Brilio.net - Ular adalah predator yang sangat ditakuti banyak orang. Selain bentuk dan tingkah yang agresif, ular juga merupakan predator kelas kakap. Bila salah penanganan ketika terkena bisa ular, maka akan berdampak fatal.

Ular biasa hidup di tempat yang rimbun dan tak tampak oleh manusia. Ia bersembunyi di lubang-lubang tanah, hutan, sawah ataupun perkampungan.

Di sisi lain, ular juga sering menjadi perhatian masyarakat ketika berada di parade sirkus. Orang yang datang akan melihat keunikan ular tersebut. Seperti ukuran yang sangat besar, panjang yang tak lazim atau kecacatan pada ular. Sama halnya yang ditemukan di Australia.

ular bermata tiga di australia © 2019 brilio.net

foto: Facebook/@Northern Territory Parks and Wildlife

Polisi hutan dikejutkan dengan penampakan ular yang mempunyai tiga mata di kepalanya. Adapun tiga mata di antaranya dua mata normal dan satu mata di bagian dahi. Ular tersebut berjenis sanca karpet (Morelia spilota). Kondisi ini dinilai jarang terjadi oleh asisten profesor biologi di Missouri Southern State University.

"Sampai hari ini, saya belum pernah melihat ular dengan tiga mata," kata Penning kepada Live Science melalui email. "Saya telah melihat ular dengan dua kepala dan beberapa kelainan bentuk wajah yang aneh tapi tidak seperti ini," kata sang profesor.

ular bermata tiga di australia © 2019 brilio.net

foto: Facebook/@Northern Territory Parks and Wildlife

Rangers atau penjaga hutan Komisi Taman dan Margasatwa Australia Utara (NTPWC) menemukan ular sanca liar yang mereka juluki Monty, di jalan raya dekat Humpty Doo, sebuah kota kecil sekitar 25 mil sekitar 40 kilometer tenggara Darwin, pada akhir Maret. Ular itu mati minggu lalu, menurut laporan berita.

NTPWC mengatakan dalam postingan Facebook Rabu (1/5) menyebutkan ular karpet nonvenomous ini asli Australia dan New Guinea. Ular ini dapat tumbuh hingga 9 kaki atau setara 3 meter. Namun ular tersebut hanya berukuran 40 centimeter. Hal ini menunjukkan bahwa ular tersebut masih berusia remaja.

ular bermata tiga di australia © 2019 brilio.net

foto: Facebook/@Northern Territory Parks and Wildlife

Selanjutnya, penjaga hutan itu diperiksa dengan sinar-X. Gambar-gambar yang dihasilkan menunjukkan bahwa ular itu tidak memiliki dua kepala terpisah yang dipalsukan, seperti yang diduga oleh penjaga.

"Sebaliknya, itu tampak seperti satu tengkorak dengan rongga mata tambahan dan tiga mata yang berfungsi," pernyataan NTPWC dalam unggahan yang sama.

Cacat ini kemungkinan terjadi sejak awal selama perkembangan embrio ular, kata mereka, menambahkan bahwa hal tersebut kemungkinan kejadian alami. Hal ini dikarenakan kecacatan pada reptil relatif umum. Fenomena ini juga bukan karena faktor lingkungan, seperti polusi.

Temuan yang membuat para ilmuwan takjub adalah mata ular bisa melihat cahaya di siang hari. Ilmuwan mengklaim bahwa penyebab kelainan si ular Monty disebabkan karena ibu ular makan telur jahat yang disebut siput setelah meletakkan Monty.  

Kehadiran mata ketiga dalam tubuh ular disebutkan mampu memengaruhi sistem tubuhnya.

"Ketika Anda memikirkan betapa banyaknya sistem yang terlibat dalam tengkorak dan jaringan saraf, akan mempunyai kemungkinan kematian yang cukup besar. Sebagai contoh, kemungkinan bahwa mata ketiga ini akan membutuhkan saraf optik ketiga, yang tentunya akan memperumit tata letak khas otak," kata Penning.

Penilaian ini sesuai dengan laporan dari polisi hutan yang menemukan bahwa Monty berjuang untuk makan karena kelainan bentuknya. Ini bisa menjadi sebab kematian Monty. Saat ini mayatnya disimpan di pusat Organisasi Penelitian Ilmiah dan Industri Persemakmuran di Darwin.