Brilio.net - Setelah musim hujan, beberapa wilayah di Indonesia dilanda cuaca dingin. Khususnya pada pagi dan malam hari, suhu bisa mencapai kurang dari 15 derajat celcius. Bahkan di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah pada 24 Juni kemarin suhu udara menyentuh -9 derajat celcius.

Hal itu membuat munculnya fenomena frost atau embun beku yang bentuknya mirip sekali dengan salju di Eropa. Tentu saja ini membuat banyak wisatawan yang ingin mencoba mengabadikan langsung momen langka ini. Kemunculan embun es disusul dengan naiknya tingkat kunjungan dan penuhnya penginapan-penginapan yang dikelola warga Dieng.

Meski bentuknya mirip salju, namun frost atau embun es ini memiliki perbedaan. Beda es dengan salju terletak pada bagaimana proses air membeku menjadi bentuk padat.

Dilansir brilio.net dari merdeka, Rabu (26/6), Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayodhie menerangkan, embun es muncul lantaran terjadi penurunan suhu ke titik beku. Makanya, embun yang muncul di rumput, daun dan batang-batang tanaman kemudian menjadi es saat suhu turun di titik terendah, yakni pagi hari.

Prosesnya sangat berbeda dari salju yang biasa turun di negara dengan empat musim. Salju terbentuk akibat reaksi pendinginan antara uap air yang terbawa angin dingin pada musim dingin. Maka dari itu, uap air yang ada di ketinggian atmosfer itu membeku karena hembusan angin dingin lalu jatuh ke permukaan Bumi sebagai salju.

Secara singkat, embun es berubah menjadi bentuk dari embun menjadi padat ketika sudah ada di permukaan. Sementara salju proses perubahan bentuk dari uap angin yang berada di atmosfer menjadi bentuk padat yang kemudian jatuh ke daratan.

perbedaan salju dan embun es dieng © berbagai sumber
foto: Twitter/@Mizaaan3

Sebelumnya dikabarkan beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Dieng, mengalami cuaca yang begitu dingin khususnya di malam dan pagi hari. Menurut Setyoajie, penurunan suhu belakangan ini disebabkan oleh rendahnya kandungan uap atmosfer. Ini terlihat dari cuaca cerah di kawasan sekitar Dieng.

"Terlihat dari tutupan awan yang tidak signifikan selama beberapa hari terakhir," katanya.

Suhu dingin itu akan lebih terasa di wilayah pegunungan atau dataran tinggi, seperti Dieng, Bromo dan Semeru yang dikabarkan suhu mencapai titik di bawah 0 derajat celcius. Penurunan suhu yang signifikan itu berpotensi memunculkan embun es.

"Jika peristiwa ini berlangsung cukup lama biasanya akan disertai fenomena frost di dataran tinggi karena embun yang membeku akibat suhu di bawah titik beku," jelas Setyoajie.