Brilio.net - Banyak yang belum mengenal sosok H Winoto Danoeasmoro. Padahal, beberapa posisi penting pernah dipegang oleh tokoh yang lahir di Purworejo pada 19 Oktober 1908 dan wafat pada 11 Juni 1985 ini. Beberapa di antaranya adalah sebagai sekretaris pribadi Presiden Ir Soekarno dan tokoh pemuda dalam peristiwa Rengasdengklok.

Tokoh yang sangat dekat dengan Soekarno ini semasa hidupnya memang terkenal dengan kesederhanaannya dan jauh dari publikasi. "Sekitar tahun 1961 Mbah Winoto mengadakan kegiatan sosial di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Dr Soeharso, Solo bersama putra putri Presiden Soekarno dan ayah saya. Di sanalah ayah saya bertemu dengan ibu saya yang bekerja sebagai fisioterapi," kenang Rusi Rusminiati mengawali ceritanya kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa di nomor 0-800-1-555-999, Kamis (11/2).

Rusi Rusminiati, yang merupakan cucu dari Winoto Danoeasmoro, memang dekat dengan Winoto semasa tuanya. Menghabiskan masa tua di Purworejo, Jawa Tengah sekitar tahun 1980, Winoto Danoeasmoro ketika itu banyak bercerita kepada Rusi.

Beberapa kisah mulai dari cerita tentang kedekatan Winoto dengan Sang Proklamator hingga cerita tentang tokoh perjuangan yang banyak dilupakan. Selain itu, cerita masa kecil putra putri Soekarno sempat didengar langsung oleh Rusi dari kakeknya, Winoto Danoeasmoro.

Ya, kedekatan Winoto Danoeasmoro dengan Soekarno memang tidak sebatas sebagai sekretaris pribadi Soekarno saja. Tetapi dia juga dipercaya untuk menjadi bapak asuh putra putri Soekarno kala ia sedang ada tugas negara.

BACA JUGA: Ucapan Hari Ibu dari presiden hingga tokoh ini membuat terenyuh

Putra putri Soekarno seperti Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra semasa kecil memang sangat dekat dengan tokoh yang dikenal dengan Mbah Winoto ini. Kedekatan emosional Mbah Winoto dengan keluarga Soekarno ini terpampang jelas lewat cerita Rusi. Pernah suatu ketika saat itu Megawati masih menginjak remaja, Mbah Winoto yang menyukai pertunjukkan wayang ikut mengajak dan mengenali wayang kepada Megawati di Kota Solo.

"Saat itu Bu Mega masih berumur sekitar 16 tahun. Dan di Kota Solo ramai dengan pertunjukkan wayang orang Sriwedari," ungkap Rusi.

Sebagai sekretaris pribadi Presiden Soekarno, Mbah Winoto pun sering melakukan kegiatan bersama sang proklamator di luar tugas kenegaraan. Salah satunya adalah bermeditasi. Presiden Pertama RI yang dikenal suka bermeditasi ini memang kerap mengajak Mbah Winoto ikut bermeditasi bersamanya. "Mbah Winoto saat itu sering bermeditasi bersama Pak Karno ketika di Istana Presiden di Bogor," ujarnya.

Menurut Rusi, sudah selayaknya pemerintah setempat lebih memperhatikan makam Mbah Winoto. Bahkan menurutnya jika dirawat dengan baik, area tersebut dapat menjadi sebuah kawasan wisata religi atau wisata edukasi.

Karena selain terdapat beberapa fasilitas seperti masjid yang dibangun Mbah Winoto sendiri, di sana juga terdapat makam tokoh lain yang cukup terkenal. "Di sana juga ada makam wali kota pertama Kota Malang, Bapak Sardjono," lanjut Rusi.

Semasa hidupnya, Mbah Winoto memang sangat dikenal oleh penduduk Desa Banyuurip. Sebab, selain terkenal dengan kesederhanaannya, ia juga banyak berkiprah membangun kampung.

Satu pesan dari Mbah Winoto yang selalu diingat Rusi adalah agar selalu mengingat jasa para pejuang kemerdekaan. "Mbah Winoto berpesan untuk selalu menghargai keluarga para pejuang kemerdekaan yang sampai sekarang masih ada," imbuhnya.

Cerita ini disampaikan oleh Rusi melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!