Brilio.net - Perubahan iklim yang terjadi meningkatkan risiko dan peluang curah hujan ekstrem sehingga memicu terjadinya banjir di beberapa daerah seperti Jabodetabek.

Ya, hujan dengan intensitas tinggi pada awal tahun ini mengguyur Jabodetabek, hingga membuat kawasan Jakarta dan sekitarnya dilanda banjir. Banjir di Jakarta kemarin menjadi sorotan berbagai pihak. Pasalnya musibah ini cukup merata terjadi di sebagian besar wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi dan beberapa daerah lainnya.

Bukan hanya Jakarta yang langganan banjir. Negara maju seperti Jepang pun pernah mengalaminya. Namun bukan Jepang namanya, jika tak punya terobosan mengatasi atau mencegah bencana. Negara maju ini ternyata telah memiliki proyek pengendalian banjir yang canggih. Bahkan proyek ini juga dimanfaatkan sebagai salah satu objek wisata, seperti dikutip brilio.net dari Facebook J-lovers_INDO, Minggu (5/1).

Rupanya Jepang memiliki drainase bawah tanah luar kota yang dijuluki G-Cans. G-Cans merupakan sebuah proyek infrastruktur bawah tahan di Kasukabe, Saitama. Fasilitas pengendalian banjir bawah tanah ini diketahui merupakan terbesar di dunia yang sengaja dibangun untuk mencegah meluapnya kanal dan sungai di kota tersebut saat musim hujan tiba.

Sistem G-Cans ini menjadi salah satu kunci bagaimana Jepang mengantisipasi bencana banjir. Ya, G-Cans terdiri dari lima tangki raksasa terkubur di bawah tanah, yang semuanya tersambung satu sama lain oleh gorongan raksasa sepanjang 6,5 kilometer dengan kedalaman 50 meter dari permukaan tanah. Pipa dan gorong-gorong raksasa itu menyambung ke sistem pemompa yang kemudian dialirkan ke sungai yang menuju laut.

Semua sistem pengendalian banjir ini berada di bawah kota metropolis Jepang. Tokyo sebagai salah satu kota terpadat di dunia dijadikan salah satu tempat dimana sistem pengendalian banjir ini dibuat. Hebatnya, hampir semua proyek bawah tanah ini tak terlihat oleh penduduk Jepang. Terhitung setidaknya Jepang telah memiliki dua proyek konstruksi besar-besaran yang dibangun untuk melindungi Ibukota Jepang dari ancaman banjir sepanjang musim hujan.

Untuk proyek pertama itu dikenal sebagai Terowongan Pembuangan Bawah Tanah Luar Wilayah Metropolitan, atau yang dikenal G-Cans, yang selesai pada tahun 2009 silam.