Niat Puasa Tarwiyah.

Setelah selesai dengan ibadah puasa sunnah 7 hari di awal bulan Dzulhijjah, umat muslim yang masih menginginkan keberkahan Allah bisa melanjutkan dengan puasa tarwiyah. Dalam melaksanakan puasa tarwiyah ini, didasar pada Abu Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Tiap hamba Allah SWT yang berpuasa sehari karena Allah SWT, maka Allah SWT akan menjauhkan wajahnya dari api neraka hingga jarak 70 tahun." (HR Muslim).

Niat puasa tarwiyah diucapkan pada tanggal 8 Dzulhijjah, tepat setelah puasa 7 hari selesai atau dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha.

Berikut niat puasa tarwiyah:

"Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala."

Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah tarwiyah karena Allah ta'ala."

Setelah membaca niat puasa tersebut, bisa menjalankan sahur pada dini hari dan menjalankan puasa Tarwiyah.

Niat Puasa Arafah.

Setelah menjalankan puasa sunnah Dzulhijjah pada 7 hari pertama, dan puasa tarwiyah pada hari ke 8. Maka dianjurkan juga bagi umat muslim yang sedang tidak berhalangan ibadah haji untuk melaksanakan puasa arafah. Puasa arafah dilakukan tepat setelah puasa tarwiyah, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah. Bahkan Rasulullah SAW bersabda tentang puasa arafah,

"Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu, dan puasa Arafah itu dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." (HR. An Nasaa’i).

Berikut niat puasa arafah:

"Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala."

Artinya: "Saya niat puasa Arafah, karena Allah ta'ala."