Brilio.net - Indonesia mempunyai keberagaman setiap daerah, baik kesenian, adat istiadat, hingga kuliner. Salah satu yang terkenal adalah kuliner khas Yogyakarta. Orang akan langsung teringat dengan gudeg ketika mendengar kuliner khas daerah istimewa ini. Tapi, ternyata bukan hanya gudeg yang khas. Ada satu kuliner yang sangat unik, yakni belalang goreng.

Kuliner ini bisa dengan mudah kamu jumpai di daerah Gunungkidul, daerah yang terkenal dengan banyak pantai pasir putih nan indah. Sembari perjalanan menuju atau kembali dari pantai, kamu bisa mampir di warung-warung tepi jalan yang menyajikan menu belalang goreng ini. Kamu juga bisa membawanya sebagai oleh-oleh khas.

Salah satu kawasan yang banyak terdapat pedagang belalang ada di jalan Gunungkidul. Di kawasan ini perdagangan belalang goreng dirintis Sukir. Sekitar dua tahun lalu Sukir mengawali berjualan di sana, hingga akhirnya sekarang menjamur pedagang. "Tadinya kan saya jualannya di Baron sana, di pantai selatan," ujar Sukir saat ditemui brilio.net, Selasa (30/1).

Kisah Sukir © 2018 brilio.net

foto: brilio.net/Hira Hilary Aragon

Sukir menceritakan, setiap pagi ia mengambil belalang dari pengepul sekitar 5-7 kg. Pengepul itu sendiri biasanya mengumpulkan belalang dari berbagai daerah seperti Kebumen, Cilacap, hingga Pangandaran di Jawa Barat. Dari 1 kg belalang hidup, hanya sekitar 6 ons saja yang kemudian bisa diolah. Sisanya harus dibuang karena kotoran.

Belalang yang digoreng ini hanya jenis tertentu, yakni belalang kayu dan belalang dami. Meskipun sebenarnya semua jenis belalang bisa dimakan, kecuali belalang bulus karena sangat beracun.

Untuk mengolahnya cukup mudah. Hanya dibumbui dengan bawang putih, bawang merah, dan garam. Menurut Sukir, yang menjadi kunci utama mendapatkan hasil belalang yang sempurna adalah pada proses penggorengannya. Ini yang menjadi pembeda dagangannya dengan yang lain.

Setelah matang, Sukir menjualnya dalam kemasan toples lingkaran yang biasa digunakan untuk wadah kue nastar. Tiap toples dihargai Rp 25.000.

Tapi pada bulan-bulan tertentu harga belalang bisa melambung tinggi karena faktor ketersediaan bahan baku. "Desember-Januari itu mahal, selain bulan itu harganya rata-rata. Januari itu baru turun hujan, telurnya baru menetas, jadi tunggu belalangnya besar lagi," ungkap Sukir.

Kisah Sukir © 2018 brilio.net

foto: brilio.net/Hira Hilary Aragon

Sukir yang dulunya petani ini mengaku, berjualan belalang telah banyak membawa perubahan dalam ekonomi keluarganya. "Dulu itu sebelum jadi pedagang belalang, saya jadi petani sawah, ada kerajinan bubut kayu, kemudian jualan bensin, bisa juga jadi tukang batu," kenangnya.

Banyak masa-masa sulit yang dialami Sukir sebelum seperti saat ini. Ia pernah berada pada posisi tak mampu melanjutkan pembiayaan sekolah sang anak semata wayangnya karena permasalahan ekonomi. Sehingga putranya harus berhenti hingga bangku sekolah menengah pertama saja.

sukir yang pantang menyerah akhirnya mencoba peruntungan dengan berjualan belalang goreng. Dan benar saja, setelah sempat berganti-ganti pekerjaan, kini Sukir bisa menikmati jerih payah yang jauh lebih baik dari berdagang. "Alhamdulillah, satu bulan bisa dapat sampai Rp 4 juta," tutur dia.

Kisah Sukir © 2018 brilio.net

foto: brilio.net/Hira Hilary Aragon

Promosi online
Keuntungan Rp 4 juta per bulan itu baru dari penjualan offline di tepi jalan. Padahal, usaha Sukir ini juga dipasarkan secara online oleh anaknya.

Menurut Sukir, anaknya menjual belalang goreng ini dengan nama 'Walang Goreng Handayani' melalui beberapa media sosial, seperti Facebook. Hasil penjualan online ini cukup memuaskan bagi Sukir karena pesanan datang dari luar kota hingga luar negeri. "Pernah kirim ke Jakarta, Batam, hingga Singapura," urainya.

Namun Sukir tak menghitung secara detail berapa keuntungan yang ia dapatkan dari penjualan online ini. Apalagi, pengelolaannya di online dilakukan oleh sang anak.

Dari hasil berjualan belalang goreng ini, perekonomian keluarga Sukir menjadi lebih baik. Dia sangat mensyukuri kondisi ini. Bahkan, pada awal Februari ini dia akan pergi umrah. "Insyallah tanggal 3 saya akan umrah dengan istri saya. Alhmdulilah," ucapnya penuh syukur.