Brilio.net - Kisah haru pertemuan kakak beradik yang sudah lama terpisah ini terjadi di India. Dilansir brilio.net dari indianexpress.com, Selasa (11/8) kisah dimulai pada tiga tahun lalu, kakak beradik ini kehilangan orang tua mereka.

Karena sudah menjadi yatim piatu, keduanya pun akhirnya dipindahkan ke panti asuhan Hyderabad agar mendapatkan perawatan dan perhatian yang layak.

Anak malang ini terlahir tiga bersaudara, dua dari mereka tinggal bersama ayahnya. Sementara anak bungsu, tinggal bersama sang nenek.

Saat anak pertama dan kedua sudah diamankan ke panti asuhan, mereka tidak mengetahui bagaimana nasib adiknya yang tinggal bersama sang nenek.

Pertemuan mereka menjadi sebuah keajaiban dan bak sebuah film. "Itu adalah putaran nasib yang melakukannya," kata Petugas Kesejahteraan Distrik Hyderabad, Akeshwar Rao, yang memang memiliki peran luar biasa dalam mempertemukan saudara kandung ini kembali.

Nasib baik dimulai ketika sebuah acara diadakan di panti asuhan Hyderabad. Akeshwar Rao memang mengatakan, setiap tahunnya mereka memang mengadakan acara untuk mendorong partisipasi anak-anak. Pada tahun ini salah satu yang diadakan adalah science fair.

Dari acara itulah kedua kakak beradik yang berusia 12 dan 14 tahun itu melihat salah satu foto di pameran tersebut, dan mereka meyakini bahwa itu adalah adik mereka.

"Salah satunya adalah science fair yang digelar awal tahun ini. Beberapa foto pameran itu diedarkan di antara panti asuhan dan dua gadis, berusia 12 dan 14 tahun, memberi tahu pengasuh mereka bahwa seorang gadis di beberapa dari mereka mirip dengan saudara perempuan mereka yang hilang," kata Rao.

Kakak beradik ini pun memberi tahu petugas bahwa mereka memang memiliki adik yang paling kecil dan tinggal bersama neneknya. Mereka sangat yakin bahwa anak kecil di foto tersebut adalah adik mereka yang sudah lama terpisah.

"Kami kemudian menemukan bahwa saudara bungsu telah diselamatkan dari jalanan oleh petugas kami sendiri dua tahun lalu, dan ditempatkan di panti asuhan yang berbeda. Kami percaya bahwa dia mulai berkeliaran di jalanan setelah neneknya meninggal,"

Untuk meyakinkan bahwa mereka adalah saudara kandung, petugas pun melakukan tes DNA terhadap ketiganya.

"Ketika kami membawa saudara bungsu kedua kakak perempuan, dia tidak mengenali mereka. Tapi mereka yakin dia adalah saudara perempuan mereka yang hilang. Kami memutuskan untuk melakukan tes DNA pada ketiganya, dan cocok," kata Rao.

Menurut petugas kesejahteraan anak, kedua kakak perempuan itu sempat terpisah untuk sementara waktu pada awal kepergian sang ayah. Namun mereka tetap berkomunikasi dengan baik lewat petugas yang ada di sana hingga akhirnya dipersatukan di panti asuhan yang sama.

Namun beda halnya dengan si bungsu, dia terpaksa harus hidup dijalanan setelah kepergian sang nenek. Sampai akhirnya diselamatkan oleh dinas sosial.

"Ketika kami menemukan yang bungsu, dia berusia 4-5 tahun. Kami memasukkannya ke lembaga penitipan anak di Ameenpur. Pada April 2020, dia dipindahkan ke lembaga kesejahteraan sosial yang dikelola pemerintah di Ameerpet. Tapi selama ini, gadis itu tidak pernah menyebutkan memiliki saudara perempuan atau keluarga kepada pengasuh," kata Rao.

Bagi Polisi Telangana, yang ikut serta dalam pencarian gadis kecil itu, mengatakan bahwa cerita tersebut menandai tonggak sejarah lain dalam Operasi Muskaan. Dilaksanakan pada Januari 2015, operasi tersebut sejauh ini telah berhasil menyelamatkan lebih dari 22.000 anak-anak dari jalanan, beberapa di antaranya berasal dari Nepal dan Benggala Barat.

Telangana DGP M Mahender Reddy mengatakan, polisi memiliki tim khusus, termasuk polisi wanita, terutama untuk menyelamatkan anak-anak dari jalanan.

"Kami mengidentifikasi anak-anak dari stasiun kereta api dan bus, di luar tempat ibadah, dan jalan setapak. Sebagian besar anak-anak dipersatukan kembali dengan keluarga mereka saat kami berhasil melacak mereka juga. Sisanya dirawat di rumah penyelamatan atau panti jompo," kata Reddy.

Tahun lalu, Polisi Telangana menyelamatkan 1.293 anak-anak dari jalanan atau tempat kerja, dan 743 dipertemukan kembali dengan keluarga mereka. Dan pada 2019, mereka menyelamatkan 4.097 anak, termasuk 1.192 dari negara bagian lain.

Kini ketiga saudara yatim piatu itu kembali bersatu. Menurut Rao, ketiganya tampak menikmati pertemuan itu. Mereka kini sudah dilindungi bersama di satu atap.