Hallo kawan Brilio,
Yukk simak video Brilio! Berikut ini!

Tidak mengenal keterbatasan adalah kata yang tepat untuk Sri Lestari. Kelumpuhan bukanlah halangan bagi Sri untuk membantu orang lain. Perempuan kelahiran Klaten, 10 Desember 1973 ini mengalami kecelakaan saat usianya 23 tahun. Meski juga dalam keterbatasan, Sri selalu punya keinginan untuk membantu banyak orang yang juga memiliki banyak kekurangan. Sri Lestari punya cerita yang akan selalu dikenangnya nanti ketika sudah tua. Satu per satu mimpinya keliling Indonesia mulai terwujud dengan motor kesayangannya yang selalu menemaninya selama ini.

Mengenal sosok Sri Lestari, ia merupakan seorang penyandang disabilitas dengan semangat membara. Namanya tentu tak asing lagi bagi sebagian orang. Sejak beberapa tahun terakhir, wanita asal Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini memang ramai jadi perbincangan lantaran hatinya yang mulia. Sri membuktikan mampu bangkit dari kejadian yang pernah dialaminya puluhan tahun lalu. Meski memakan hampir 10 tahun untuk bangkit kembali, kini dirinya tumbuh menjadi wanita yang kuat. Pada tahun 1997 lalu, Sri yang masih berusia 23 tahun mengalami kecelakaan motor.

Sri ingin hidup mandiri dan membangun hidupnya. Salah satunya dengan berkarya membuat kerajinan tangan bersama guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Manisrenggo. Ia juga menyibukkan diri dengan menjadi relawan di SLB A-YAAT, Klaten. Dengan memiliki motor modifikasi Sri Lestari semakin aktif dalam aktivitas sosial.

"Saya mendengar di radio ada lowongan untuk menjadi relawan di Griya Manunggal di Jogja. Saya tertarik di sana untuk mendaftarkan jadi relawan. Saya diterima di sana, tapi harus tidur di sana. Tapi karena kondisi saya, saya kan tidak berani untuk menginap. Akhirnya dari Mbak Ninik, salah satu petugas di Griya Manunggal itu bilang ‘ada kok mbak motor yang bisa mbak naiki tanpa harus lepas dari kursi roda’. Sejak saat itu mencari informasi,hampir 8 bulanan, tentang pak Bambang yang punya motor persis yang saya pakai itu, rumahnya Magelang" jelas Sri.


Akhirnya Sri memiliki motor modifikasi dengan bantuan teman yang ada di Belanda. Dengan kemampuannya mengendarai motor, Sri menjadi contoh dan berikan motivasi bagi penyandang lumpuh lainnya.

"Ketika saya ketemu temen-temen sesama Paraplegia, ketika saya bilang saya Paraplegia mereka nggak percaya. Saya bilang saya bekerja, mereka nggak percaya. Saya bilang saya bisa naik motor, saya melihat rona wajah yang sangat berbeda. Niat saya hanya ingin membagi semangat, membagi pengalaman sebagai Paraplegia, sebagai penyandang disabilitas, bahwa masih bisa melakukan aktivitas sendiri, masih bisa bekerja gitu. Itu rutin sampai sekarang, saya tetap bekerja di hari senin sampai jumat. Tapi di hari sabtu atau minggu memang saya lebih banyak mengunjungi temen-temen. Karena dengan perjalanan saya yang pertama tahun 2012, Jakarta-Bali, otomatis banyak orang tahu karena ada di YouTube. Terus banyak orang yang SMS, WA, atau Social Media lebih banyak lagi, jadi banyak temen saya yang menghubungi, ingin ketemu, ingin menjadi seperti saya. Sepanjang saya bisa membiayai, saya berangkat" ungkap Sri.

Bahkan kunjungan ia lakukan di berbagai kota di Indonesia dengan sepeda motor modifikasi. Program touring ia lakukan di tahun 2013 Jakarta-Bali, 2014 dari Sabang-Jakarta dan dari 2015 Manado-Makassar. Bersama timnya, Sri mengunjungi teman difabel di setiap kota yang ia lewati.