Brilio.net - Seorang remaja asal Tallahassee, Florida, Amerika Serikat dikabarkan 'sukses' menghamili sebanyak 16 gadis dalam satu waktu. Atas diperbuat ini, banyak orang memberikan ucapan selamat padanya, meskipun dia mengaku tak melakukan apa-apa karena pada kenyataannya pemuda berusia 15 tahun ini tidak sama sekali melakukan aktivitas seksual dengan wanita seorang pun. Nah, berdasarkan penelusuran, ternyata berita ini hoax alias tidak benar.

Dalam artikel tersebut dituliskan kejadian ini berawal dari perhelatan pesta ulang tahun temannya yang ke-15 bernama Daliah Jennings. Tommy Coulter, sang 'pelaku' turut bercengkerama dengan teman-teman lainnya di kolam renang lantas melakukan masturbasi berujung 'ejakulasi maut'. Namun diakuinya, hal itu dilakukan dengan tidak sengaja.

"Beberapa orang di kota ini mengatakan kami telah melakukan pesta seks bebas dan itulah penyebab para gadis menjadi hamil, tapi aku katakan bahwa aku masih perjaka dan jika ada yang tidak percaya. Aku siap untuk menjalani pemeriksaan medis untuk membuktikan keperjakaanku,"kata Tommy Coulter dari theplunder.com, Jumat (12/2).

Berita ini pertama kali dimuat oleh Tallahassee Herald pada Sabtu (30/1) lalu. "Aku sudah menjadi seperti artis lokal. Orang-orang datang kepadaku sepanjang waktu, menjabat tanganku, dan mengucapkan selamat, tapi aku sungguh tidak melakukan apa-apa!" tambahnya.

Cek situsnya: Girls impregnated swimming in pool

Parahnya lagi, dokter John Suzukima dari Rumah Sakit Tallahassee Memorial Healthcare justru menyatakan Tommy Coulter memiliki kondisi medis yang disebut spermafortis, kondisi langka yang menyebabkan air maninya sangat agresif (highly potent sperm).

"Uji klinis telah membuktikan bahwa orang yang menderita spermafortis memiliki sperma yang hampir seribu kali lebih kuat serta kaya spermatozoids dari pria pada umumnya," jelasnya.

Padahal sperma seperti ini umumnya dimiliki oleh mamalia air, seperti lumba-lumba dan anjing laut. Sperma ini bersifat sangat tahan terhadap air.

"Kondisi ini bisa menjelaskan apa yang terjadi dalam kasus ini tapi uji klinis dan tes lebih lanjut akan diperlukan untuk membuktikan teori ini, " katanya kepada wartawan setempat.

Nah, hati-hati ya kalau membagikan berita cek dulu kebenarannya. Buktinya berita yang ramai dibagikan ini ternyata malah hoax.