Jepang dikenal baik dalam pengelolaan sungai. Air sungai yang dulu cokelat kehitaman, kini bersih bahkan layak diminum.

Sejak tahun 1990 Pemerintah Jepang membuka partisipasi publik dalam pengelolaan sungai. Lebih dari 20.000 sungai yang telah rusak dipulihkan kembali seperti kondisi alami.

Jepang juga menerapkan sistem retarding basin. Yaitu area cekungan dikelilingi tanggul untuk menampung air saat volume sungai meningkat. Saat aliran sungai normal, area ini menjadi taman rekreasi.

Berbagai ruang publik seperti lapangan, taman, dan sekolah turut dijadikan fasilitas penampung air hujan. Pemerintah Kota juga mengontrol semua potensi yang mencemarkan air sungai.

Sungai harus bebas dari limbah rumah tangga terlebih industri. Warga juga dilarang mandi dan mencuci di sungai.