Brilio.net - Keponakan Kaisar Jepang, Putri Mako resmi melepas status lajangnya dengan menikahi kekasihnya, Kei Komuro pada Selasa (26/10). Dilansir brilio.net dari bbc.com, Rabu (27/10) pernikahan tersebut berlangsung sederhana. Putri Mako menolak pembayaran yang ditawarkan kepadanya. Seharusnya para wanita kerajaan akan dibayar ketika mereka memutuskan untuk meninggalkan keluarga.

Diketahui, Putri Mako menjadi wanita pertama di keluarga kerajaan yang menolak bantuan tersebut. Pernikahan itu pun sekaligus menandakan bahwa Putri Mako secara resmi melepaskan status kerajaannya karena Kei adalah orang biasa.

Di bawah hukum Jepang, anggota keluarga kerajaan perempuan yang menikah dengan warga biasa akan kehilangan status mereka.

Sumber yang sama juga melaporkan, Mako dan suaminya akan pindah ke AS tempat suami bekerja sebagai pengacara.

Terlepas dari kebahagiaan yang dirasakan Mako dan Kei, mereka juga harus menghadapi protes warga terhadap pernikahannya itu.

Dalam konferensi pers pada hari Selasa, Mako dengan kerendahan hatinya memohon maaf apabila pernikahannya ini menjadi permasalahan di kalangan publik.

"Saya sangat menyesal atas ketidaknyamanan ini dan saya berterima kasih kepada mereka yang terus mendukung saya," kata Mako.

Bagi Mako, pernikahan ini adalah pilihan terbaiknya. Karena Kei baginya adalah sosok yang tidak tergantikan.

"Bagi saya Kei tidak tergantikan, pernikahan ini adalah pilihan yang kami buat," sambung Mako.

Pernikahan Putri Mako dengan orang biasa ini benar-benar menyita perhatian publik. Mereka pun mengenang kembali kejadian serupa yang terjadi di Inggris, yakni pernikahan Meghan Markle dan Pangeran Harry.

Menurut informasi dari bbc.com, tak sedikit orang menjuluki Mako dan Kei sebagai "Harry dan Meghan Jepang".