Brilio.net - Di tengah kondisi pandemi Covid-19, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Hal tersebut dikarenakan imbauan pemerintah pada masyarakat untuk mengurangi aktivitas seperti berkumpul, bertemu banyak orang di luar rumah, dan menjaga jarak satu sama lain atau biasa disebut social distancing yang kini disebut physical distancing. Langkah tersebut digunakan untuk menurunkan risiko penularan virus corona.

Untuk mengusir rasa bosan, masyarakat menyalurkan hobinya saat berada di rumah. Salah satunya dengan cara berkebun. Ada yang memang sejak awal menyukai tanaman bercocok tanam menanam sayur dan buah, dan ada pula yang mengisi waktu dengan merapikan taman rumah saja. Seiring berjalannya waktu, muncul inovasi baru untuk menanam sayuran di lahan rumah yang sempit.

Cara baru ini adalah menanam sayuran microgreens. Dilansir dari gardeners.com, Sayuran microgreens adalah sayuran berusia muda yang dapat dimakan dan dipanen dengan gunting, kurang dari sebulan setelah perkecambahan atau ketika tanaman mencapai tinggi 2 inci.

Selama perkecambahan biji, kotiledon atau daun biji keluar dari tanah terlebih dahulu. Kotiledon adalah bagian dari embrio di dalam benih tanaman. Melalui fotosintesis, kotiledon menyediakan makanan awal untuk memberi tumbuhan energi agar daun sejati dapat berkembang.

Para pemula sering kali memulai dengan menanam satu jenis benih, seperti brokoli, kembang kol, kubis, mustard, chia, bunga matahari atau soba, di antara varietas sayuran mikro yang paling mudah ditanam dalam satu wadah.

Meskipun memiliki ukuran yang kecil, sayuran microgreens mengandung banyak nutrisi yang baik untuk tubuh. Nutrisi yang mereka miliki bahkan lebih tinggi daripada sayuran hijau yang lebih tua.

- Jenis-jenis microgreens

foto: freepik.com

Microgreens dapat ditanam dari berbagai jenis benih. Dilansir dari healthline.com, varietas paling populer untuk dijadikan microgreens yaitu sebagai berikut:

1. Brassicaceae family: Kembang kol, brokoli, kubis, selada air, lobak dan arugula.

2. Asteraceae family: Selada, sawi putih dan radicchio (sawi merah).

3. Apiaceae family: Wortel, adas, dan seledri.

4. Amaryllidaceae family: Bawang putih, bawang merah, daun bawang.

5. Amaranthaceae family: Buah bit dan bayam.

6. Cucurbitaceae family: Melon, mentimun dan labu.

Sereal seperti beras, oat, gandum, jagung dan barley, serta polong-polongan seperti buncis, buncis dan lentil, terkadang juga ditanam menjadi sayuran mikro.

Microgreens memiliki rasa yang bervariasi, mulai dari netral hingga pedas, sedikit asam atau bahkan pahit, tergantung jenisnya. Secara umum, rasanya dianggap kuat dan pekat.

- Kandungan nutrisi dalam microgreens

foto: freepik.com

Dirangkum brilio.net dari healthline.com pada Kamis (24/9) sayuran microgreens dikemas dengan berbagai nutrisi. Meskipun kandungan nutrisinya sedikit berbeda, sebagian besar varietas cenderung kaya kalium, besi, seng, magnesium, dan tembaga. Microgreens juga merupakan sumber senyawa tanaman bermanfaat seperti antioksidan.

Terlebih lagi, kandungan nutrisinya terkonsentrasi, sering mengandung vitamin, mineral, dan tingkat antioksidan yang lebih tinggi daripada sayuran matang dalam jumlah yang sama.

Sebuah penelitian membandingkan microgreens dengan sayuran yang lebih tua atau matang memiliki tingkat nutrisi mencapai 9 kali lebih tinggi daripada sayuran berusia dewasa. Penelitian juga menunjukkan bahwa microgreens mengandung lebih banyak jenis polifenol dan antioksidan lain daripada rekan mereka yang berusia matang.

Satu studi mengukur konsentrasi vitamin dan antioksidan dalam 25 sayuran mikro yang tersedia secara komersial. Tingkat ini kemudian dibandingkan dengan tingkat yang tercatat dalam Database Hara Nasional USDA untuk daun dewasa. Meskipun tingkat vitamin dan antioksidan bervariasi, tingkat yang diukur dalam sayuran mikro hingga 40 kali lebih tinggi daripada yang tercatat untuk sayuran dewasa.

- Cara menanam sayuran microgreens.

foto: freepik.com

Microgeens ditanam dengan cepat dari biji sayuran yang dipanen sebelum usianya tua. Untuk menanamnya, kamu tak perlu menyediakan lahan yang luas karena mircrogreens dapat di tanam serta di panen hanya dengan media pot.

2 dari 2 halaman

Berikut cara menanam sayuran micogreen agar cepat tumbuh dan panen.

1. Siapkan peralatan menanam microgreens.

Sebelum mulai menanam, kamu harus menyiapkan peralatan dan kebutuhan apa saja untuk menanam sayuran microgreens. Peralatan dan kebutuhan tersebut meliputi:

- Baki atau wadah
- Benih bersertifikat organik / bebas fungisida
- Botol semprotan
- Media tanam
- Kertas tisu/kain chux
- Label tanaman atau pena untuk menandai tanggal dan jenis tanaman

2. Siapkan benih sayur microgreens.

Untuk membantu benih tanaman agar berkecambah dengan cepat, rendam benih yang lebih besar (misalnya kacang hijau, gandum, kacang polong, bit, dan bunga matahari) dalam air hangat selama beberapa jam atau semalaman. Sementara untuk bibit tanaman berukuran kecil, kamu tak perlu melakukan langah tersebut.

3. Siapkan wadah dan media tanam.

Jika menggunakan baki, taruh beberapa kertas tisu yang dibasahi atau kain chux di bagian bawah agar campuran tidak jatuh. Untuk media tanam, ada beberapa pilihan yang bisa kamu gunakan. Yaitu, cocopeat, rockwool, potting soil mix, atau tanah bercampur pupuk organik dengan perbandingan 1:1.

Kalau kamu terbiasa bercocok tanam dengan media tanah, maka potting soil mix dan tanah bercampur pupuk organik bisa jadi pilihan yang tepat.

4. Masukkan media tanam ke dalam wadah.

Isi wadah, baki atau pot dengan sekitar 3/4 penuh media tanam lembab sedalam 2-3 cm atau sekitar 1 inci. Setelah itu, lembapkan media tanam dengan cara menyemprotkan air menggunakan sprayer. Jangan terlalu banyak, hanya sampai media tanam terlihat lembap. Jika terlalu banyak, justru membuat media tanam terlihat becek.

5. Tabur benih di atas media tanam.

Periksa kelembaban tanah terlebih dahulu dengan menyentuhnya menggunakan jari. Untuk benih kecil, kamu dapat menyebarkannya ke atas media tanam dengan jarak yang tidak terlalu dekat, dan tidak terlalu banyak. Berikan sedikit celah antara satu benih dengan benih lainnya agar microgreens mudah tubuh.

6. Tutup benih dengan media tanam.

Setelah semua benih sudah tertata rapi, taruh kembali media tanam di atas benih tersebut. Jangan taruh media tanam terlalu tebal di atas benih, untuk mencegah benih sulit tumbuh. Kamu dapat menyebarkan campuran pupuk kompos yang diayak dengan tebal sekitar 1/5 inci atau 0.5 cm secara merata di atasnya sehingga semua benih tertutup

7. Semprot dan tutup wadah.

Setelah benih tertutup dengan media tanam, semprotkan air dengan sprayer lagi sampai terlihat lembab. Cek dengan tangan tingkat kelembabannya. Setelah itu, tutup wadah dan letakkan di tempat teduh selama 2 hari.

Tutup wadah dengan punnet atau tambahkan kantong plastik bening di atas nampan. Jangan lupa beri lubang di bagian atas untuk aliran udara. Lubang bertujuan untuk menjaga media tanam tetap lembap, sehingga kecambah tumbuh dengan baik dan dapat memunculkan bakal daun. Jangan sampai wadah terkena cahaya matahari ketika ditutup.

8. Buka tutup wadah setelah 2 hari.

Setelah 2 hari tertutup, kamu dapat membuka wadah tanaman. Jika sudah muncul kecambah, taruh wadah di tempat yang terkena sinar matahari secara cukup. Jangan taruh kecambah di bawah terik matahari secara langsung.

9. Rutin menyemprot kecambah.

Setelah benih sudah berkecambah, lakukan penyemprotan air menggunakan sprayer secara rutin. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelembaban media tanam.

Media tanam tidak boleh kering atau tidak boleh terlalu basah. Jika kering, tanaman tidak akan mendapatkan nutrisi. Sedangkan jika terlalu basah, justru akan memicu datangnya ulat.

10. Panen.

Salah satu keuntungan dari menanam microgreens adalah tidak membutuhkan waktu lama untuk memanen hasilnya. Saat bibit sudah memiliki tinggi 2,5-10 cm tergantung jenis bibit, kamu sudah dapat memanennya. Untuk memanen, gunakan gunting untuk memotong batang tumbuhan tepat di atas tanah atau media tanamnya. Setelah dipanen, cuci bersih dan siap diolah menjadi makanan lezat dan bergizi.