Brilio.net - Konflik adalah salah satu fenomena sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih, antar individu atau kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Konflik disebabkan karena adanya pertentangan yang membuat perselisihan dengan pihak lain.

Dalam kehidupan sehari-hari tentu setiap orang nggak terlepas dari adanya konflik. Hal tersebut sangatlah wajar, karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi dengan satu sama lain. Konflik juga dapat diartikan di mana salah satu pihak berupaya untuk menyingkirkan pihak yang lain dengan cara menghancurkannya.

Adanya konflik dilatarbelakangi karena perbedaan ciri yang dibawa oleh setiap individu dalam berinteraksi, biasanya perbedaan itu menyangkut pengetahuan, argumentasi, keyakinan, adat, dan lain sebagainya. Dari setiap konflik yang terjadi, tentu di antaranya dapat diselesaikan dengan cara yang adil tanpa berlarut-larut.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan pengertian, jenis, penyebab, dampak, dan cara mengatasi konflik, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (30/3).

1. Pengertian Konflik.

Konflik adalah perselisihan antar individu © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Berdasarkan buku berjudul "Manajemen Konflik Berbasis Sekolah" yang ditulis oleh Ana Widyastuti, dkk, berikut ini pengertian konflik menurut para ahli.

a. Mc Shane, dkk (2010).

Konflik adalah suatu proses di mana satu pihak merasa bahwa kepentingannya ditentang atau tidak disetujui oleh pihak lain.

b. Newstorm (2007).

Konflik adalah proses interpersonal yang muncul dari ketidaksetujuan untuk mencapai tujuan atau metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Robert Lawang.

Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, di mana tujuannya tidak hanya memperoleh keuntungan melainkan juga untuk menundukan saingannya.

d. Schermerhom, dkk (2005).

Konflik adalah terjadi ketika pihak-pihak yang tidak setuju atas isu-isu substantif atau di mana individu antagonisme yang emosional menciptakan gesekan atau di antara mereka.

e. Soerjono Soekanto.

Konflik sebagai salah satu proses sosial individu per individu atau kelompok manusia yang berupaya memenuhi kebutuhannya dengan cara menentang pihak lawan yang disertai dengan kekerasan ataupun ancaman.

2. Jenis-jenis konflik.

Konflik adalah perselisihan antar individu © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

a. Konflik pribadi.

Konflik pribadi adalah satu jenis konflik yang terjadi antara individu dengan individu atau dengan kelompok masyarakat. Jenis konflik ini sering terjadi, seperti dalam lingkup masyarakat, pertemanan, pekerjaan, dan sebagainya. Biasanya konflik ini disebabkan karena adanya perbedaan sudut pandang.

b. Konflik agama.

Konflik agama merupakan suatu konflik yang terjadi antara kelompok yang mempunyai agama atau keyakinan berbeda. Karena setiap orang pasti akan menganggap bahwa agama adalah pedoman hidup yang harus diikuti secara mutlak, sehingga apapun yang dirasa nggak sesuai dengan agama yang dianut akan dianggap sebagai masalah, tentu hal itu memicu terjadinya konflik.

c. Konflik rasial.

Konflik rasial adalah jenis konflik yang terjadi antara ras yang berbeda. Hal ini disebabkan karena masing-masing ras merasa lebih unggul dan mengutamakan kelompoknya sendiri.

d. Konflik sosial.

Konflik sosial adalah konflik yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat. Konflik ini biasanya disebabkan karena adanya perbedaan pendapat atau argumentasi, pergaulan, masalah ekonomi, dan lain sebagainya.

e. Konflik politik.

Konflik politik adalah salah satu jenis konflik karena adanya perbedaan pandangan di dalam kehidupan berpolitik. Biasanya konflik ini disebabkan karena masing-masing kelompok ingin berkuasa di dalam sebuah sistem politik.

f. Politik internasional.

Jenis konflik politik internasional melibatkan berbagai macam kelompok negara karena adanya perbedaan kepentingan masing-masing negara.

3. Penyebab Konflik.

Konflik adalah perselisihan antar individu © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Berikut ini penyebab konflik yang sering muncul dalam diri sendiri maupun kelompok, meliputi.

a. Perbedaan antara individu.

Penyebab konflik terjadi yaitu perbedaan individu dan perasaan yang berbeda-beda. Di mana biasanya terdapat perbedaan perasaan dan pendirian terhadap suatu hal ataupun lingkungannya.

b. Perbedaan kebudayaan.

Budaya adalah cara hidup seseorang. Pastinya budaya satu kelompok dengan budaya kelompok lain berbeda. Perbedaan budaya, cara pandang, dan pendirian terkadang menimbulkan ketegangan dan konflik.

c. Benturan kepentingan.

Masing-masing orang tentu memiliki kepentingan, kepentingan antar individu atau kelompok berbeda dan terkadang menimbulkan perselisihan.

4. Dampak konflik.

Konflik adalah perselisihan antar individu © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

a. Dampak negatif.

- Merusak integrasi sosial masyarakat.

- Menyebabkan adanya rasa trauma secara sosial dan psikologis.

- Akan menimbulkan rasa dendam dan kurang menciptakan kehidupan secara harmonis. '

b. Dampak positif.

- Konflik dapat memperjelas berbagai aspek kehidupan yang masih belum terselesaikan.

- Dengan adanya konflik dapat menimbulkan penyesuaian kembali serangkaian norma dan makna nilai yang berlaku dalam masyarakat.

- Konflik mampu mendorong solidaritas mekanik dan solidaritas organik di antara anggota.

5. Cara mengatasi konflik.

Konflik adalah perselisihan antar individu © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

a. Kompetisi.

Penyelesaian konflik dengan kompetisi dikenal sebagai istilah win lose orientation, di mana dalam proses ini diselesaikan dengan menggambarkan satu pihak yang mengorbankan pihak lain.

b. Kolaborasi.

Kolaborasi adalah bentuk penyelesaian konflik yang bisa memuaskan kedua belah pihak, upaya tersebut adalah pendekatan pemecahan masalah yang membutuhkan integrasi dari kedua pihak.

c. Penghindaran.

Penyelesaian konflik biasanya menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok yang bersangkutan, kondisi ini menggambarkan penarikan kepentingan kelompok lain.

d. Arbitrasi.

Arbitrasi merupakan cara untuk mencapai kesepakatan antara kedua belah pihak. Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan mengikat.

e. Penengahan.

Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta melapangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu.