Brilio.net - Fabel adalah cerita cerita fiksi tentang kehidupan hewan yang memiliki sifat layaknya manusia. Tokoh utama dalam cerita fabel adalah binatang-binatang yang dapat berinteraksi dan berpikir.

Dalam cerita fabel memiliki berbagai pesan moral, di antaranya mengenai kejujuran, amanah, dan tentang disiplin, yang sangat bagus untuk diambil pelajarannya. Bahkan cerita fabel sangat diminati oleh berbagai kalangan, termasuk anak-anak.

Pasti kamu sudah nggak asing lagi dengan cerita si kancil, itu merupakan salah satu contoh dari cerita fabel. Selain itu, di era teknologi yang semakin canggih seperti saat ini, fabel tak hanya berbentuk cerita namun juga dibuat film yang menggambarkan karakter binatang-binatang.

Lebih lanjut, brilio.net telah merangkum dari berbagai sumber pada Selasa (15/3), berikut jenis dan ciri-ciri dari fabel.

1. Ciri-ciri fabel.

<img style=

foto: freepik.com

Berikut ini ciri-ciri fabel yang perlu kamu ketahui.

a. Tokoh utama dalam cerita fabel adalah binatang seperti halnya semut, kancil, buaya, gajah, kera, ikan, dan lain sebagainya.

b. Tokoh-tokoh dalam fabel digambarkan memiliki watak seperti halnya manusia, yaitu tokoh baik dan tokoh jahat.

c. Biasanya, latar belakang dalam cerita fabel berada di alam, seperti sungai, hutan, danau, kolam, dan lain sebagainya.

d. Karakteristik kebahasaan fabel menggunakan kalimat naratif dan kalimat langsung atau dialog.

e. Alur cerita fabel memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan sebab-akibat.

2. Jenis-jenis fabel.

<img style=

foto: freepik.com

Fabel dibedakan dalam dua jenis, yaitu fabel klasik dan fabel modern. Berikut ini penjelasannya.

a. Fabel klasik.

Fabel klasik biasanya ditandai dengan cerita yang turun temurun dari generasi ke generasi. Contohnya seperti cerita kancil dan buaya, gagak dan elang, dan cerita lainnya.

Ciri-ciri fabel klasik.

- Cerita fabel klasik sangat pendek dan jelas.

- Biasanya tema yang diangkat sederhana.

- Sifat hewani dalam tokoh fabel klasik masih melekat.

b. Fabel modern.

Fabel modern dibuat sebagai bentuk ekspresi dari penulis.

Ciri-ciri dari fabel modern.

- Alur cerita yang diangkat boleh panjang atau pendek.

- Tema cerita cenderung rumit.

- Fabel modern berupa epik atau saga dengan prosa yang mengisahkan pahlawan.

3. Struktur fabel.

<img style=

foto: freepik.com

Struktur fabel biasanya nggak jauh beda dengan cerita fantasi. Struktur fabel terdiri atas orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda. Berikut ini penjelasannya.

a. Orientasi, merupakan bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar belakang, dan waktu.

b. Komplikasi, bagian ini berisi urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab akibat. Bagian ini merupakan inti dari cerita yang berisi permasalahan.

c. Resolusi, bagian ini merupakan lanjutan dari komplikasi, yaitu pemecahan masalah. Penggambaran solusi masalah dibuat kreatif supaya menimbulkan kesan yang menarik.

d. Koda, bagian ini merupakan bagian akhir yang biasanya berupa simpulan atau akhir cerita.

4. Unsur kebahasaan fabel.

<img style=

foto: freepik.com

a. Menggunakan kata transitif.

Kata kerja yang digunakan dalam sebuah fabel adalah kata kerja transitif yang diikuti oleh objek dan kata kerja intrinsif yang nggak diikuti oleh objek atau pelengkap. Kata kerja tersebut digunakan untuk menunjukkan peristiwa yang dialami oleh tokoh.

b. Menggunakan kata sandang "Si" dan "Sang".

Kata sandang adalah sejenis kata penentu atau pembatas yang letaknya di depan kata benda atau kata sifat. Kata sandang yang sering digunakan dalam fabel adalah kata "Si" dan "Sang" pada penulisan tokoh. Contohnya, Si Kancil.

c. Menggunakan kata keterangan tempat dan waktu.

Kata keterangan pada fabel digunakan untuk menggambarkan latar. Untuk menunjukkan latar tempat menggunakan kata "di" dan untuk menunjukkan keterangan waktu menggunakan kata seperti, kemarin, sekarang, dan besok.

d. Menggunakan kata hubung kronologis waktu.

Kata hubung kronologis waktu merupakan kata hubung yang menunjukkan urutan terjadinya sebuah peristiwa, ditandai dengan penggunaan kata lalu, kemudian, akhirnya, setelah itu, dan sebagainya.

Sumber: Cikawati. 2020. Sastra Indonesia Untuk Siswa Madrasah Aliyah (MA). Yogyakarta:Deepublish