Berita duka datang dari dunia seni Indonesia. Seniman Djaduk Ferianto meninggal dunia pada Rabu (13/11/2019) sekitar pukul 03.00 WIB. Putra bungsu seniman tari, Bagong Kussudiardja ini meninggal karena serangan jantung. Almarhum Djaduk disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja. Dimakamkan sekitar pukul 15:30 WIB di makam keluarga Sembungan, Kasihan, Bantul. Sebelum pemakaman, didahului dengan prosesi misa arwah. Proses pemakaman ramai didatangi kerabat. Beberapa musisi dan seniman Indonesia ikut mengucapkan bela sungkawa dan mengenang sosoknya.
Salah satunya musisi JHF, Marzuki Kill the Dj yang menceritakan kenangannya dengan Djaduk Ferianto.

"Aku tu dulu miskin nggak punya apa-apa. Nah yang minjemin studio buat rekaman aku pertama kali itu mas Djaduk. Di balik karakternya yang keras ya dia itu sangat peduli ke orang-orang di sekitarnya dan ngasih kesempatan buat teman-teman yang muda juga tumbuh" cerita Zuki.

Musisi Dewa Budjana juga mengenang karya-karya istimewa Djaduk Ferianto.

"Saya pernah main dengan Mas Djaduk di Bromo, saya lupa judul karena saya main bareng aja spontanitas. Karya-karyanya banyak sekali yang pernah saya tonton, Sinten Remen albumnya bagus-bagus dan Kua Etnika juga. Tapi yang paling banyak adalah event jazz yang dibikin, sepertinya belum ada yang bikin seperti Mas Djaduk di semua daerah. Biasanya setiap orang bikin di daerah tertentu. Ini di Banyuwangi, di Bromo di mana-mana" ujar Budjana.

Begitupun dengan penyanyi jazz, Syaharani juga sampaikan kesannya terhadap sosok Djaduk Ferianto.
Syaharani

"Kalau kesan sama Mas Djaduk itu nggak pernah yang nggak istimewa. Karena orangnya itu kan inovatif, banyak ide, eksploratif, baik kegiatannya maupun jiwanya juga begitu. Sebagai seorang budayawan, yaa aku merasa kehilangan besar banget. Ini berharap bisa diteruskan, karya cipta. Mungkin lewat keluarga dan anak-anak. lewat anak-anak murid, kan banyak ya anak muridnya, sama teman-teman juga. Aku rasa pesannya sudah sangat jelas beliau sampaikan, bahwa cita-cita beliau untuk selalu mengadakan gerakan yang positif bagi kebudayaan itu pasti nggak akan ada habisnya. Dan itu adalah titipan seumur hidup bagi semua orang" kenang Syaharani.

Salah satu karya seni Djaduk diekspresikan melalui Orkes Sinten Remen. Selain itu ia juga menggagas festival jazz di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya adalah Ngayogjazz yang rutin berlangsung setiap tahun di Yogyakarta.