Brilio.net - Badan meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadinya gempa dengan magnitudo 6,8 di Ambon, Maluku, Kamis (26/9) pukul 08.46 WIT. Hingga saat ini dilaporkan 20 orang meninggal dan ratusan orang lainnya luka.

Usai terjadi gempa, ada sebuah fenomena alam yang juga dirasakan oleh masyarakat setempat. Dilansir dari liputan6.com, permukaan air laut di depan Desa Gemba, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat terlihat seperti mendidih.

Kejadian ini sendiri diambil oleh salah satu warga yang berada di daerah lokasi pengungsian. Dalam video berdurasi 45 detik itu, warga melihat fenomena ini terjadi bersamaan dengan gempa. Mereka menduga ini menjadi pusat gempa.

Sementara BMKG belum bisa memastikan apa yang terjadi di laut Ambon saat terjadi rentetan gempa tersebut.

Masyarakat yang mendiami pesisir pantai di Pulau Seram, Pulau Ambon, Pulau Haruku, Pulau Nusa Laut, Pulau Saparua malam ini memilih tidur di hutan. Dengan beralaskan tikar dan beratapkan terpal, mereka memboyong keluarga dan sakan saudara ke hutan.

"Kami takut akan terjadi tsunami, sekarang semua sudah di hutan, kampung kosong," ujar salah satu warga dari Siri Sori Islam Kecamatan Saparua seperti dikutip dari liputan6.com, Jumat (27/9).

Hal yang sama juga dilakukan, masyarakat Desa Hualoy, Desa Latu dan sejumlah desa lainnya di Pulau Seram Kabupaten Seram Bagian Barat. Mereka mengungsi ke hutan karena lebih aman, lokasinya diketinggian dan jauh dari bangunan.

"Saat ini saya dan anak dan istri di gunung, warga di sini pakai tenda untuk menginap," ujar Nurdin warga Desa Hualoy.

Tidur di luar rumah juga dilakukan masyarakat di Kota Ambon. Usai diguncang puluhan gempa bumi isituasi Kota Ambon sepi, hampir tak ada kendaraan yang melintas. Para pedagang di Pasar Mardika yang berada di bibir Teluk Kota Ambon memilih tidak berdagang, toko sembako dan supermarket juga tutup.