Perjalanan hidup seseorang memang tidak bisa ditebak. Seperti Sandiman Nur Hadi Widodo yang dulunya menjadi perampok kini memiliki kisah hidup yang berbeda 180 derajat dengan masa lalunya. Siapa sangka sekarang ia bisa mendirikan pondok pesantren Al Ghifari yang terletak di Kulonprogo. Sandiman adalah mantan perampok 7 kg emas di Riau pada tahun 1996. Divonis penjara 4 tahun, ia bebas pada Oktober 1998 pada tahun ketiga karena berkelakuan baik. Setelah keluar dari penjara, ia pun mengawali pendirian TPA diikuti ponpes dan panti asuhan.

Pro kontra tak terelakan, mayoritas masyarakat termasuk keluarga sempat tak mendukungnya. Kondisi keluarga yang awalnya tak mengerti agama turut jadi kendala.

"Dari keluarga aja nggak percaya, cuma ibu saya yang sangat senang dengan cita-cita saya. Kalau dari masyarakat ada sebagian mendukung ada yang enggak. Karena kebetulan masyarakat gatau agama, jadi seolah-olah dulu agama asing nggak ada di pergerakan masyarakat" ungkap Sandiman.

Tak hanya itu, setelah berhijrah dirinya dikucilkan oleh ‘kelompok rampok’ pergaulannya dulu. Dia dijauhi hingga tak dianggap sebagai kelompoknya lagi. Meski begitu, ia ikhlas dan tak memandang rendah kelompoknya bahkan pernah mengajak mereka hijrah.

Seiring berjalan waktu diikuti sifat istiqomah, kini cita-citanya terwujud. Pondok Pesantren Al Ghifari telah berumur 18 tahun, berjumlah 60an santri dan 6 pengasuh. Seluruh santri diberikan fasilitas dan layanan gratis tanpa biaya sedikit pun.