Brilio.net - Indonesia yang kaya akan budaya dan kesenian membuat beberapa orang tertarik datang ke negara ini. Mulai dari hanya liburan, menjadi relawan, hingga menempuh pendidikan di Indonesia.

Salah satu budaya yang dimiliki oleh Indonesia yakni bahasa daerah. Beberapa di antara bahasa daerah Indonesia mulai semakin terkenal di penjuru dunia. Tak pelak banyak bule yang ingin mempelajari bahasa daerah. Salah satunya bahasa Jawa.

Seperti Swantje, bule cantik asal Jerman ini jago banget berbahasa Jawa. Bahkan bule yang akhirnya menikah dengan pria Indonesia ini logatnya medok banget, loh.

Dilansir dari sebuah video yang diunggah pada akun YouTube Londokampung, Kamis (1/7), Swantje awalnya menjadi relawan dan berkuliah, yang akhirnya tertarik dengan salah satu pria Indonesia. Bahkan, kini keduanya telah menikah dan memiliki dua anak.

Dari pengakuannya dalam video tersebut, Swantje sudah jago bahasa Jawa sejak sebelum bertemu suaminya yang merupakan orang Indonesia.

"Ketemu 2011, ketemu di lapangan futsal," ungkap Venda, suami Swantje.

"Kok bisa?" tanya pemilik akun YouTube Londokampung.

"Ada grup orang Australia yang suka futsal. Nah, aku juga ikut futsal itu. Lalu ketemu," jelas Swantje dengan logat Bahasa Jawa-nya.

"Ketemu, nah terus kenalan kan. 'Loh, kok aksennya medok?' Aku ya kaget. Soalnya kan bule," kata Venda juga kaget saat bertemu istrinya dengan logat medoknya.

"Aku ikut (grup Australia) karena tidak ada orang Jerman di kuliahku itu," jelas Swantje.

<img style=

foto: YouTube/Londokampung

Swantje mengaku tertarik dengan Indonesia karena setelah lulus sekolah ingin ikut program relawan ke luar negeri. Akhirnya ia memilih Indonesia untuk program relawan tersebut.

Swantje sendiri dapat lancar berbahasa Jawa dengan belajar secara otodidak.

"Soalnya aku sudah tahu bahasa Indonesia. Aku juga bisa bahasa Jawa dari dengar-dengar saja. Semakin lama, makin paham. Tetapi aku enggak sering pakai bahasa Jawa, karena aku belum lancar. Agak susah," kata Swantje.

"Tapi dia cepat belajar bahasa Jawa dan Indonesia, karena dulu di program relawannya. Kata dia, tidak ada yang bisa bahasa Inggris," lanjut Venda.