Brilio.net - Dari dulu hingga kini, orangtua berjuang mengusahakan anaknya mendapat pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Alasannya tidak lain agar sang anak bisa mendapat gelar sarjana dan ijazah perguruan tinggi.

Bagi orangtua, memiliki gelar sarjana dan ijazah strata 1 (S1) memang acap kali dianggap sebagai kunci menuju gerbang kesuksesan. Padahal, di era industri 4.0 saat ini, dibutuhkan lebih dari sekadar selembar ijazah untuk berhasil di dunia kerja.

Menristekdikti pada Kabinet Kerja periode 2014–2019, Mohamad Nasir bahkan sempat mencanangkan lulusan perguruan tinggi akan dibekali sertifikat kompetensi profesi. Sertifikat ini nantinya jadi nilai lebih bagi mahasiswa karena memiliki bekal keterampilan membangun wirausaha.

Selain pernyataan Mohamad Nasir di atas, masih ada sejumlah fakta yang menunjukkan modal ijazah saja tidak cukup di era industri 4.0. Apa saja itu? Yuk simak langsung, sebagaimana sudah dilansir Brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (6/5).

1. Ada 16 skill penting bagi fresh graduate di luar kuliah.

4 Fakta modal ijazah tak cukup di era Industri 4.0, soft skill penting! berbagai sumber

foto: shutterstock.com

Kemampuan akademisi dan teknis saja tidak cukup untuk menjawab tantangan di era industri 4.0. Pendidikan formal di bangku kuliah tidak memberi bekal pengetahuan yang cukup untuk berkembang di zaman yang selalu berubah dengan cepat.

World Economic Forum menyebutkan, ada 16 skill penting bagi para fresh graduate untuk mampu menghadapi dunia kerja. Beberapa di antaranya yaitu, kemampuan berpikir kritis, manajemen sumber daya manusia (SDM), mampu berkoordinasi, kreatif, dan memiliki kecerdasan emosional.

2. Calon karyawan dengan soft skill jadi incaran perusahaan ternama.

4 Fakta modal ijazah tak cukup di era Industri 4.0, soft skill penting! berbagai sumber

foto: Djarum Beasiswa Plus

Fresh graduate dengan bekal soft skill jauh lebih dipertimbangkan oleh perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan studi yang dilakukan Robert S. Rubin, profesor di DePaul University, Amerika Serikat.

Melibatkan lebih dari 8.000 manajer yang mencakup 52 profesi berbeda, Robert menemukan fakta bahwa para manajer tersebut menganggap soft skill karyawan sebagai kompetensi utama. Studi yang dilakukan pada 2009 ini juga menunjukkan hampir semua profesi, menganggap soft skill sebagai kemampuan penting yang harus dimiliki calon karyawan.

Soft skill jadi modal mengarungi dunia kerja yang semakin kompetitif setiap harinya. Tanpanya, kamu akan ketinggalan dan tak punya skill set mumpuni untuk menjawab tantangan zaman. Sayangnya, keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosional ini tidak selalu diberikan di bangku kuliah.

Meski begitu, beasiswa dari perusahaan ternama bisa memberikan soft skill yang kamu butuhkan demi bersaing di era industri 4.0. Salah satunya adalah Djarum Beasiswa Plus.

Bentuk nyata kontribusi Djarum Foundation terhadap dunia pendidikan di Indonesia ini bisa jadi langkah awal menuju masa depan yang lebih baik. Tak hanya memberikan dana pendidikan selama setahun, beasiswa prestasi ini juga memberikan pelatihan soft skill.

Menariknya, para Beswan Djarum, sebutan untuk penerima Djarum Beasiswa Plus, juga memiliki kesempatan untuk mempraktikkan soft skills secara langsung. Ya, nantinya kamu akan mengasah soft skills lewat beberapa program antara lain, Character Building, Leadership Development, Nation Building, Competition Challenge, International Exposure dan Community Empowerment.

4 Fakta modal ijazah tak cukup di era Industri 4.0, soft skill penting! berbagai sumber

foto: Djarum Beasiswa Plus

Pada program pertama kamu akan dilatih menjadi pemimpin Indonesia yang berkarakter luhur dan mandiri lewat Character Building. Kemudian, sesuai namanya, Leadership Development akan melatih kamu menjadi pemimpin visioner, komunikatif, dan mampu memotivasi.

4 Fakta modal ijazah tak cukup di era Industri 4.0, soft skill penting! berbagai sumber

foto: Djarum Beasiswa Plus

Setelah itu, soft skills tadi langsung diterapkan dalam Competition Challenge dan International Exposure untuk mengasah kemampuan, berani menerima tantangan serta memiliki jiwa kompetitif yang sehat.

4 Fakta modal ijazah tak cukup di era Industri 4.0, soft skill penting! berbagai sumber

foto: Djarum Beasiswa Plus

Lewat Community Empowerment, soft skill yang dipelajari akan memudahkanmu untuk berlatih merumuskan dan melaksanakan solusi berbasis komunitas, secara berkelanjutan. Terakhir, program Nation Building akan mengajakmu untuk mengenal lebih jauh Indonesia melalui cultural visit, diskusi kebangsaan, hingga pergelaran seni bertema nusantara.

4 Fakta modal ijazah tak cukup di era Industri 4.0, soft skill penting! berbagai sumber

foto: Djarum Beasiswa Plus

Pentingnya soft skill bisa menentukan kesuksesanmu di masa mendatang. Jadi, tunggu apa lagi? Buruan daftar Seleksi Beswan Djarum Tahun Ajaran 2020/2021 di sini.

Pendaftaran online sudah dibuka hingga 16 Mei 2020. Jangan lupa, ikuti info Djarum Beasiswa Plus di akun media sosial resmi melalui Instagram (@djarumbeasiswaplus), Facebook Page (Djarum Beasiswa Plus), Twitter (@BeswanDjarum) dan Youtube (Djarum Beasiswa Plus).

3. Lulusan S1 banyak yang menganggur.

4 Fakta modal ijazah tak cukup di era Industri 4.0, soft skill penting! berbagai sumber

foto: shutterstock.com

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2019, data kondisi ketenagakerjaan Indonesia menunjukkan angka pengangguran turun menjadi 5,01 persen atau berkurang 50 ribu orang selama satu tahun terakhir. Meski begitu, dilihat dari tingkat pendidikan, lulusan diploma dan universitas justru makin banyak yang belum bekerja.

Masih menurut BPS, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah pengangguran lulusan D3 dan S1. Salah satu penyebabnya, lulusan pendidikan tinggi cenderung terlalu pemilih saat mencari pekerjaan.

4. Semakin populernya otomatisasi lewat penggunaan robot.

4 Fakta modal ijazah tak cukup di era Industri 4.0, soft skill penting! berbagai sumber

foto: shutterstock.com

Teknologi otomatisasi dengan robot industri menyebabkan perubahan struktural pada pasar tenaga kerja, yaitu tergantinya pekerja manual dengan robot. Fenomena ini terjadi secara global, salah satunya di Amerika Serikat yang mengalami peningkatan penggunaan robot secara signifikan dalam 20 tahun terakhir.

Analisis data juga menunjukkan, banyaknya robot yang ditempatkan di wilayah kerja dapat mengurangi jumlah populasi pekerja manual.

adv