Bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman namun lebih akrab disapa Gus Miftah. Dakwahnya nyentrik yakni mendatangi tempat prostitusi dan klub malam sejak 14 tahun lalu.

"Ya godaan paling berat menjaga pandangan, kalau kemudian hari ini yang dipermasalahkan kan auratnya terbuka. Sekarang gini aja, kalau mau lihat aurat nggak usah ke kafe (klub), di mall banyak, di jalan banyak, tergantung niat kita, mau digoda seperti apapun kalau niat kita nggak neko-neko ya nggak ada masalah,' terangnya.

Gus Miftah memulai dakwahnya sejak kuliah dan sering mendapat ancaman fisik. "Perlawanan terkeras saat itu, yang akhirnya jadi jamaah saya seorang preman besar di Jogja. Dia pegang leher saya lalu bilang ‘kamu berani macem-macem di tempat ini kamu saya bunuh’. Itu awal-awal dan saya masih mahasiswa, tapi saya bilang ke beliaunya, tolong kasih saya waktu menjelaskan apa yang ingin saya lakukanm" tuturnya.

Pengasuh pondok pesantren Ora Aji ini menuturkan wenehono ageman marang wong udo wenehono tongkat marang wong wutho. Berikanlah pakaian pada mereka yang telanjang berikanlah tongkat pada mereka yang buta.

"Konsep berbagi saya sampaikan pada mereka. Body mereka memang maksiat tapi saya yakin kalau ada semacam siraman rohani ada bimbingan hati mereka tidak akan ikut bermaksiat," terangnya.