Brilio.net - Singapura memang sudah dikenal dengan berbagai kemajuan. Eits, tapi di balik semua hal yang sudah berkembang pesat, Negeri Singa ini masih menjaga bangunan bersejarahnya. Salah satunya dapat dilihat di Telok Ayer Street, Singapura.

review amoy hotel © 2018 brilio.net

foto: Far East Hospitality

Di pusat distrik Singapura yang sibuk, siapa sangka kamu bisa menemukan klenteng dari tahun 1824. Dari pinggir jalan, bangunan tersebut terlihat kontras dengan gedung di sekelilingnya yang menjulang tinggi. Kejutan tak berhenti di situ. Dilaporkan reporter brilio.net, Septika Khoridatus Shidqiyyah, saat melangkah masuk bakal terkesima dengan pemandangan di dalamnya yang sarat dengan nuansa khas China zaman dulu.

review amoy hotel © 2018 brilio.net

foto: Far East Hospitality

Di bagian depan ruang itu ada miniatur perahu dan sebuah diorama. Selidik punya selidik, miniatur perahu dan diorama tersebut berkaitan erat dengan kisah perjuangan imigran China Hakka dan Kanton ke Singapura lho. Semua itu bisa kamu temukan di kelenteng Fuk Tak Chi.

review amoy hotel © 2018 brilio.net

foto: Far East Hospitality

Kejutan lain akan menyambutmu saat melangkahkan kaki lebih ke dalam. Pasalnya di balik kelenteng yang sekarang diubah menjadi museum tersebut tersembunyi sebuah hotel bernama Amoy Hotel yang dibuka oleh Far East Hospitality pada November 2013 silam.

review amoy hotel © 2018 brilio.net

foto: Far East Hospitality

Di bagian lobi Amoy Hotel, kamu bisa melihat barang-barang peninggalan orang China zaman dulu. Sementara di depan lobi terdapat sumur batu lengkap dengan pancuran air terbuat dari bambu. Sumur ini menempel pada dinding yang berhias nama-nama marga para imigran, seperti Zhuang, Chen, Zheng, Wang dan lainnya.

review amoy hotel © 2018 brilio.net

foto: brilio.net/Septika

Bersebelahan dengan lobi, terdapat restoran Jepang bernama Jin yang siap memanjakan lidahmu dengan menu masakan tradisionalnya. Pun tak ketinggalan grafiti-grafiti kartun imigran China tradisional di dinding yang berwarna kuning serta kursi-kursi kayu siap menyambut kedatanganmu di Amoy Hotel.

Keunikan lain, kamar di Amoy Hotel hanya berjumlah 36. Pada bagian depan kamar selain diberi nomor layaknya kamar hotel lainnya juga diberi nama dengan marga Chen, Yang, Huang, dan lain-lain.

review amoy hotel © 2018 brilio.net

foto: brilio.net/Septika

Arsitektur hotel ini didominasi dengan nuansa kayu. Jendela-jendela kayu di setiap kamarnya pun dibuat dengan kayu yang dicat merah. Kendati bergaya tradisional, hotel ini juga tetap diberi sentuhan modern dalam setiap kamarnya lho.

Untuk memanjakan waktu istirahat di Amoy Hotel, beragam fasilitas menarik dapat kamu temukan. Antara lain minibar, teko pemasak air, coffee maker, kopi dan teh, televisi dan telepon. Kamar mandinya sendiri bergaya minimalis modern dengan wastafel porselen.

review amoy hotel © 2018 brilio.net

foto: Far East Hospitality

Keunikan lainnya, meski Amoy Hotel hanya menyediakan 2 tipe kamar yakni Cozy Single dan Double Deluxe, Masing-masing kamar memiliki tata ruangan sendiri lho. Jadi, tidak ada kamar yang ditata dengan sama persis.

review amoy hotel © 2018 brilio.net

foto: Far East Hospitality

Selaras dengan kisah yang tersimpan di bangunan tersebut, lokasi berdirinya kelenteng Fuk Tak Chi dan Amoy Hotel dulunya lokasi pendaratan imigran Tionghoa yang tiba dengan perahu kala mencari kehidupan yang lebih baik.

Ingin merasakan kentalnya suasana etnis Tionghoa zaman dulu di tengah area bisnis Singapura yang sibuk? Yuk menginap di Amoy Hotel yang terletak di Telok Ayer Street, Singapura. Untuk reservasi dan penawaran menariknya kamu bisa langsung cek ke www.stayfareast.com nih, Sobat Brilio.