Brilio.net - Welas Yuni Nugroho atau dikenal dengan Hoho Alkaf tengah viral di berbagai platform media sosial. Pria ini viral karena dirinya memiliki tato di sekujur tubuhnya, sementara ia sedang menjabat sebagai Kepala Desa atau Kades di Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.

Mengingat tato sering kali ditafsirkan dengan konotasi negatif seperti simbol premanisme, Hoho pun sempat mendapat penilaian negatif dari orang-orang yang melihatnya karena ada tato di sekujur tubuhnya.

Meski pernah dinilai sebelah mata, pria 36 tahun ini dapat membuktikan kinerja yang baik sebagai seorang Kades di Banjarnegara. Hoho bahkan menyumbangkan mobil pribadi miliknya untuk kepentingan desa. Penasaran siapa Hoho yang sebenarnya? Berikut 5 fakta Hoho Alkaf Kades bertato seperti brilio.net lansir dari liputan6.com pada Rabu (23/9).

1. Punya 30 tato di sekujur tubuh.

<img style=

foto: liputan6.com

 

Hoho Alkaf mulai mentato tubuhnya saat masih SMA, tepatnya saat ia pergi ke Pulau Dewata, Bali. Motif pertama yang ia pilih ialah bunga yang ditato pada bagian dadanya.

Dilansir dari Merdeka, Hoho Alkaf memiliki sekitar 30 tato di tubuhnya. Sekitar 90 persen selain wajah dan lehernya menjadi bukti seni lukis oriental kesukaan Hoho. Ada empat gambar Geisha yang melekat di berbagai bagian tubuh Hoho. Di punggung, tampak tato Geisha tengah mengayunkan pedang.

 

2. Menjabat Kades selama 1 tahun.

<img style=

foto: liputan6.com

 

Pria dengan nama asli Welas Yuni Nugroho ini resmi menjabat sebagai Kepala Desa Purwasaba Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara pada 2019 lalu. Artinya, kini Hoho Alkaf sudah menjabat sebagai Kades di Banjarnegara selama 1 tahun. Pada saat pemilihan, putra pasangan almarhum H. Siswoyo Siswoharsono dan almarhumah Hj. Sri Hartati ini bahkan menang mutlak.

Ia mengalahkan dua kandidat lain dengan perolehan suara yang fantastis. "Saya dapat suara sekitar 1.900, sementara suara dua calon lain kalau digabung pun saya masih unggul," ujar Hoho ketika ditemui di Kantor Desa Purbasaba, Kamis (10/9).

 

3. Menyumbangkan mobil pribadinya.

<img style=

foto: liputan6.com

 

Setelah dilantik menjadi Kepala Desa, Hoho mulai menunjukkan kinerjanya sebagai seorang pejabat di desanya. Ia bahkan menyumbangkan mobil pribadi miliknya untuk desa. Mobil tersebut digunakan untuk kebutuhan mobilisasi warga, seperti ketika butuh alat transportasi untuk mengantar ibu yang akan melahirkan, warga yang sakit atau keperluan lainnya.

Hoho Alkaf juga menyelesaikan penyerahan hak tunda perangkat desa sebelum pensiun. Setiap perangkat desa yang hendak purnatugas berhak mendapat semacam penghargaan berupa hak kelola tanah desa. Hak ini berlaku bagi perangkat yang diangkat sebelum ada Perda yang menghapus hak tunda ini.

 

4. Membangun jalan dengan dana pribadi.

<img style=

foto: freepik.com

 

Selain menyumbangkan mobil pribadinya, Hoho juga membangun jalan desa dengan dana pribadi. Dirinya melakukan hal tersebut karena jalan itu terabaikan selama bertahun-tahun dan tak tersentuh program pemerintah desa karena dianggap tak penting.

Padahal, jalan sepanjang 700 meter itu mampu menghubungkan Desa Purwasaba dengan desa tetangga. Ia pun akhirnya membangun jalan tersebut dengan dana pribadi. Hoho pun mengaspal jalan ini selebar 3 meter sehingga bisa dilalui kendaraan roda empat.

 

5. Mampu mengubah stigma negatif.

<img style=

foto: liputan6.com

 

Dengan prestasinya, Hoho mampu mengubah stigma negatif menjadi positif lewat kinerjanya selama menjabat menjadi Kepala Desa. Ia pun menjadi sosok Kades bertato yang dicintai warganya.

Hoho juga mengatakan bahwa tato yang dimilikinya tak ada hubungannya dengan seorang Kades. Anak bungsu dari 4 ini menilai bahwa tato merupakan salah satu seni. Dengan begitu, Hoho secara tak langsung menunjukkan bahwa jangan menilai seseorang hanya dari cover atau penampilannya saja.