Bakat sepak bola Mohamed Salah sudah tampak sejak anak-anak. Kemampuan individunya diasah di lapangan dekat rumahnya, beradu skill dengan anak-anak lebih tua. Kabar tentang kehebatan bocah asal Nagrig, desa kecil di delta Sungai Nil ini, berhembus bagai angin.

Awalnya Salah bermain untuk klub amatir di Basyoun, yang memakan waktu setengah jam perjalanan dari desanya. Salah kemudian digaet tim dari ibukota provinsi yang memakan waktu 1,5 jam perjalanan. Perubahan signifikan dirasakan ketika menginjak usia 14 tahun. Dia digaet tim asal Kairo, El Mokawloon SC. Jadwal latihannya 5 kali dalam seminggu. Jarak desanya ke Kairo 130 km atau 4 jam sekali berangkat. Hampir tiap malam, Salah tiba di rumah pukul 10 malam. Sementara esok harinya dia harus sekolah pada pukul 7 pagi.

“Selama lima hari dalam sepekan, dalam tiga atau empat tahun, saya menempuh perjalanan itu. Seperti saya bilang, itu adalah masa-masa yang berat. Tetapi saya hanya bocah 14 tahun yang ingin menikmati bermain bola,” akunya.

Kerja kerasnya belasan tahun lalu dirasakan kini. Mo Salah telah menjadi bintang di Liga Inggris.