Brilio.net - Sebutan bahwa Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa memang benar adanya. Sebab, perjuangan mereka dalam mendidik dan membagikan ilmu pada para siswanya tak bisa dipandang sebelah mata. Tanpa mereka, tak akan ada generasi penerus bangsa yang cerdas dan gemilang.

Bisa dibilang, segala hal pun akan mereka lakukan demi cerahnya masa depan siswa-siswinya. Tak peduli jika itu berarti mereka harus mengorbankan tenaga, pikiran, waktu, bahkan juga materi.

guru jalan 8km © 2019 brilio.net

foto: World of Buzz

Seorang guru bernama Cesar Punzalan ini, misalnya. Guru asal Filipina itu harus melakukan perjalanan jauh untuk bisa sampai di sekolah demi tanggung jawabnya mengajar. Dilansir brilio.net dari Liputan6, Senin (19/8), setiap hari ia harus menempuh jarak sejauh 8 km.

Tak tanggung-tanggung, jarak tersebut pun ditempuhnya hanya dengan berjalan kaki, bukan dengan sepeda apalagi kendaraan bermotor. Tak pelak, hal tersebut pun membuat sepatunya menjadi cepat rusak.

Melihat perjuangan sang guru yang begitu besar, para murid Cesar pun berinisiatif untuk memberikan kado istimewa untuknya. Mereka lalu memberikan kado berupa sepasang sepatu baru kepada sang guru.

guru jalan 8km © 2019 brilio.net

foto: World of Buzz

Saat Cesar memasuki ruang kelas dan siap untuk memulai pelajaran, seorang muridnya tiba-tiba berkata bahwa mereka memiliki sebuah hadiah khusus untuknya. Cesar kemudian menerima hadiah yang dihias pita itu dengan iringan sorak-sorai anak didiknya.

Awalnya, Cesar sendiri sebetulnya merasa ragu untuk membuka hadiah tersebut. Sebab, para murid membercandainya jika kotak itu berisikan kunci mobil, rumah, uang jutaan, dan seekor ular. Akan tetapi, ketika akhirnya kotak tersebut terbuka, ia pun terkejut bukan main.

Ia tak percaya jika isi kado tersebut adalah sepasang sepatu baru. Rasa haru yang begitu besar pun membuatnya tak kuasa menahan tetesan air mata. "Mengapa kalian menghabiskan uang?" tanya Cesar seperti yang brilio.net kutip dari World of Buzz.

Lalu, salah seorang siswanya pun menjawab bahwa mereka memang ingin menyumbangkan sebagian uang yang dimilikinya agar dapat memelikan sepatu untuk guru tercintanya.