Hada Hiroshi, penjual takoyaki murah meriah di Solo asal Jepang

Keberadaan makanan asal Jepang, Takoyaki sudah menjamur di Tanah Air. Umumnya dijual di mal-mal dengan kisaran harga Rp 10 ribu. Berbeda dengan takoyaki yang berlokasi di Solo ini dijual seharga Rp 5 ribu saja. Pemiliknya bernama Hada Hiroshi. Pria asal Jepang ini awalnya kaget mencicipi takoyaki di Indonesia yang jauh berbeda dengan di Jepang.

"Pertama kali datang ke Indonesia, saya pernah mencicipi takoyaki yang ada di Jakarta. Tapi, setelah mencobanya rasa takoyaki dengan yang ada di Jepang itu berbeda. Dari bentuk dan adonannya itu berbeda. Kalau di Indonesia, takoyaki itu bermacam-macam isinya. Kalau di Jepang Tako itu ya hanya gurita saja" ungkap Hiroshi.

Rasa takoyakinya dibuat semirip mungkin dengan rasa takoyaki di Jepang. Berbagai saus pernah ia coba untuk dapatkan rasa yang paling mirip. Sementara Bahasa Jepang jadi ciri khas tersendiri bagi kedai Takoyaki Hada Hiroshi.

"Saya sangat ingin belajar bahasa Indonesia, tapi untuk membuat keunikan dalam pekerjaan saya tetap ingin pakai bahasa Jepang sebagai ciri khas tersendiri. Bahkan ada pelanggan yang secara langsung ingin mencoba pakai bahasa Jepang" papar Hiroshi.

Apabila ada pelanggan yang gunakan bahasa lain, istri dan anaknya yang akan melayani. Alasan ia pertahankan harga murah karena berjualan di dalam kampung. Selain itu juga karena gunakan cara paling sederhana dalam membuat Takoyaki.

"Awalnya mengenalkan takoyaki Jepang ke tetangga dengan diberikan secara gratis. Kemudian mulai merintis usaha kecil dengan wajan yang kecil. Dijual ke anak-anak dengan harga yang murah. Saya belum pernah berjualan di Indonesia, ini pertama kali saya berjualan" cerita Hiroshi.

Meski baru berjualan sejak Juli 2019 ini, dagangannya sangat laris. Dalam sehari ia bisa habiskan 4 kilogram tepung.
Keuntungan paling banyak yang pernah ia dapat sebesar Rp 600 ribu. Kedai Hada Hiroshi buka mulai pukul 15.00 sore hingga 20.00 WIB malam.

"Menu yang saya jual ada tiga, yaitu takoyaki, ramen dan gyouza. Tapi saya fokus di takoyaki karena untuk membuat takoyaki itu butuh keterampilan khusus atau kewaspadaan yang khusus, makanya mau nggak mau biarpun yang lain sudah pernah diajarkan tapi masih belum terlalu bisa" tutup Hiroshi.

(brl/red)

Review

Selengkapnya