Brilio.net - Nabi Syuaib merupakan manusia pilihan Allah yang diutus kepada kaum Madyan. Dia terkenal sebagai sosok yang jujur dan dapat dipercaya.

Nilai-nilai kebaikan senantiasa melekat pada pribadi Nabi Syuaib. Setelah diangkat menjadi Nabi, dia gigih menyeru pada kaumnya untuk menyembah Allah dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya.

Sama seperti Nabi dan Rasul sebelumnya, dakwah Nabi Syuaib juga menerima tantangan yang tak mudah. Allah mengutus Nabi Syuaib kepada kaum Madyan, kaum yang terkenal dengan kecurangannya dalam hal jual-beli. Mayoritas dari mereka berdagang namun sejatinya mereka adalah penipu.

Kisah Nabi Syuaib pun telah disebutkan dalam Alquran. Sebagai umat muslim, kita pun bisa mengambil hikmah yang terselip di dalamnya. Baik tentang kegigihan Nabi Syuaib berdakwah, dan bagaimana azab yang diterima kaum yang berlaku curang saat jual-beli.

Nabi Syuaib melarang praktik jual-beli curang.

Kaum Madyan merupakan kaum yang mayoritas berpofesi sebagai pedagang. Namun mereka selalu melakukan jual beli dengan curang, seperti mengurangi takaran dan timbangan.

Mengetahui adanya kondisi yang salah, Nabi Syuaib pun menasehati kaumnya sebagaimana dalam surah Hud ayat 84-85;

"Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)."

Nabi Syuaib juga menekankan bahwa kecurangan tersebut bisa merugikan banyak orang, padahal barang tersebut merupakan hak pembeli.

Dan Syuaib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan."

Tak hanya itu, kaum Madyan juga dikisahkan sering menghalang-halangi orang-orang yang beriman pada Allah. Mereka duduk dan menakut-nakuti mereka agar ingkar dan tak mempercayai Nabi Syuaib.

Diterangkan lengkap dalam surah Al Araf ayat 85-86, Allah berfirman yang artinya;

"Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Dia berkata, 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman. Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan."

Kaum Madyan menerima azab.

Kisah Nabi Syuaib berbagai sumber

foto: freepik.com

Meski telah mendapatkan teguran dari Nabi Syuaib, kaum Madyan masih terus melakukan kemaksiatan. Mereka bahkan mendesak Nabi Syuaib agar mau menyembah pohon dan mengancam akan mengusirnya. Pohon yang dijadikan sesembahan itu bernama pohon akyat.

Nabi Syuaib masih bersabar dan kembali menasehati mereka, "Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih" (QS Hud ayat 89-90).

Dengan kesombongannya, Kaum Madyan justru menantang Nabi Syuaib untuk mendatangkan azab seperti yang ia katakan. Saat itulah, Allah kemudian memerintahkan Nabi Syuaib dan pengikutnya pergi meninggalkan Madyan.

Nabi Syuaib berdoa dan memasrahkan semua pada Allah. Dalam surah Hud ayat 93-95 dijelaskan bahwa, "Dan (dia berkata): 'Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu. Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa".

Tak lama setelah Nabi Syuaib pergi, kaum Madyan merasa udara begitu panas. Mereka begitu kehausan dan kulitnya terasa terbakar. Semua berhamburan mencari tempat berteduh dan air.

Namun tiba-tiba awan hitam yang tebal muncul. Gemuruh petir dan gonjangan bumi yang dahsyat membinasakan kaum Madyan seluruhnya.