Brilio.net - Pembangkit listrik tenaga batu bara Wedel yang berada di tepi Sungai Elbe telah berhenti beroperasi selama hampir 50 tahun. Pembangkit ini pertama kali dibuka pada tahun 1966. Meskipun sudah lama, namun pembangkit tersebut adalah pembangkit yang penting untuk menyuplai listrik di Hamburg, Jerman.

Ketika surat kabar Jerman, Der Spiegel mengunjungi Wedel delapan tahun yang lalu, surat kabar ini mencatat bahwa Wedel akan mendapat pembaruan untuk beroperasi kembali. Wedel beroperasi pada efisiensi 37 persen, hampir 10 persen kurangnya dari normal industri.

Namun bukannya menutup pembangkit ini, perusahaan pemilik Wedel, Vattenfall, justru memilih untuk menghidupkan kembali Wedel meski harus melalui proses yang panjang dan mahal. Vattenfall bekerja sama dengan GE Power Services untuk memperbaiki dua turbin uap Siemens yang berada di pembangkit listrik Wedel.

GE telah mengambil alih perbaikan peralatan untuk pembangkit listrik Vattenfall di Jerman selama 25 tahun, tapi Wedel akan menjadi salah satu renovasi yang paling signifikan sampai saat ini. "Ini adalah salah satu kontrak terbesar yang pernah kami menangkan dalam bisnis ini di Jerman," kata Christian Pohle, manajer power-plant services untuk GE Power, dikutip dari gerepots.co.id, Sabtu (24/12).

Upgrade sepasang turbin yang berusia puluhan tahun bukanlah tugas yang mudah. "Pertama-tama bagian rotor harus dihapus, bantalannya, langit-langit, unit kontrol. Dan masih banyak lagi," ujar Pohle.

pembangkit tua jerman Istimewa

foto: gereports.com

Dengan mengambil turbin sepanjang 4 meter yang terpisah, GE dapat menemukan masalah tersembunyi yang perlu ditangani untuk memastikan turbin terus bekerja secara optimal untuk tahun-tahun mendatang. Memahami kompleksitas turbin uap adalah seni. GE akan membangun turbin yang sempurna yang sesuai dengan pembangkit Wedel dalam pembaruannya. "Sekitar 60 orang dari GE akan bekerja pada proyek perbaikan di Wedel ini," Pohle menambahkan.

Jadi apa yang menjadi pertimbangan dan masalah untuk meng-upgrade turbin uap tua ini? Ada banyak alasan yang mendasari hal ini.

1. Pertama, pembangkit listrik baru (seperti pabrik baru Vattenfall di kawasan Moorburg Hamburg) dapat biaya lebih dari 2 miliar Euro untuk pembanguan tersebut. Sementara itu, biaya tersebut dinilai kurang untuk penanganan Wedel.

2. Kedua, proses pembangkit listrik tua yang "re-powering" juga berarti sebagian besar dapat terus berjalan dan menghasilkan panas atau listrik selama upgrade. Tidak perlu untuk merobek struktur lama turun, dan mendapatkan izin kerja juga lebih mudah.

3. Ketiga, Wedel adalah salah satu dari serangkaian pembangkit di Eropa yang mendapat perbaikan dari GE tahun ini. Pada bulan Juni, perusahaan menggunakan perangkat lunak dan peralatan baru untuk membangkitkan lagi pembangkit listrik yang sebelumnya dinonaktifkan dekat Turin, Italia.

GE mengatakan teknologi sekarang memungkinkan untuk merespon grid saat dibutuhkan lebih banyak kekuatan, mensimulasikan kondisi grid, dan membuat pembangkt merespons dengan cepat serta dengan cara yang menguntungkan.

Di Indonesia sendiri, GE juga memperkenalkan solusi ini dalam upaya mendukung target 35.000 MW dari pemerintah Indonesia.

Sales Account Director Power Services GE Power Indonesia I Putu Satria Ascita mengatakan, layanan pengelolaan pembangkit listrik terbaru itu akan dapat mengoptimalkan efisiensi kinerja pembangkit listrik. Dengan demikian akan dapat melakukan penghematan biaya sekaligus meningkatkan kapasitas listrik. "Kami ada 'repowering' dengan kapabilitas luas yang memberi hasil efisien, terpercaya dan ketersediannya tinggi," jelasnya.

Menurut Putu, pembangkit listrik di Indonesia mayoritas berumur tua di atas 10 tahun sehingga tidak efisien lagi. Keandalan dan ketersediaan komponennya juga terus menurun. "Maka, kami menawarkan solusi yang cepat, kompetitif melalui peremajaan aset-aset lama dan yang efisiensinya sudah menurun. Ini menjadi salah satu kontribusi kami di proyek 35.000 MW," imbuhnya.

Secara bertahap, GE juga memadukan pengalaman industrial dan keahlian mengelola big data guna mengembangkan teknologi informasi untuk teknologi operasional mutakhir. Putu menambahkan bahwa digitalisasi ini bisa memberikan kecepatan, karena pelanggan bisa memonitor langsung bisnis mereka secara 'real time'. Selain itu juga bisa mengoptimalkan bisnis apakah performanya turun atau membahayakan sehingga bisa dijaga.