Brilio.net - Sudah delapan bulan Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada awal Maret 2020 dan virus corona telah menginfeksi hampir setiap daerah di Indonesia. Sejumlah upaya pun terus dilakukan hingga kini untuk memutus rantai penularan.

Di tengah lonjakan kasus positif Covid-19, beberapa daerah telah melakukan gerakan antisipasi untuk menghadapi kondisi tersebut. Untuk itu, Pemerintah Kota Yogyakarta juga telah memberdayakan sekaligus me-launching Kampung Tangguh Covid-19.

Kampung Tangguh Covid-19 sebenarnya menjadi konsep penanggulangan penyebaran virus corona yang secara khusus berada di tingkat desa atau kelurahan. Adanya Kampung Tangguh Covid-19 ini juga dimaksudkan agar seluruh komponen masyarakat bisa menggali potensi yang dimilikinya, hingga mampu berperan dalam pencegahan dampak negatif adanya pandemi Covid-19.

Di Kota Yogyakarta sendiri, Kelurahan Purbayan menjadi salah satu Kampung Tangguh Covid-19 sekaligus proyek percontohan untuk kampung-kampung lainnya. Pembentukan Kampung Tangguh Covid-19 ini juga didampingi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY.

Lurah Purbayan, Ari Suryani, menjelaskan bahwa kampungnya sudah bersiap menerapkan protokol kesehatan bahkan sejak kasus pertama Covid-19 masuk ke Indonesia.

"Begitu Indonesia ada positif corona, kita dari kelurahan langsung berkoordinasi dengan RW untuk membuat Posko Gugus Tugas Covid-19. Mereka harus mengamankan kampung masing-masing," ujar Lurah Purbayan, Ari Suryani ketika ditemui brilio.net belum lama ini.

Untuk tahapan awal, kelurahan menggunakan formulir pendataan warga. Akses menuju kampung juga langsung ditutup dengan portal. Warga pun diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah selama masa pandemi.

Apabila menemukan pendatang dari luar kota, warga harus langsung melapor kepada RT, lalu RT akan menyampaikannya pada lurah. Untuk mengurangi kegiatan yang mungkin membuat kerumunan, maka koordinasi awal RT kepada lurah dilakukan via WhatsApp.

Imbauan serta larangan selama pandemi Covid-19 langsung diinformasikan kepada warga lewat RT, RW, maupun tokoh masyarakat. Tugas utama mereka adalah memastikan bahwa semua warga paham dengan aturan-aturan terkait kewaspadaan Covid-19.

Informasi soal virus corona harus dilakukan secara tepat dan akurat. Namun tanpa menumbuhkan stigma negatif kepada warga yang menjadi ODP (Orang Tanpa Gejala) dan PDP (Orang Dalam Pemantauan). Jangan sampai orang merasa harus menyembunyikan kondisinya saat sakit karena takut akan dikucilkan.

Sebaliknya, mereka harus senantiasa terbuka dan mendapatkan penanganan sesegera mungkin. Terlebih jika sudah ada gejala seperti demam tinggi, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan gangguan pernapasan.
 
Selain itu, Kelurahan Purbayan sebagai Kampung Tangguh Covid-19 melakukan berbagai inovasi melalui program-programnya.


GOGROK COVID-19


GOGROK COVID-19 disebut sebagai salah satu inovasi utama yang membuat Kelurahan Purbayan menjadi Kampung Tangguh Covid-19. GOGROK COVID-19 ini merupakan singkatan dari Gotong Royong Ketahanan Masyarakat Menghadapi Wabah Covid-19. Program inilah yang kian membuat warga sadar akan pentingnya melakukan gaya hidup sehat.

Posko Gugus Covid-19 yang ada di setiap RW tadi melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya setiap dua minggu sekali.

Selain itu, terdapat persediaan masker kain yang kemudian dibagikan. Tak hanya dibagikan untuk warga saja, jika mengetahui ada orang yang melewati wilayah Purbayan tanpa mengenakan masker, maka orang tersebut juga akan diberikan masker secara gratis.

"Kalau ada yang lewat tidak pakai masker, ketemu di jalan nanti dikasih masker. Kadang motor itu ada yang diberhentikan untuk diedukasi sebentar soal pentingnya mematuhi protokol kesehatan," ungkap Ari Suryani.

Selanjutnya, dibangun 29 titik wastafel yang terdiri dari dua titip pada setiap RW. Adanya fasilitas ini pada akhirnya membuat warga mulai sadar akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi otomatis cuci tangan kalau mau masuk sini. Wastafel juga ada," ungkap Rozaki, salah seorang warga Purbayan.

liputan kampung tangguh covid-19 © 2020 brilio.net

Potret wastafel yang ada di wilayah Purbayan
foto: istimewa



Diakui Lurah Purbayan, menerapkan protokol kesehatan hanya sebagai upaya antisipasi. Hal ini tak cukup untuk mengatasi semua dampak pandemi Covid-19, terutama untuk dampak di sektor ekonomi.

Karena itulah, sebelum adanya bantuan dari pemerintah turun, Kampung Purbayan sudah lebih dulu menggalang dana. Dan tentu mengedepankan asas gotong royong yang sudah disepakati dijalankan bersama-sama.

"Ada datanya warga yang ekonominya menurun karena terdampak Covid-19. Seperti kehilangan pekerjaan atau pedagang yang dagangannya nggak laku. Itu semua mendapat bantuan sembako dari hasil penggalangan dana, baik dari pihak ketiga maupun dari warga Purbayan sendiri yang lebih mampu," terang Ari Suryani.

Penanganan bidang logistik di Kelurahan Purbayan ini cenderung lancar. Menariknya, Kelurahan Purbayan menyiapkan lumbung pangan berisi pasokan beras dan bahan-bahan makanan mentah. Kemudian kegiatan Posyandu diganti menjadi Dapur Balita.


Relawan Mengajar

liputan kampung tangguh covid-19 © 2020 brilio.net

Salah satu relawan memberikan pendampingan belajar pada anak-anak
foto: purbayankel.jogjakota.go.id



Selama pandemi, anak-anak sekolah melaksanakan pembelajaran online. Namun dalam proses pelaksanaannya, banyak ditemui berbagai kendala. Di antaranya yaitu akses internet dan pemahaman materi yang berkurang.

Melihat fenomena tersebut, sejumlah warga kemudian berinisiatif untuk menyediakan fasilitas Wi-Fi dari hasil iuran. Sejumlah rumah warga pun digunakan untuk tempat belajar. Para remaja yang sudah mahasiswa ataupun warga yang bekerja di bidang pendidikan dikerahkan untuk menjadi relawan mengajar.

Selain itu, Masjid Nurul Huda juga membuat Nurul Huda Education Online, di mana programnya adalah menyediakan guru pendamping untuk anak-anak sekolah.

Setiap jam 9 pagi, mereka bisa datang ke masjid menggunakan akses Wi-Fi, maupun bertanya soal pelajaran yang belum dipahami, serta meminta bimbingan dalam mengerjakan tugas sekolah. Semua dilakukan untuk meringankan warga yang tidak mampu membeli kuota dan membantu anak-anak mendapatkan bimbingan selama belajar via daring.


Para pengusaha menerapkan social distancing


Untuk mendukung Kampung Tangguh Covid-19, sejumlah warga maupun pengusaha yang berjualan di kawasan Kampung Purbayan wajib menyediakan tempat cuci tangan serta menerapkan social distancing. Terlebih, Kampung Purbayan ini dikenal memiliki banyak pengrajin perak yang kerap kebanjiran pesanan.

Beruntung, saat ini proses penjualan bisa dilakukan secara online. Sudah lama pula para pengrajin perak di Purbayan setuju untuk ikut serta berperan dalam upaya pencegahan Covid-19.

Semua program-program di Kampung Tangguh Covid-19 ini terus mendapat pantauan yang konsisten dalam pelaksanaannya. Baik lewat Sapa Warga, serta terus memberikan sosialisasi tentang protokol kesehatan. Harapannya, masa pandemi ini akan memupuk kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat yang berkelanjutan.