Brilio.net - Stratolaunch diklaim sebagai pesawat terbesar di dunia, kabarnya pesawat ini telah sukses menjalani penerbangan untuk pertama kali pada Sabtu (13/4) pada pukul 10.00 waktu setempat. Rute penerbangan antara lain dari Pangkalan Udara dan Luar Angkasa di Mojave, California. Pesawat buatan perusahaan peluncur roket, Stratolaunch tersebut memiliki berat 250 ton dengan dua badan dan lebar sayap mencapai 117 meter.

Namun kini ada kabar terbaru bahwa pesawat Stratolaunch kini tengah dijual. Pesawat yang dibesut atas ide pendiri Microsoft Paul Allen itu ditawarkan dengan harga USD 400 juta atau setara Rp 5,7 triliun.

Menurut seroang sumber, perusahaan induk pembesut Stratolaunch, Vulcan, menjual pesawat itu dengan harga yang lumayan mahal. Demikian menurut laporan CNBC.

a © 2019 brilio.net

foto: Stratolaunch 

Seperti yang dilansir brilio.net dari digitaltrends.com, Selasa (18/6), Stratolaunch memiliki enam mesin, 28 roda, dan bentangan sayap selebar 385 kaki. Lebar pesawat itu disebut-sebut lebih besar ketimbang lapangan sepakbola.

Pesawat tersebut diciptakan merupakan impian dari Paul Alen, namun sayang Paul Alen tak sempat melihat pesawat dengan bobot 500.000 pound tersebut mengudara karena ia meninggal pada usia 65 tahun.

Stratolaunch System didirikan pada 2011, yang bertujuan untuk menciptakan pesawat yang bisa menjadi platform peluncuran seluler yang menyediakan akses mudah ke luar angkasa. Tujuan Stratolaunch adalah membawa kendaraan tinggi ke atmosfer, yakni di ketinggian 35.000 kaki, kemudian terbang lebih tinggi lagi.

Harga yang ditawarkan memang cukup tinggi, yakni Rp 5,7 triliun. Akan tetapi pembeli tidak akan mendapatkan sebuah pesawat, mereka juga mendapatkan hak kekayaan intelektual hingga fasilitas pesawat tersebut. Misalnya adalah hanggar dan tempat penyimpanan pesawatnya.

"Stratolaunch masih beroperasi. Kami akan memberikan update jika ada berita yang hendak dibagikan," kata juru bicara Stratolaunch Cecilya Moreno.

Hingga saat ini belum diketahui siapa yang akan membeli pesawat terbesar di dunia tersebut. Kemungkinan besar, jika ada yang membeli pesawat besar itu adalah perusahaan ruang angkasa komersial SpaceX milik Elon Musk dan Blue Origin milik Jeff Bezos.