dengan posisi berdiri.

"Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh."

Artinya:
"Keselamatan dan Rahmat Allah Semoga tetap kepada Kamu sekalian."

Manfaat melaksanakan sholat ghaib.

Tata cara sholat ghaib dan keutamaannya © unsplash.com

foto: unsplash.com

Melaksanakan sholat ghaib menjadi salah satu cara untuk melayat dari lokasi masing-masing. Sehingga meski jenazah berada di lokasi yang jauh, pelayat tetap dapat mengirimkan doa terbaik untuk ketenangan jenazah. Hal ini sesuai dengan sabda rasul dari Abu Hurairah RA,

“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga disholatkan, maka ia akan mendapatkan pahala berupa 1 qirath. Sedangkan barangsiapa yang juga menyaksikan jenazah hingga dikuburkan, maka ia akan mendapat pahala 2 qirath. Lalu para sahabat Nabi pun bertanya berapakah 2 qirath itu? Nabi pun menjawab, 2 qirath itu sama dengan 2 gunung yang besar.” (Muttafaqun Alaih)