Brilio.net - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan pernah menceritakan kisah dari salah satu pegawai di Kementeriannya. Anies bercerita bahwa apa yang dilakukan pegawai tersebut patut dicontoh. Pasalnya, tindakan pegawai non eselon ini mencerminkan tindakan antikorupsi.

Singkat cerita, pegawai yang tidak disebutkan identitasnya ini mendapat tugas dari kementerian untuk mereparasi sebuah piano milik Kemendikbud. Ia kemudian membawa piano tua ke sebuah tempat reparasi.

Kondisi piano tersebut rusak, kendati demikian piano ini tetap bernilai mahal. Tuts piano itu terbuat dari gading yang bernilai jual tinggi. Di tempat reparasi, si pegawai bertemu dengan seorang kolektor piano.

Sang kolektor pun menawar piano tersebut seharga dua miliar rupiah. Bukan hanya itu, sang kolektor pun ingin mengganti piano itu dengan miliknya yang serupa aslinya. Bukannya menerima tawaran prestis tersebut, sang pegawai justru menolaknya.

"Saya tidak bisa, karena ini bukan punya saya. Piano ini punya negara," tiru Anies pada pidato memperingati Hari Antikorupsi Internasional yang dikutip brilio.net dari Antara, Sabtu (10/12).

anies cerita © 2016 instagram foto: Instagram/@aniesbaswedan

Tindakan yang diambil sang pegawai ini menunjukkan bahwa pegawai tersebut memiliki harga diri yang tidak bisa dibeli. Tindakan tersebut juga menunjukkan masih adanya keinginan besar dari masyarakat untuk melawan korupsi.

Calon wakil Gubernur Jakarta ini menyebutkan bahwa pendidikan merupakan kunci untuk membangun integritas. Melalui pendidikan, seseorang telah dididik dan tinggal membiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Anies pun menambahkan bahwa jika sudah terbiasa, maka akan tumbuh karakter dan budaya dalam dirinya.

Kisah yang diceritakan mantan rektor Universitas Paramadina ini sangat menginspirasi masyarakat Indonesia. Korupsi itu bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Masyarakat pun harus memiliki budaya bersih seperti yang dilakukan pegawai itu.