Brilio.net - Salah satu unsur pemerintahan terkecil di Indonesia yakni desa. Sebuah desa biasanya dipimpin  seorang kepala desa yang bekerja mengurusi warganya. Di desa-desa biasanya terdapat kantor desa sebagai tempat bekerja kepala desa dan jajarannya.

Nah, salah satu kantor desa di Jember ini mencuri perhatian publik. Balai desa Kemuningsari Kidul tampak mencolok. Bangunan berkelir putih itu tak seperti kantor desa pada umumnya di Pulau Jawa. Balai desa itu didesain layaknya Istana Negara di Jakarta, lho.

Dari kejauhan, sudah nampak simbol Pancasila di depan gedung. Tangga berjejer dibangun persis di Istana Negara Jakarta. Di dalam gedung, antar ruangan dipisahkan dengan pintu kaca. Layaknya di gedung perkantoran modern.

Dilansir brilio.net dari merdeka.com, Kamis (22/7), kantor desa tersebut dibangun di lahan sekitar 3 hektare. Sementara bangunan memakan sekitar seperdelapan total luas lahan.

Butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk mencapai balai desa Kemuningsari Kidul jika berangkat dari pusat kota Jember. Di sepanjang jalan menuju balai desa, berjejeran sejumlah warung kaki lima yang menjajakan aneka makanan serta mainan anak.

Ide pembangunan 'Istana Negara' di Jember itu juga dilakukan setelah berembuk dengan tokoh desa melalui Badan Perwakilan Desa (BPD). Kepala Desa sebelumnya merupakan seorang kontraktor yang mendesain gedung balai tersebut.

“Kebetulan, kades yang sebelumnya itu berlatar belakang kontraktor, sehingga dia mendesain sendiri gedung ini,” ujar Dewi Kholifah, Kepala Desa (Kades) Kemuningsari Kidul yang dilansir dari merdeka.com, Kamis (22/7).

<img style=

foto: Merdeka.com

Megahnya balai desa itu ramai dibicarakan warga Jember. Sampai-sampai viral di media sosial. Warga ramai-ramai menengok bangunan di tengah persawahan itu. Bahkan, terdapat sepasang pria-wanita yang sedang melaksanakan foto pre-wedding di balai desa Kemuningsari Kidul. Mereka tahu kabar miniatur 'Istana Negara' itu lewat media sosial Instagram.

“Penasaran karena sudah sering melihat di Instagram, unik sekali. Kontras karena di desa ada bangunan seperti ini," Ahmad, pemuda asal Kecamatan Jombang, perbatasan Jember dan Lumajang, sebagaimana dilansir dari merdeka.com.

Balai desa tersebut dibangun sejak tahun 2004 dan baru selesai pada 2018. Saat itu, Desa Kemuningsari Kidul masih dipimpin oleh pendahulu Dewi, yakni Sujarwo Adiono. Pembangunan dilakukan bertahap dengan memakan biaya mencapai hampir Rp 4 miliar.

"Pembangunan tahap awal, dipersiapkan dana sekitar Rp 1,8 miliar untuk membiayai pembangunan balai desa Kemuningsari Kidul yang memang direncanakan untuk dibangun layaknya Istana Negara," ujar Dewi.

<img style=

foto: Merdeka.com

Antusiasme warga itu terbangun selama sosialisasi rencana pembangunan balai desa. Ada sebuah kebanggaan karena balai desa mereka tampil beda dibanding desa-desa lain yang ada di Jember.

Selain menumbuhkan kebanggaan, hal itu diharapkan memunculkan destinasi wisata desa yang memang marak digalakkan di Jember sejak beberapa tahun terakhir.

“Dan terbukti memang, di sekitar balai desa ini menjadi salah satu pusat ekonomi desa. Banyak pedagang UMKM yang berjualan di sini mengais rezeki,” ujar Dewi.

Sejak pandemi Covid-19, kegiatan kerumunan tak lagi ada di balai desa Kemuningsari Kidul. Di sisi utara, terlihat dibangun pos pemantauan PPKM yang berisi unsur TNI/Polri, Puskesmas serta perangkat desa.