Kalau biasanya kamu melihat kumpulan hewan hanya bisa di kebun binatang, kali ini berbeda. Siapa sangka puluhan satwa liar ini berada di tengah perkampungan.

Awalnya dari gathering komunitas pecinta hewan, lahirlah Kampung Satwa yang letaknya di Moyudan, Yogyakarta. Inisiator Kampung Satwa, Hanif kurniawan mengatakan, hasil dari gathering 15 komunitas Jogja pecinta satwa yang diadakan 11 november 2017 awalnya untuk anak-anak sekolah untuk memperingati hari cinta satwa dan puspa nasional.

Tak hanya menampung satwa liar, mereka juga hadir untuk program edukasi satwa. Kampung Satwa bisa mengubah stigma masyarakat mengenai hewan liar. "Dia sebetulnya sahabat petani tapi mereka salah, dikira semua ular berbisa dan mematikan. Jadi kita mau kenalin ke masyarakat luas. Ini itu sahabat kalian, ini makan tikus dan menghindarkan dari virus tikus" jelas Hanif.

Koleksi hewan yang berada di Kampung Satwa didapat dari banyak pihak. Sebagian besar koleksi pribadi, sisanya milik kawan-kawan komunitas lain. Berupa hewan reptil, keluarga kadal, kura-kura, hingga musang.

Kampung Satwa ini dirawat menggunakan uang pribadi. Meski begitu tempat ini dibuka untuk umum dan tak dipasangi tarif masuk. Pengunjung bebas berinteraksi dengan para satwa di bawah pengawasan.

Kampung Satwa juga bekerjasama dengan fakultas Biologi UGM untuk penelitian. Adanya Kampung Satwa juga karena dukungan dari masyarakat yang tinggi. Hewan di Kampung Satwa bukanlah hewan yang dilindungi. Hewan peliharaan yang tidak perlu izin khusus untuk jadi bahan edukasi masyarakat.