Brilio.net - Puasa merupakan ibadah yang termasuk dalam rukun Islam yang ketiga setelah syahadat dan sholat. Puasa adalah suatu amalan atau ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari hawa nafsu, baik makan, minum, dan perbuatan buruk yang bisa membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Secara hukum Islam, puasa terbagi menjadi dua, yakni puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib adalah puasa yang harus dilaksanakan oleh umat muslim seperti puasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Sedangkan puasa sunnah adalah puasa yang apabila tidak dilaksanakan tidak berdosa, namun sangat dianjurkan untuk dilakukan.

Ada banyak macam puasa sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah di antaranya puasa Tarwiyah dan Arafah. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (3/6), hukum puasa Arafah adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) bagi kaum muslimin yang tidak sedang mengerjakan ibadah haji.

Dari Ikrimah, ia mengatakan: "aku masuk ke rumah Abu Hurairah lalu bertanya tentang puasa hari Arafah bagi (jamaah haji yang sedang) di Arafah." Lalu Abu Hurairah menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang puasa hari Arafah di Arafah," (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)

"Para ulama memandang sunnah berpuasa pada hari Arafah kecuali apabila berada di Arafah," kata Imam Tirmidzi sebagaimana dikutip Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah ketika menjelaskan hadits tersebut.

- Waktu melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah.

Waktu melaksanakan puasa Arafah adalah pada tanggal 9 Dzulhijjah yaitu bertepatan dengan waktu wukuf jamaah haji. Sedangkan waktu puasa Tarwiyah adalah tanggal 8 Dzulhijjah.

Dalam hal ini ada dua pendapat ulama yaitu sebagai berikut:

1. Pelaksanaan puasa mengikuti waktu wukuf di Arafah seperti pendapat Komite Fatwa Arab Saudi (Lajnah Daimah).

"Hari Arafah adalah hari ketika kaum muslimin melakukan wukuf di Arafah. Puasa Arafah dianjurkan, bagi orang yang tidak melakukan haji. Karena itu, jika anda ingin puasa Arafah, maka anda bisa melakukan puasa di hari itu (hari wukuf). Dan jika anda puasa sehari sebelumnya, tidak masalah."

2. Pelaksanaan puasa sesuai tanggal di negeri masing-masing. Salah satunya pendapat dari Syaikh Utsaimin. Ia memfatwakan:

"Ketika di Mekah hilal terlihat lebih awal dari pada negara lain, sehingga tanggal 9 di Mekah, posisinya tanggal 8 di negara tersebut, maka penduduk negara itu melakukan puasa tanggal 9 menurut kalender setempat, yang bertepatan dengan tanggal 10 di Mekah. Inilah pendapat yang kuat. Karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Apabila kalian melihat hilal, lakukanlah puasa dan apabila melihat hilal lagi, jangan puasa."

- Tata cara puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.

Setiap ibadah yang dilakukan oleh umat muslim selalu terdapat tata cara dan niat untuk melakukannya sesuai syariat agama, tak terkecuali puasa Tarwiyah dan Arafah. Puasa sunnah ini memiliki tata cara seperti

1. Membaca niat.

Setiap ibadah yang kita lakukan sebagai umat muslim, harus selalui di awali dengan niat karena Allah. Selain itu juga terdapat niat doa yang harus kita baca saat akan menunaikan ibadah puasa sunnah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.

- Niat Puasa Tarwiyah.

Tata cara puasa tarwiyah dan arafah dan manfaatnya © 2020 brilio.net

"Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala."

Artinya:
"Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."

-Niat puasa Arafah.

Tata cara puasa tarwiyah dan arafah dan manfaatnya © 2020 brilio.net

"Nawaitu Sahauma Arafata Sunnatan lillahita'aala."

Artinya:
"Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala.”

2. Sahur.

Sama seperti puasa wajib di bulan Ramadhan, dalam menjalankan puasa sunnah juga kita disarankan untuk melaksanakan sahur. Hukum sahur adalah sunnah, apabila dikerjakan Anda akan mendapatkan pahala namun jika tidak dilakukan maka tidak apa-apa. Dalam artian, puasa tetap sah meskipun tanpa sahur.

3. Menahan diri nafsu.

Guna ibadah puasa yaitu menjaga diri dari nafsu. Saat puasa, menahan diri dari hal-hal yang membatalkan adalah hal yang wajib dilakukan. Misalnya, Anda dilarang makan, minum, marah, mabuk dan lain sebagainya sebelum waktu buka puasa.

4. Berbuka.

Saat mendengar adzan magrib, segeralah berbuka sebab menyegerakan berbuka hukumnya adalah sunnah. Saat berbuka usahakan membaca doa berbuka puasa sebagai rasa syukur atas puasa yang sudah dilakukan pada hari itu.

Tata cara puasa tarwiyah dan arafah dan manfaatnya © 2020 brilio.net


"Allaahummalakasumtu wabika amantu wa'aa rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin."

Artinya:
"Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa) dengan rahmat-Mu Ya Allah Tuhan Maha Pengasih."

- Manfaat puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.

Puasa Tarwiyah dapat dilakukan seorang muslim yang sedang melaksanakan haji maupun yang tidak melaksanakan ibadah haji, bahkan juga dianjurkan puasa dari tanggal 1 Dzulhijjah. Sementara itu puasa Arafah disunnahkan bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji.

"Siapa yang puasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan untuk puasa pada hari Tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari Arafah, seperti puasa dua tahun." (HR. Ali al-Muhairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, Ibnu Abbas)

Beberapa manfaat juga dapat kita peroleh jika melaksanakan puasa Tarwiyah dan puasa Arafah yaitu sebagai berikut:

1. Terkontrolnya hawa nafsu.

Salah satu tujuan berpuasa adalah menahan hawa nafsu karena hawa nafsu adalah musuh paling berbahaya dan berat bagi manusia. Jika seorang muslim terbiasa berpuasa, maka ia akan lebih mudah mengontrol hawa nafsunya.

2. Dapat merasakan kesusahan yang dialami oleh fakir miskin.

Dengan berpuasa kita akan mendapatkan pelajaran berharga dan merasakan rasanya menahan lapar seperti fakir miskin dengan berpuasa. Dengan begitu kita akan lebih menghargai dan mensyukuri nikmat yang sudah diberikan kepada kita oleh Allah.

3. Meneladani Nabi Muhammad.

Berpuasa berarti kita telah meneladani Nabi Muhammad. Diketahui oleh seluruh umat mulim bahwa Nabi Muhammad telah mencontohkan kepada kita untuk menjalankan puasa, baik wajib ataupun sunnah.

4. Dapat mengatasi nafsu makan berlebih.

Selain dapat menahan hawa nafsu, dengan berpuasa kita juga dapat menahan godaan dari berbagai jenis makanan yang tidak sehat seperti halnya makanan yang bersifat instan ataupun junk food bisa kita hindari dengan melaksanakan ibadah puasa.

5. Memberikan ketenangan dan ketentraman hati.

Dengan melaksanakan ibadah puasa, penekanan dan pengendalian hawa nafsulah yang nantinya menciptakan ketenangan hidup. Dampak positif, yakni mempunyai pemikiran yang lebih tenang dalam menjalani kehidupan.

6. Dapat mengurangi kadar lemak.

Saat berpuasa, seluruh anggota tubuh akan melakukan proses pembakaran kadar glukosa yang masih ada di dalam tubuh untuk menghasilkan energi tambahan. Apabila kadar glukosa sudah tidak ada lagi, maka tubuh secara otomatis akan menggunakan lemak sebagai pengganti glukosa untuk dijadikan sebagai sumber energi baru dengan melalui proses pembakaran lemak.