Brilio.net - Sosok remaja bernama Rayhan Danendra Wiracalosa baru-baru ini viral di media sosial. Remaja peraih juara olimpiade ini membagikan kisah harunya di akun Twitter. Diketahui dirinya hendak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, sehingga membuatnya harus mengikuti seleksi SMPTN dan SBMPTN.

Banyak orang yang beranggapan bahwa juara olimpiade pasti dengan mudahnya bisa lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Terlebih jika pelajar tersebut pernah menjadi juara olimpiade tingkat dunia, seperti Rayhan. Namun, tak disangka ia mengaku tak lolos ketika mengikuti tes SMPTN dan SBMPTN.

Dilansir brilio.net dari akun Twitter @wiracalosa, Selasa (22/6) Rayhan membagikan perjalanan kisah inspiratifnya sebagai pejuang SMPTN dan SBMPTN.

Rayhan bercerita bahwa dirinya merupakan peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) pada 2019. Dia berhasil meraih medali perak OSN fisika. Dia juga mendapatkan kesempatan mengikuti olimpiade internasional di Rusia dan sukses mendapatkan medali perunggu.

Tak lolos SMPTN & SBMPTN © Twitter/@wiracalosa

foto: Twitter/@wiracalosa

"Nama gue Rayhan Danendra Wiracalosa. Biasa dipanggil ocha. Memegang predikat sebagai "Anak Olimpiade" menjadi beban tersendiri untuk mengejar PTN. Apalagi ketika gue gagal dapet Undangan (SNMPTN). Dan ini kisah perjalanan gue," tulis Rayhan di akun Twitter @wiracalosa

Tak lolos SMPTN & SBMPTN © Twitter/@wiracalosa

foto: Twitter/@wiracalosa

Namun pada seleksi SNMPTN Rayhan dinyatakan tidak lolos. Dirinya sempat terkejut karena selama ini telah mengukir banyak prestasi. Tak putus asa, Rayhan pun masih bertekad mencoba jalur lainnya untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dirinya fokus belajar untuk Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Ujian hidup kembali menimpa Rayhan, kali ini ia harus merelakan kepergian ayah tercintanya untuk selama-lamanya.

"Kehilangan ptn? oke gapapa karena ptn bisa dicari dengan banyak pintu. Tapi kehilangan papa? Apakah bisa dicari? Nggak", ungkapnya dalam unggahan foto di twitter.

Setelah menunggu satu bulan pengumuman, Rayhan kembali dinyatakan tidak lolos jalur SBMPTN.

Tak lolos SMPTN & SBMPTN © Twitter/@wiracalosa

foto: Twitter/@wiracalosa

"Setelah Papa meninggal, saya punya mimpi untuk menjadi dokter. Tapi ternyata, saya gagal SBMPTN. Three times strikes out. 1. Gagal SNMPTN. 2. Papa meninggal. 3. Gagal SBMPTN. Seolah olah, kebahagiaan yang saya peroleh pada tahun 2019 digantikan menjadi sebuah ujian di tahun 2020," ujarnya.

Akhirnya, kisah perjuangan Rayhan pun berbuah manis dan bikin haru. Pada 18 Agustus 2020, dirinya mendapat kabar bahwa diterima masuk jurusan Teknik Mesin di Universitas Indonesia lewat Jalur Seleksi Masuk (Simak) dan Teknik Mesin di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Beberapa universitas ternama lainnya pun menerimanya sebagai mahasiswa.

Tak lolos SMPTN & SBMPTN © Twitter/@wiracalosa

foto: Twitter/@wiracalosa

Rayhan memilih kuliah di jurusan Teknik Mesin, Universitas Indonesia. Ia pun juga menjelaskan alasan memilih jurusan dan kampus tersebut.

"FYI, Papa sama Aku mengidolakan Alm. B.J. Habibie. Papa juga dari dulu kepenginnya saya di Teknik Mesin. Karena Papa pengin banget saya sekolah di Jerman. Jadi Papa pengin banget, saya kayak beliau. Dan karena saya laki-laki, artinya saya sekarang harus mulai menjadi kepala keluarga, menggantikan Papa. Walaupun saya anak bungsu, saya merasa bersalah kalau saya harus ninggalin keluarga saya," ungkap Rayhan.