Prinsip-prinsip evolusi.

teori evolusi dan prosesnya © berbagai sumber

foto: Unsplash/David Clode

Terdapat prinsip-prinsip pada terjadinya evolusi, yaitu:

1. Spesies baru bukan merupakan bentuk yang paling sempurna, tetapi berasal dari bentuk sederhana yang belum terspesialisasi.
2. Evolusi tidak selalu dari yang sederhana ke perubahan yang kompleks.
3. Evolusi dapat terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan sehingga terdapat bentuk-bentuk baru yang muncul.
4. Laju kecepatan evolusi pada setiap organisme tidak sama.
5. Evolusi terjadi dengan proses mutasi dan dalam lingkup populasi.

Proses atau mekanisme evolusi dalam kehidupan.

teori evolusi dan prosesnya © berbagai sumber

foto: Unsplash/Suzanne D Williams

Menurut teori Darwin, evolusi dapat terjadi karena adanya seleksi alam dan variasi genetik sehingga akan memunculkan sifat-sifat baru yang akan diwariskan pada keturunannya. Agar dapat lolos dari seleksi alam, makhluk hidup akan mengalami perubahan secara morfologis, fisiologis, dan tingkah laku. Beberapa faktor yang berperan dalam proses evolusi adalah sebagai berikut:

1. Mutasi.

Mutasi merupakan peristiwa yang menyebabkan terjadinya perubahan pada frekuensi gen. Mutasi dapat menjadi suatu proses yang menguntungkan dan merugikan. Keuntungan mutasi gen yaitu berpotensi menghasilkan sifat baru yang lebih menguntungkan, menghasilkan spesies yang dapat beradaptasi, serta memiliki kemampuan reproduksi dengan bibit unggul. Sedangkan mutasi akan bersifat merugikan apabila sifat yang dihasilkan bertolak belakang dengan keuntungannya.

2. Genetic Drift.

Genetic Drift merupakan perubahan acak pada frekuensi gen yang disebabkan oleh migrasi, kematian, atau isolasi. Proses evolusi ini disebabkan oleh bencana alam seperti kebakaran, gempa bumi, dan perpindahan organisme dari suatu tempat ke tempat lain.

3. Aliran gen.

Proses ini terjadi ketika migrasi dan kawin pada individu di antara populasi. Aliran gen sangat bergantung pada jumlah individu yang datang dan seberapa banyak perbedaan genetik individu yang datang bergabung.

4. Rekombinasi seksual.

Proses ini melibatkan kemampuan reproduksi secara seksual pada setiap individu untuk menghasilkan keturunan yang dapat berbeda dengan induknya. Hal ini karena dipengaruhi oleh penggabungan kromosom yang terjadi secara acak antara dua sel gamet pada tahapan meiosis. Proses ini memberikan peluang menghasilkan keturunan yang viabilitasnya tinggi dan berpengaruh terhadap evolusi populasi.

5. Seleksi alam dan adaptasi.

Proses adaptasi pada individu akan diikuti oleh proses seleksi alam. Individu yang adaptif cenderung dapat lolos dari seleksi alam dengan perubahan sifat tertentu sehingga dapat bertahan hidup dan mewariskan sifat tersebut pada keturunannya.