Duo Nabita baru saja memenangkan Best Student Award di ajang Japan International Ensemble Guitar Festival (JIEGF) 2018. Event tahunan ini merupakan tolok ukur perkembangan musik gitar klasik di Asia. Keduanya merupakan mahasiwsi Jurusan Musik ISI Yogyakarta.

"Musik klasik itu punya history tersendiri. Kita mainin musik Barat dari era 1100an tapi kita cuma mainin partitur tanpa dijelasin liriknya. Tapi kita harus tahu mainin apa," kata Tabita Trisanti salah satu personil Duo Nabita.

Menurut dia, saat memainkan musik dia biasa mencari cerita di balik lagunya. Yang membuatnya tertarik adalah history di balik lagu itu yang justru lebih seru. Tabita mengidolakan komponis asal Spanyol, Francisco Tarrega.

"Dulu lebih aktif ke vokal. Ikut kompetisi musik gereja. Kecil di vokal, SMP di piano, SMA pindah ke gitar. Terus udah nyaman di gitar," aku gadis yang menyukai musik dari kecil ini.

Sedangkan Nabila, teman duonya justru mengidolakan musisi dari Indonesia, Isyana Sarasvati dan Diandra Aruna Mahira. Nabila mengaku mencintai musik sejak kelas 4 SD. Dimulai belajar musik pop sampai SMP. Tapi semenjak menempuh SMK musik di Jakarta, dia mulai belajar gitar klasik. 

Dua gadis cantik ini mendapat pengalaman berharga dari ajang JIEGF. Meski baru pertama ikut ajang internasional, namun Duo Nabita langsung meraih gelar. Saingan terberat Duo Nabita diakui berasal dari Indonesia sendiri.

"Kita emang harus latihan, mau sampai capek atau lelah banget, kita tetap harus bertahan. Karena emang usaha nggak akan mengkhianati hasil," kata Nabila.

Sedangkan Tabita menuturkan, ketika mengikuti JIEGF 2018 ini yang bakal menjadi pesaingnya adalah grup dari Indonesia sendiri. 

"Salah satu grup dari Indonesia menurutku adalah salah satu grup ensambel terbaik. Ada Nocturnal Guitar Kwartet. Mereka sudah sering ikut kompetisi. Kemaren mereka menang di Tarrega Malaysia International Guitar Festival kemudian Filadelfia Festival di Italia juga. Jadi untuk kategori ensambel, Indonesia masih diacungi jempol," tutur Tabita.

Keren kan ya!