Brilio.net - Vietnam merupakan salah satu negara yang sukses melawan virus corona Covid-19. Salah satu parameternya, tidak ada kasus kematian di Vietnam. Dilansir dari laman aseanbriefing.com, Kementerian Kesehatan Vietnam mengonfirmasi total 241 kasus Covid-19 ada 6 April 2020. Namun hingga saat ini, belum terdapat kasus kematian akibat Covid-19. Alias nol kasus kematian.

Sehingga negara dengan ibu kota Hanoi itu menjadi salah satu negara di Asia Tenggara, yang tidak memiliki kasus kematian akibat virus corona Covid-19 selain Laos dan Kamboja. Kasus pertama dikonfirmasi dialami oleh pria berusia 50 tahun, yang diidentifikasi sebagai NVV. Sebelumnya, ia tertular dari putrinya berusia 23 tahun yang terinfeksi.

Anak perempuannya adalah satu dari delapan orang karyawan perusahaan Jepang yang baru kembali dari Wuhan, China pada 17 Januari. Kesemuanya berasal dari distrik yang sama yaitu distrik Son Loi di provinsi utara Vinh Phuc.

Vietnam secara resmi menyatakan virus corona sebagai epidemi pada 1 Februari, ketika jumlah kasus di negara itu meningkat menjadi enam. Termasuk kerabat dan teman-teman mereka juga terinfeksi. Juga seorang bayi yang berusia tiga bulan dan menjadi pasien termuda saat itu.

Para pejabat dan pakar kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, respons cepat pemerintah terhadap keadaan darurat sangat penting dalam mengatasi krisis pada tahap awal. Hal itulah yang dilakukan Vietnam.

Saat kasus pertama diumumkan di sebuah desa utara Hanoi, tak lama desa itu diisolasi selama 20 hari. Hal ini sangat berpengaruh dalam menekan penyebaran virus Covid-19. Pada 13 Februari, kementerian Kesehatan Vietnam memerintahkan 10.600 penduduk Son Loi untuk tetap dikarantina selama 20 hari, sebelum ditemukan lebih banyak kasus.

"Jika pertempuran Covid-19 adalah perang, maka kami telah memenangkan putaran pertama, tetapi tidak seluruh perang karena situasinya bisa sangat tidak terduga," kata Menteri Kesehatan Vietnam.

Pada hari Rabu, pemerintah Vietnam menyatakan, pasien ke-16 dan terakhir yang terinfeksi virus telah dikeluarkan dari rumah sakit. Dr Kidong Park, perwakilan WHO di Vietnam menghubungkan keberhasilan itu dengan proaktif dan konsistensi pemerintah selama wabah virus Covid-19.

"Negara ini telah mengaktifkan respons cepatnya sejak awal wabah Covid-19 dikonfirmasi. Upaya yang dilakukan dengan mengintensifkan pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi serta manajemen kasus di fasilitas kesehatan, pesan komunikasi risiko yang jelas, dan kolaborasi multi-sektoral," ungkap Park.

"Belum ada obat untuk virus ini. Kami mengandalkan prinsip-prinsip dasar," kata Nguyen Thanh Long, Wakil Menteri Kesehatan saat konferensi pers di Hanoi pada awal Februari.

Petugas kesehatan telah diinstruksikan untuk mengikuti beberapa protokol untuk menilai infeksi dan tingkat keparahan, seperti melalui tahap-tahap berikut:

- Pertama, dokter diharuskan mengobati gejala yang dialami pasien, seperti demam.
- Kedua, pasien harus memakan makanan sehat dan bergizi.
- Ketiga, menurut Nguyen, adalah memonitor tingkat saturasi oksigen dalam darah pasien.

Vietnam juga meliburkan belajar-mengajar, memperpanjang waktu libur sekolah untuk melindungi siswa. Jutaan siswa di 63 kota dan provinsi di Vietnam belum kembali ke sekolah sejak awal perayaan Tahun Baru Imlek.

Wakil Menteri Pendidikan dan Pelatihan Nguyen Huu Do mengatakan dalam pertemuan pada hari Selasa, "Keselamatan siswa harus ditempatkan di atas segalanya."

Kementerian telah menginstruksikan sekolah untuk mendisinfeksi ruang kelas sebelum siswa melanjutkan kelas mereka. Guru dan staf telah diminta untuk mengingatkan siswa tentang kebersihan yang layak seperti mencuci tangan, dan melakukan pemeriksaan suhu pada siswa pada saat mereka datang. Sekolah juga diharuskan menyiapkan formulir kesehatan yang digunakan untuk memantau siswa.

Meskipun Vietnam dianggap telah berhasil menekan penyebaran virus Covid-19, namun masih banyak yang percaya bahwa hal itu belum cukup. Terutama terkait perdagangan satwa liar.

Hewan liar telah diidentifikasi sebagai penghubung yang memungkinkan penyakit mematikan untuk melompat ke manusia. Mirip dengan sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) pada tahun 2002 dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) pada tahun 2012.

Langkah-langkah yang dilakukan Vietnam terkait perdagangan satwa liar adalah:

- Pada 28 Januari, Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc memerintahkan larangan impor hewan liar ke Vietnam.
- Departemen Perlindungan Hutan untuk sementara waktu melarang pengangkutan hewan liar di luar wilayah provinsi, atau keluar dari lokasi mereka saat ini di Vietnam.

Dalam upaya mengurangi penyebaran virus Covid-19, Vietnam memberlakukan kebijakan untuk tidak meneriman wisatawan asing selama wabah Covid-19. Terkait kebijakan itu, Vietnam mengumumkan penghentian sementara visa untuk warga negara Korea Selatan mulai hari Sabtu.

Pada saat yang sama, Vietnam mengumumkan bahwa para pelancong Iran dan Italia akan dikenai karantina 14 hari setelah tiba di Vietnam. Vietnam juga sementara menangguhkan pembebasan visa untuk delapan negara karena wabah.

Warga negara Inggris, Denmark, Norwegia, Finlandia, Swedia, Prancis, Jerman dan Spanyol sementara waktu tidak akan dapat menggunakan program pembebasan visa.

"Kami masih jauh dari selesai," ungkap Park.

"Kami berada di titik kritis dalam wabah. Negara-negara lain, termasuk Vietnam, harus menggunakan waktu ini untuk mempersiapkan kemungkinan penularan yang lebih luas," lanjutnya lagi.