Sekarang ini, siapa sih yang tak kenal sosok Sudjiwo Tejo? Mulai dari anak muda hingga orang dewasa tentu sudah tidak asing dengannya. Budayawan asal Jember ini dikenal lewat karya dan kata-kata inspiratif khas Jawa Timur-an.

Pria yang dijuluki sebagai 'Presiden Jancukers' ini merupakan salah satu seniman ternama di Indonesia. Karya-karya yang ia hasilkan mampu menarik perhatian publik dengan ciri khasnya. Unik, nyeleneh, namun penuh makna, tiga kata itu kerap melekat pada diri pria bernama asli Agus Hadi Sudjiwo tersebut.

Aktif sebagai seniman, Sudjiwo Tejo juga berkecimpung dalam banyak judul film. Beberapa film yang pernah ia mainkan seperti 'Janji Joni', 'Sang Pencerah', 'Tendangan dari Langit', 'Soekarno', 'Kucumbu Tubuh Indahku', hingga 'Gundala'.

Sudjiwo Tejo kerap dianggap nyeleneh, apalagi ketika menuangkan isi pikirannya melalui kata-kata yang unik dan menarik. Bahkan tulisan Sudjiwo Tejo sudah banyak yang dibukukan dan laris di pasaran, antara lain Republik #jancukers, Lupa Endonesa, dan Talijiwo.

Pesan yang dituangkan Sudjiwo Tejo dalam bukunya kerap menggunakan kata-kata unik dan menarik. Tulisannya pun mudah dipahami meskipun sering kali disampaikan dengan bahasa nggak biasa.

Nah, kalau kamu penasaran seperti apa kata-kata bijak ala Sudjiwo Tejo, simak ulasan brilio.net pada Jumat (17/9) dari berbagai sumber berikut ini.

Quote bijak Sudjiwo Tejo tentang kehidupan.

<img style=

foto: Instagram/@jurusankuliah__

1. "Sesungguhnya hidup adalah tali-temali, utang rasa bagi siapa pun yang perasaannya masih bekerja."

2. "Karena hanya kebekuan yang susah memaafkan."

3. "Jangka waktu antara sanjungan dan umpatan demikian tipisnya. Manusia bisa pagi memuja, lalu sorenya mendamprat dengan berbagai hujatan."

4. "Naskah sutradara kita tahu di depan, naskah Tuhan kita tahu di belakang."

5. "Toh jagat di luar dan jagat di dalam sama saja. Siapa yang mengenal Tuhan akan mengenal dirinya. Siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhan."

6. "Tidak tersenyum lebih kejam daripada pembunuhan."

7. "Korupsi lebih atau setidaknya sama saja dengan membakar kitab suci, yaitu menghina esensi kitab suci. Tak ada ajaran maupun agama yang tak mengharamkan korupsi."

8. "Manusia hidup di zamannya. Sampeyan boleh saja hidup lama di luar negeri, tapi jangan sampai terlalu lama hidup di luar zaman."

9. "Hidup itu seperti pergelaran wayang, di mana kamu menjadi dalang atas naskah semesta yang dituliskan oleh Tuhanmu."

10. "Harusnya kesabaran itu seperti keinginan, tak ada batasnya. Yang bertapal batas cuma kebutuhan."

11. "Intinya, bagaimana sembahyang itu bisa mendorong seluruh hatimu untuk menolong orang lain. Itulah inti pergi ke masjid, gereja, wihara, kuil, dan sebagainya."

12. "Proses sama pentingnya dibanding hasil. Hasilnya nihil tak apa. Yang penting sebuah proses telah dicanangkan dan dilaksanakan."

13. "Apakah selama ini kita masuk ke dalam agama atau agama yang kita masukkan ke dalam diri kita?"

14. "Hidup di alam fana adalah hidup di alam sandiwara."

15. "Bagaimana kebiasaan akan kita ubah kalau kebiasaan itu sendiri sering tak kita sadari?"

16. "Tangga menuju langit adalah kepalamu, maka letakkan kakimu di atas kepalamu. Untuk mencapai Tuhan injak-injaklah pikiran dan kesombongan rasionalmu."

17. "Kenapa orang Indonesia selalu mempromosikan batik, reog? Kok korupsi nggak? Padahal korupsilah budaya kita yang paling mahal."

18. "Cintanya kepada sesama manusia cuma dalam rangka cintanya kepada Tuhan yang menciptakan manusia!"

19. "Jika kegagalan adalah sukses yang tertunda, berarti bisa kita harapkan kebohongan adalah jujur yang tertunda. Mengapa kalian pesimistis?"

20. "Bahasa Indonesia itu sederhana kok. Tapi bukanlah kesederhanaan adalah wujud pencapaian tertinggi manusia?"

21. "Bagaimana kebiasaan akan kita ubah kalau kebiasaan itu sendiri sering tak kita sadari?"

22. "Bau sampah kulit udang bagiku lebih enak ketimbang bau orang yang sok bermoral padahal b*j*ng*n."

23. "Kenapa aku suka senja? Karena negeri ini kebanyakan pagi, kekurangan senja, kebanyakan gairah, kurang perenungan."

24. "Tabahlah seperti perempuan, saban hari memandikan anak, tapi tak pernah menuntut adanya mesin cuci anak."

25. "Minta maaf, dengan segenap konsekuensinya, harusnya mudah dilakukan oleh siapa pun yang belum beku."

26. "Kadang aku terpikir salah satu syarat menjadi presiden Indonesia adalah tidak punya riwayat minder dalam hidupnya."

27. "Kesenian yang baik biasanya merupakan biografi senimannya, biografi yang disamar-samarkan di sana sini."

28. "Sekuat kayu rasamala bahkan sekuat jati pun otot dagingmu, buat apa engkau main kayu dengan sesama. Ketimbang beradu rebut unggul, mending dengan sesama kita saling bersahabat."

30. "Jangka waktu antara sanjungan dan umpatan demikian tipisnya. Manusia bisa pagi memuja, lalu sorenya mendamprat dengan berbagai hujatan."

31. "Urakan berbeda dari kurang ajar. Urakan melanggar aturan termasuk aturan berpikir demi mengikuti hati nurani. Kurang ajar melanggar aturan hanya demi melanggar."

32. "Apakah selama ini kita masuk ke dalam agama atau agama yang kita masukkan ke dalam diri kita?"

33. "Nanti aku dikira orang beres, ndak enak, malah jadi beban. Dianggap kafir lebih enak."

34. "Bagaimana kalau uang jajan lebih besar ketimbang uang makan?"

35. "Yang aku bayar pada tukang pecel hanyalah biaya produksi, waktu, dan tenaganya. Rasaku ketika makan pecel dan berbagai sensasinya tak terbayar. Itulah utang rasa."

36. "Jangan tanya besarnya seseorang dari anaknya sendiri. Di mata keluarganya seorang ayah pasti biasa-biasa saja. Mungkin malah kerdil."

37. "Saya sering berharap moga-moga segala kebaikan yang kelak akan saya lakukan adalah kebaikan yang tanpa saya sengaja. Begitu, sehingga luputlah saya dari rasa sombong lantaran merasa sudah berjasa."

38. "Karena hanya kebekuan yang susah memaafkan."

39. "Tuhan tolong perbaiki jiwaku. Kenapa setiap melihat orang ngopi tanpa merokok, aku merasa kasihan."

40. "Hidup luntang lantung bagai gelandangan di bawah pohon tapi hatinya penuh cinta."

41. "Jika setiap warga negara menuntut haknya, negara tak bakalan kacau. Kan ada Goverment yang bakal mengelola penyaluran hak-hak tersebut sehingga tidak saling bertabrakan satu sama lain. Dan dari situlah Goverment betul-betul ada kerjaan, bukan penganggur terselubung yang makan gaji buta dari uang rakyat."

42. "Pancasila tuh dasarnya sila 1-3, tujuannya sila 5, cara untuk mencapainya sila 4."

43. "Negara yang kau tetapkan, kampung yang kau tinggali, rumah yang kau huni, adalah kesenian. Udara yang kau hirup, air yang engkau berendam, api unggun kepunganmu untuk kehangatan bergaul, adalah kesenian."

44. "Bukankah hanya pada saat mencemooh, putus asa, marah, dan sejenis itu kita menekankan suku kata terakhir pada kata-kata yang terdiri atas empat suku kata?"

45. "Orang hidup, termasuk saya, toh lebih sering memperhatikan wajah dan sifat-sifat orang lain ketimbang detail-detail selebihnya."

Quote bijak Sudjiwo Tejo tentang cinta.

<img style=

foto: Instagram/@ponokawanreborn

46. "Sepi itu pesta jutaan kata, petasan dan kembang api dari cinta yang tak bersambut, Kekasih."

47. "Sepi sebetulnya, cuma jutaan kata yang tak terucap dariku ke pintumu, kekasih."

48. "Puncak kangen paling dahsyat ketika dua orang tak saling telepon, SMS, BBM, tapi keduanya diam-diam saling mendoakan."

49. "Tak ada lagi air mata yang dapat kau timba, kekasih, karena sungguh rinduku padamu kini telah menyumur tanpa dasar."

50. "Luka ini bukan tentang darah, kekasih, tetapi segenap luka luarmu kini telah menjadi luka dalam yang sunyi."

51. "Tuhan menciptakan pundak lelaki untuk menyangga tangis perempuan."

52. "Banyak orang pacaran, seabrek orang menikah, tapi cuma segelintir yang sempat mengalami cinta."

53. "Sebaik-baik wajah adalah senyum yang gampang dikenang, kekasih."

54. "Maka siluetkan tubuhmu berlatar senja, karena tak sanggup kulihat air matamu, kekasih."

55. "Andai mereka, kaum jomblo itu, ber-Tuhan, masih lumayan. Mereka akan bilang bahwa jodoh itu di tangan Tuhan. Lha, yang atheis jodohnya di tangan siapa?"

56. "Engkau kopi puncak malamku, kekasih, pahit dan kelam tanpa kuseduh."

57. "Yang membekas dari lilin bukan lelehnya, kekasih, tapi wajahmu sebelum gelap."

58. "Jangan pergi agar dicari, jangan sengaja lari agar dikejar. Berjuang tak sebercanda itu."

59. "Di negeri yang baik, air mata tak pernah dihapus oleh tisu, tapi oleh tangan kekasih."

60. "Rindu dikalikan jarak sama dengan aku."

61. "Sudah ribuan perang kujalani nak, tapi belum satu pun perangku menjadi agung karena membela cinta."

62. "Tuhan menciptakan tangis perempuan agar laki-laki melupakan tangisnya sendiri."

63. "Cinta itu ga pake itung-itungan. Kalo udah mulai mikir 'pengorbanan' itu namanya 'kalkulasi'."

64. "Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa."

65. "Cinta ternyata penjara dengan jeruji kasih sayang, maka kau kerap menangis tanpa merasa dibui, kekasih."

66. "Tahukah kamu orang yang paling tak berperasaan? Dia yang jauh dari kekasih di saat hujan, tapi tak menghasilkan puisi."

67. "Banyak yang yakin bahwa mawar cuma tumbuh di tanah. Padahal mawar juga bisa tumbuh di hati."

68. "Kenapa tisue bermanfaat, karena cinta tak pernah kemarau."

69. "Kekasih, ciumanmu senyap dan tampak terlatih, apa kamu serdadu apa kamu polisi? Mataku buta disebabkan cinta."

70. "Mencintai khayalan mungkin memang lebih eksotis ketimbang mencintai sosok yang jelas-jelas konkret di depan mata dan terikat di bumi."

71. "Benar dan salah tentu ada. Tegakkanlah segitiga. Pada alas ada dua sudut, sudut benar dan sudut salah."

72. "Bisikan musikal diberikan kepada orang bahkan semasih ia janin, dan setelah di liang lahat."

73. "Wanita itu suka ice cream dan cokelat, namun lebih suka kepastian."

74. "Membawa rinduku padamu, kekasih, suatu saat angin 'kan sampai, sangat sepoi mengusap tangismu."

75. "Cinta adalah ketika kuat kau rasakan kehadiran Tuhan dalam diri."

76. "Sunyi adalah setiap jalan yang kau susuri sendiri bersama kenangan."

77. "Berenang membuatku lelah, kekasih. Aku lebih suka menyelam karena yang mendasar dari kamu adalah kekasihku."

78. "Cinta bukanlah seluruh kata-kata yang pernah ada, sebab rasaku padamu tak tentang kata."

79. "Mengenang mantan sah-sah saja. Tapi, jangan keseringan karena mengenang adalah pekerjaan pensiunan."

80. "Menjadi suami atau istri yang gagal kerap dinilai tak menjaga kehormatan keluarga besar."

81. "Cinta bukan tentang siapa yang kita kenal paling lama, bukan yang datang pertama atau paling perhatian, tetapi tentang siapa yang datang dan tidak pergi."

82. "Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan yang memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi. Bahagia adalah bonus."

83. "Sekuat apa pun kamu menjaga, yang pergi akan tetap pergi. Sekuat apa pun kamu menolak, yang datang akan tetap datang. Semesta memang kadang senang bercanda."

84. "Aku suka persetujuan hujan dengan jutaan tanda contrengnya di muka telaga, kekasih mereka serentak merestu kita."

85. "Aku bukan tak kangen, kekasih, tapi telah lama rasa itu kutenggelamkan di laut air mataku agar lekas kau berlayar menujuku."

86. "Harapan jangan sirna, kekasih."

87. "Dulu aku takut membocorkan cinta kepadamu, kekasih, seperti ketakutan jarum kepada kantung plastik air mata."

88. "Banyak lelaki yang masih butuh mengeluarkan keberanian melawan orang tak bersenjata, kekasih. Sebagaimana banyak lelaki masih butuh menyatakan cintanya di hadapan perempuan yang tak punya pilihan."

89. "Jangan mencintaiku mungkin aku tak mencintaimu. Jangan tak mencintaiku, mungkin aku mencintaimu. Dampingi saja jalanku, kekasih. Dan kita sama-sama menjalani hidup."

90. "Tak mengapa bucin tiada harga karena dalam cinta memang tak ada harga diri, kekasih. Di luar cinta, barulah orang perlu repot-repot membangun martabat."

91. "Segala hal akan indah pada saat dan tempatnya. Termasuk ketakutan."

92. "Adakah yang mustahil, kekasih? Ada. Saat di dunia cinta sudah tak ada."

93. "Senja kubingkis tanpa bungkus, kekasih, karena langit lebih tulus dari kertas kado mana pun."

94. "Mungkin mencintai seseorang ibarat percaya kepada waktu, kekasih. Mencintai orang lain bukan berarti tak mencintai diri sendiri. Setiap orang mengenakan jam bukan karena tak percaya pada jam pasangannya."

95. "Rindu yang menuntut pertemuan adalah rindu yang menyangka hanya pertemuanlah satu-satunya cara langit dan bumi menggores cakrawala, kekasih."

96. "Yang patut dicurigai dalam hubungan cinta bila keintiman terjadi secara mendadak, sebab rumah pun akan kebingungan bila mendadak dirindukan oleh penghuninya."

97. "Hening pasir pantai bagai keningmu, kekasih, ombak dan camar tak bersuara, sesenyap lukisan pasir tentang hidupku."

98. "Penasihat kerap merasa lebih hebat dibanding cinta, sebab lidah cinta selalu tak lebih banyak dibanding tangan dan kaki-kakinya, kekasih."

99. "Kenapa manusia takut merdeka? Sebab mereka takut menyapa tragedi yang manis dengan sapaan cinta."

100. "Kekasih, cinta yang tak dilindungi rindu akan punah oleh ulah para pemburu."

101. "Cemburu yang terlambat itu membahayakan, kekasih. Maka, sebaik-baiknya makan adalah yang kerupuknya tidak baru datang menjelang makanan habis."

102. "Mencintai tapi tak ingin disakiti, bukankah sama dengan menyanyi tapi tak ingin tepuk tangan penonton, kekasih?"

103. "Wahai Alam Raya, mantan-mantanku sudah pasti menjadi air mataku, tapi belum tentu menjadi tangisku."

104. "Hmmm...kasihan rasa marah ini. Dia ada tapi kehadirannya tak selalu diperlukan. Tak seperti kasih sayang."

105. "Tembok Cina masih bisa ditembus. Tembok Berlin malah sudah runtuh. Tembok harga diri lebih susah diterobos, kekasih, lebih-lebih bila yang ditemboki memasang harga yang terlalu tinggi untuk dirinya sendiri."

106. "Aku dan kamu seperti ikan yang meliuk-liuk dengan kepala dan ekor seolah tak berkaitan, kekasih. Dan seolah keduanya tak ada kaitannya dengan waktu."

107. "Sorry to say, kekasih. Hatiku tidak hancur tapi sudah tak bersamaku lagi sejak melihatmu bersamanya."

108. "Ingin sejenak disinggahi senja, kekasih? Jadikan dirimu halte. Ingin senja berlabuh, jadikan dirimu pantai."

109. "Setiap kangen muncul dan menjalar di sekujur tubuhku, hanya satu angan-anganku, kekasih: Namaku bergetar di tubuhmu."

110. "Ditolak tak akan membuatmu tersingkir. Cinta yang tak bersambut hanya membuatmu terpinggir ke tengah-tengah, kekasih."

111. "Di negeri cinta, ongkos kerinduan jauh dekat sama saja."