Nama gadis ini terbilang unik, cuma terdiri dari satu huruf. Awal dia sekolah masih belum mengtahui kalau namanya hanya Y, karena panggilannya waktu itu adalah 'Ai', 'Aik', atau 'Ei'. Namun pada waktu SD saat gadis kelahiran 07 Desember 1997 ini bisa membaca, dia mengaku kaget jika namanya cuma Y.

Nama ini pun memberi cerita bagi kehidupan warga Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta ini. Dia telah berulang kali diminta para guru untuk melengkapi namanya. Pernah juga namanya dilompati saat dibacakan absensi di kelas.

Pun banyak orang yang tidak percaya dengan namanya itu. Akibat sering ditanya, ayahnya memberi nama lain yang panjangnya 17 kata. Yaitu Aiwinur Siti Diah Ayu Mega Ningrum Dwi Pangestuti Lestari Endang Pamikasih Sri Kumala Sari Dewi Puspita Anggraini.

Namun nama ini tak pernah benar-benar dipakai hingga kini. Alias hanya untuk memuaskan penasaran orang-orang yang bertanya namanya.

Nama Y ini diberikan sang ayah secara spontan saat akan membuat akta kelahiran. Padahal awalnya akan diberi nama Darsih Utami.

"Itu saya ambilkan dari huruf Arab ‘ya’. Bagaimana anak saya ini bisa menjadi baik dan sebaik-baiknya manusia," tutur sang ayah.

"Huruf ‘ya’ itu kan yang terakhir, sudah sempurna sudah bagus. Apa saja kalau sudah terakhir itu bagus. Semoga di masa krisis ekonomi ini, dengan nama Y, besoknya baik," tambahnya.

Ibu Y pun kaget setelah tahu nama anaknya diganti. Demikian pula para tetangga dan teman kerja sang ayah. Namun Y mengaku senang dengan namanya karena mudah dihapalkan orang.