Brilio.net - Banyak orang yang menganggap ketika seseorang memiliki keterbatasan orang tersebut tidak bisa melakukan banyak hal. Bahkan banyak dari mereka yang dipandang hanya sebelah mata. Padahal orang yang memiliki keterbatasan juga bisa melakukan banyak hal bahkan bisa mengukir prestasi.

Seperti halnya dengan mahasiswi Gemma Rose Foo, mahasiswa jurusan Media dan Komunikasi The Management Institute of Singapore (MIDS) ini meski memiliki keterbatasan ia mampu masuk tim atlet paralimpiade Singapura ini. Hebatnya, dia mampu menyeimbangkan sukses di dunia pendidikan dan prestasi olahraga berkuda.

Gemma © 2017 brilio.net

Gadis berusia 21 tahun yang diagnosa mengidap penyakit spastic quadriplegia (gangguan gerakan yang disebabkan oleh cidera pada otak) sejak ia lahir, terus menunjukkan prestasinya, dan baru-baru ini  berhasil meraih juara pada kejuaraan Concours Para-Équestre de Dressage International (CPEDI3) di Überherrn Linslerhof, Jerman.

Bertanding pada kategori freestyle dressage (tunggang serasi diiringi musik), Gemma Rose Foo mengembangkan gerakan-gerakannya sendiri bersama dengan pelatih untuk ditampilkan kepada penonton, kini ia pun kembali bersiap untuk mengukir prestasi pada FEI World Equestrian Games (WEG) 2018 tahun depan. WEG akan berlangsung pada September 2018 di Tyron International Equestrian Centre, Mill Spring, Carolina Utara.

Turnamen ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali dan dianggap sebagai turnamen yang sangat penting dalam kalender equestrian (olahraga berkuda) dunia. Tahun depan, diperkirakan para peserta dari 70 negara akan mengikuti kompetisi ini dan dihadiri oleh sekitar 500.000 penonton. "Pada akhirnya, saya berharap untuk memenangi medali," ujar Gemma melalui siaran pers yang brilio.net terima, Minggu (29/10).

Gemma © 2017 brilio.net

Meski menorehkan berbagai prestasi, Gemma tak pernah melupakan sekolahnya. Ia menyeimbangkan antara belajar dan berlatih kuda bukanlah suatu hal yang mudah, tapi dia tidak menyerah. "Karena jadwal yang padat, saya hanya memiliki waktu satu minggu untuk berlatih dengan kuda saya di Cologne, Jerman,  sebelum kompetisi dimulai di Überherrn, Jerman," ungkap Gemma.

Sejak usia 8 tahun, Gemma sudah mulai berkuda. Rupanya kegiatan itu untuk terapi kondisinya. Namun justru itu mah menjadi sebuah prestasi untuk dirinya di dunia berkuda. "Saya mulai perjalanan ini (berkuda) sejak 12 tahun yang lalu sebagai bentuk terapi. Saya bersyukur dengan pencapaian dan prestasi saya dalam 6 tahun terakhir ini dalam bidang berkuda," pungkasnya.