Brilio.net - Lebaran sudah tiba! Kamu ada rencana apa nih, untuk mengisi waktu libur? Selain menikmati waktu dengan beristirahat, jangan sampai lupa juga untuk melakukan silaturahmi. Ya, agenda bertamu ke rumah orang lain ini menjadi salah satu tradisi yang khas bagi masyarakat Indonesia.

Apalagi di momen Lebaran, biasanya rumah akan dipenuhi dengan saudara dan tetangga untuk bersilaturahmi. Namun perlu diingat, di tengah situasi pandemi saat ini, tetap jaga protokol kesehatan agar kamu dan keluarga tetap terjaga dari paparan virus corona ya.

Saat bersilaturahmi, ada baiknya saling memberikan bingkisan spesial sebagai kenang-kenangan. Eits, bukan bingkisan mahal yang bisa dipamerkan, namun kamu bisa memberikan doa sebagai hadiah khusus saat bersilaturahmi. Ya, dengan saling mendoakan, kamu dapat menjaga hubungan agar tetap kuat dan terjaga dengan baik.

Apalagi dengan melakukannya di saat bersilaturahmi, kamu pun sekaligus menjalankan sunah yang diajarkan Rasulullah SAW lho. Nah, mau tahu seperti apa bacaan doa ketika bersilaturahmi?

Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (13/5), berikut bacaan doa ketika silaturahmi.

 

Doa ketika bersilaturahmi.

Bacaan doa ketika bersilaturahmi © freepik.com

foto: freepik.com

 

Saat bersilaturahmi, biasanya seseorang akan mengunjungi saudara ataupun keluarganya. Jamuan makanan dan minuman biasanya jadi salah satu pelengkap di dalamnya. Jangan lupa, panjatkan doa sebagai bentuk rasa syukur sekaligus membalas kebaikan si penjamu tamu. Rasulullah saw mengajarkan adab seorang muslim ketika sedang bertamu, salah satunya adalah mendoakan penerima tamu. Adapun bacaan doanya sebagai berikut:

Allahumma baarik lahum fiimaa razaqtahum waghfir lahum warhamhum

Artinya:
"Ya Allah berkatilah mereka dalam segala hal yang Engkau rezekikan kepada mereka, serta ampunilah mereka dan sayangilah mereka."

Salah satu manfaat silaturahmi yang terkenal adalah mampu memperpanjang usia. Namun selain itu, dapat juga menjauhkan seseorang dari api neraka. Sebuah hadist dari Abu Ayyub Al-Anshari berkata:

"Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi saw, 'Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka.'

Maka Nabi SAW bersabda, 'Sungguh dia telah diberi taufik,' atau 'Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?'

Lalu orang itu pun mengulangi perkataannya dan kemudian Nabi saw menjawab, 'Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan salat, menunaikan zakat, dan engkau menyambung silaturahmi.'

Setelah orang itu pergi, Nabi saw bersabda, 'Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga.'" (HR. Bukhari dan Muslim).

-

Adab bertamu dalam ajaran agama Islam.

Bacaan doa ketika bersilaturahmi © freepik.com

foto: freepik.com

 


1. Memiliki niat baik.
Bersihkan diri dan mantapkan hati bahwa kegiatan bersilaturahmi ditujukan untuk hal yang baik. Allah berfirman bahwa sebaik-baik tamu adalah yang membawa kabar gembira. Hal ini terkandung di dalam surat al-Hijr ayat 51 – 54 yang memiliki arti:

"Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim. Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: "Salaam". Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu". Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim". Berkata Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?"


2. Memperhatikan waktu.
Ini dia salah satu adab yang kerap dilupakan. Pastikan untuk bertamu di waktu yang tepat. Akan lebih baik jika mendapatkan kepastian dari penerima tamu sehingga bisa memastikan keluarga tersebut tidak dalam keadaan sibuk. Selain itu, pahami juga etika jam berkunjung agar tidak terlalu lama. Maka tuan rumah juga tidak merasa terganggu untuk melakukan aktivitas lain.


3. Menyampaikan izin saat bertamu.
Tak hanya sebelum berkunjung, sesampainya di rumah tujuan, sebaiknya juga meminta izin untuk masuk ke dalam rumah tersebut. Jangan sampai sebagai tamu justru memasuki rumah orang lain secara bebas, tanpa mendapatkan izin dari si pemilik. Perlu diingat juga, dalam Alquran surat An-Nur ayat 27, Allah berfirman: Yaa ayyuhallaziina aamanu laa tadkhulu buyutan gaira buyutikum hattaa tasta'nisu wa tusallimu 'alaa ahlihaa, zaalikum khairul lakum la'allakum tazakkarun

Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat."

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

"Apabila seorang bertamu lalu minta izin (mengetuk pintu atau mengucapkan salam) sampai tiga kali dan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu), maka hendaklah dia pulang." (HR Bukhari)


4. Menggunakan pakaian sopan.
Gunakanlah pakaian bersih dan rapi saat bertamu, hal ini menunjukkan penghormatan kita terhadap tuan rumah. Dalam surat Al A'raf ayat 26, Allah berfirman:

Yaa banii aadama qad anzalnaa 'alaikum libaasay yuwaar sau'aatikum wariisyaa, wa libaasut-taqwaa zaalika khaiir, zaalika min aayaatillaahi la'allahum yazzakkaruun

Artinya:
"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat."


5. Berjabat tangan.
Selain mengucapkan salam, sebaiknya tamu melakukan jabat tangan dengan pemilik rumah. Tentu hal pihak perempuan melakukannya dengan sesama perempuan, dan begitu juga sebaliknya dengan pihak laki-laki. Sebab, Rasulullah bersabda:

"Apabila kamu saling jumpa, maka saling mengucapkan salam dan bersalam- salaman, bila saling berpisah, maka berpisahlah dengan ucapan istigfar." (HR At Tahawi).


6. Menghindari fitnah dalam bertamu.
Adab lain yang perlu diperhatikan adalah memahami siapa penerima tamu dan siapa yang berada di dalam rumah. Hal ini untuk menghindari adanya fitnah dalam bertamu. Contohnya, ketika seorang lelaki dewasa maka pastikan di rumah tersebut ada ayahnya atau suaminya atau seorang lelaki dewasanya untuk menghindari ikhtilat dan ‘fitnah’. Karena ikhtilat adalah perkara yang mendekatkan kita kepada zina dan maksiat.


7. Menjaga sikap sopan santun.
Selain menjaga kesopanan dalam berpakaian, kita juga wajib menjaga sopan santu dalam bersikap dan berucap saat bertamu. Hal ini penting dilakukan untuk menghormati si pemilik rumah.