Brilio.net - Selain menjadi seorang pekerja kantoran, tentu banyak orang yang ingin berwirausaha dengan membangun bisnis. Tak heran bila banyak orang yang telah merencanakan untuk membuka usaha sesuai minta dan kemampuan masing-masing individu..

Pelaku bisnis di Tanah Air tak hanya dilakoni oleh kaum lelaki, banyak juga para perempuan yang memilih untuk berwirausaha. Berdasarkan riset di Google, Indonesia masuk ke dalam urutan 20 untuk negara dengan jumlah pengusaha perempuan terbanyak.

CEO sekaligus co-Founder CIA, Dr. Indrawan Nugroho mengatakan pada kenyataannya dalam tiga tahun terakhir, jumlah pengusaha perempuan meningkat 3 kali lipat.

“Sebanyak 64,5% atau 37 juta pelaku UMKM di Indonesia dikelola oleh kaum perempuan. Namun sayangnya aktivitas para penopang ekonomi bangsa ini tidak banyak mendapat dukung dari banyak pihak,” ujar Indrawan dalam acara Webinar Professional Women’s Week bertajuk perempuan Pengusaha: Strategi Menang di Dunia Laki-laki, baru-baru ini.

Menurut Indrawan, dunia usaha penuh dengan persaingan, bahkan hingga sekarang masih dikonotasikan sebagai dunianya laki-laki. Sehingga untuk para perempuan yang ingin terjun ke dunia bisnis dibutuhkan strategi jitu agar berhasil masuk ke belantara bisnis.

“Apakah perempuan bisa? Bisa dong, tapi memang harus dipersiapkan secara cerdas. Kita tidak dalam membicarakan persoalan gender. Ini juga buka perempuan versus laki-laki. Tapi lebih kepada bagaimana menaklukkan dompet para pelanggan,” tuturnya.

Lantas apa saja tantangan yang dihadapi para perempuan saat akan membangun bisnis? Berikut ulasannya, Rabu (22/9).

1. Stereotip gender

Kendala wanita bangun bisnis © 2021 brilio.net

foto: pixabay

Banyak orang yang menganggap bahwa sosok perempuan dipandang lemah secara emosional dan ambisi. Padahal hal itu tentu benar. Dalam hal ini, para perempuan tidak perlu khawatir dan harus menghapus pandangan tersebut. Yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan sebuah pembuktian, bahwa dia tidak seperti yang disangkakan.

2. Norma di masyarakat

Kendala wanita bangun bisnis © 2021 brilio.net

foto: pixabay

Salah satu contoh, yang mestinya bekerja itu laki-laki, sementara perempuan cukup di rumah saja, mengurus suami dan anak-anak.

“Di sini memang terjadi unekspektasi, misalnya ada laki-laki seminggu tidak pulang-pulang ke rumahnya. Pandangan para tetangganya pasti biasa-biasa saja. Yah, wajarlah, nggak pulang-pulang kan dia pejuang keluarga. Tak jarang malah diacungi jempol,” jelas Indrawan.

“Tapi Ketika yang tidak pulang-pulang itu adalah perempuan, tanggapan yang diterima akan berbeda. ‘Egois ya, nggak pulang-pulang, kok nggak kasihan sama suami, anak. Kenapa nggak memikirkan tugas dia sebagai istri dan ibu untuk anak-anaknya ya?,” sambung Indrawan.

3. Multiperan perempuan

Kendala wanita bangun bisnis © 2021 brilio.net

foto: pixabay

Sejatinya perempuan itu dalam satu waktu dapat menjelma sebagai ibu, istri, anak, sekaligus sahabat bagi orang-orang di sekitarnya. Namun pada saat agenda pembagian raport, ketika ayah tak bisa datang ke sekolah, lingkungan tidak mempersoalkan. Tapi jika ibu yang tidak bisa hadir, posisi ibu selalu menjadi yang disalahkan. Sehingga bagi para perempuan yang ingin memulai bisnis, ketiga variabel ini perlu dipikirkan secara bijak.

“Ini layaknya sebuah strategi perang, bicara strategi, maka sama dengan memilih. Memilih mau berbisnis apa?, cara menjalankannya bagaimana? Dan berpartner dengan siapa? Saran saya pilihlah peperangan yang paling mudah Anda untuk menangkan. Apakah mau berbisnis makanan, pakaian, pertambangan, atau kerajinan. Ini yang Namanya peperangan. Jangan memilih usaha yang hanya karena teman Anda sukses menjalankannya, sedangkan Anda tidak mengerti sama sekali,” ujar Indrawan.

4. Bingung memilih bisnis

Kendala wanita bangun bisnis © 2021 brilio.net

foto: pixabay

Kebanyakan perempuan saat akan menjalani bisnis mereka bingung memilih bisnis apa yang akan dilakoni. Banyak orang yang tergiur menjalani bisnis karena sedang tren. Sebaiknya, pilih bisnis yang sesuai dengan minat dan kemampuan, sehingga lebih mudah untuk memulai dan mengelolanya dengan cara yang tepat.

5. Takut mengalami kegagalan

Kendala wanita bangun bisnis © 2021 brilio.net

foto: pixabay

Takut mengakami kegagalan, itu salah satu kendala yang sering dialami oleh banyak perempuan. Padahal mereka belum mencobanya. Lebih baik hindari rasa takut yang berlebihan seperti ini, sebab hal tersebut bisa membuat langkah selalu surut dalam membangun bisnis. Cobalah untuk selalu berpikir positif dan tenang, agar bisa memulai bisnis dengan rencana yang lebih matang.

6. Tidak punya model bisnis

Kendala wanita bangun bisnis © 2021 brilio.net

foto: pixabay

Saat akan memulai bisnis kita memerlukan modal, hal itu yang cukup sulit direalisasika bagi pemula. Sebenarnya ada banyak pilihan bisnis yang lebih simpel dan minim modal, sehingga kamu bisa menjalankannya dengan lebih mudah.

Namun jika memang membutuhkan modal mendesak bisa meminjam dengan keluarga atau ajukan peminjaman ke bank.

7. Tidak punya tempat bisnis

Kendala wanita bangun bisnis © 2021 brilio.net

foto: pixabay

Saat akan membangun bisnis pasti harus memiliki tempat. Namun kebanyakan tempat usaha harganya mahal, sehingga jadi kendala para pemula yang akan membangun usaha. Sebaiknya jangan memaksakan tempat bisnis, kamu bisa menggunakan rumah untuk membangun bisnis awal.

Indrawan menambahkan pentingnya support system bagi perempuan yang menjalankan bisnis. Dengan terbangunnya support system yang dapat diandalkan maka sebagian pekerjaan dapat dijalankan.

“Di sini pentingnya memilih bisnis yang fleksibel dari sisi waktu dan tidak membuat stuck. Kamu punya control, kapan kamu bekerja, kapan kamu bersama untuk keluarga. Pilihlah tim yang dapat diandalkan. Pilihlah karyawan yang dari awal benar-benar dapat diandalkan,” tuturnya.

“Mendapatkan tim semacam ini memang tidak seperti sulap, butuh waktu. Dengan terbangunnya system kerja, maka perempuan pengusaha ini akan tetap selalu bisa hadir untuk suami, anak-anak dan keluarganya pada saat dibutuhkan,” pungkas Indrawan.