Brilio.net - Mungkin kamu sering mendengar ungkapan begini, mempertahankan kesuksesan jauh lebih sulit dari meraihnya. Padahal untuk meraih sukses juga bukan perkara gampang. Butuh perjuangan panjang. Hanya saja beberapa orang terkadang lupa ketika sudah meraih kesuksesan, termasuk di dunia bisnis.

Saat di puncak kejayaan, tak sedikit yang tergoda. Menghamburkan uang untuk keinginan yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Ketika sukses, umumnya tingkat konsumsi semakin tinggi. Nah saat tak bisa lagi menahan diri, ditambah lagi munculnya orang-orang yang ingin menjatuhkan, membuat jalan ke arah kebangkrutan semakin terbuka. Kalau sudah begini, bisa membuat seseorang frustasi dan depresi karena kehilangan kejayaan. Untuk bangkit kembali pun perlu perjuangan yang jauh lebih sulit. 

Kondisi inilah yang pernah dialami Jane Wrastler. Perempuan kelahiran 1997 yang bergelut di dunia e-Sport ini tahu betul bagaimana rasanya jatuh bangkrut setelah mengalami masa jaya. Jane memulai bisnis pada 2013 dengan menjual voucher game online.

e-Sport ladies © 2020 brilio.net

Hanya dalam waktu dua tahun menggeluti bisnis ini, ia meraup keuntungan yang sangat luar biasa. Sayangnya, ia tak mampu mengelola peluang tersebut hingga pada 2015 ia bangkrut. Tabungannya ludes, tak tersisa sedikit pun. Saat itu, sekadar butuh 10 ribu rupiah saja ia tak punya. Hidupnya bak roller coaster. Terjun bebas dari puncak kejayaan dalam waktu singkat. Tragis!

“Tahun 2015 saya bangkrut bahkan benar-benar tidak pegang uang meksi cuma Rp 10 ribu saja. Padahal, saya masih punya tanggungan ke reseller sebesar Rp 200 juta. Akhirnya, saya sempat menghilang selama setahun,” kisah Jane.

Berkontemplasi, mulai dari nol

e-Sport ladies © 2020 brilio.net

Saat menghilang itu ia berkontemplasi. Ia berpikir harus mulai dari nol lagi untuk kembali bangkit. Ketika menghilang, Jane mengaku bukan untuk lari dari tanggung jawab. Ia terus memutar otak untuk kembali merebut kesuksesan yang lindap. Pada 2016, ia kembali muncul di media sosial Facebook miliknya.

“Selama menghilang itu saya mencari uang, bukannya kabur. Tahun 2016 saya balik ke Facebook buat menyelesaikan masalah. Buat saya, tidak ada yang tidak mungkin kalau memang niat berusaha,” tegasnya.

Setelah mulai bangkit, perempuan asal Serang, Banten ini memetik pelajaran berharga dari kesalahannya di masa lalu. Ia pun lebih berhati-hati menjalin relasi. “Dari kejadian ini, banyak pelajaran yang saya dapat. Saya tahu harus berbuat apa. Saya juga jadi sadar, banyak manusia bermuka 1000 di sekeliling saya,” tambahnya.

Setelah menyelesaikan masalahnya, Jane kembali mencoba peruntungan dalam bisnis jual beli voucher game online. Ia mulai dari nol lagi. Tak mudah memang, namun usaha itu harus ia jalani. Pada tiga bulan pertama mulai berbisnis, Jane kesulitan mendapat pelanggan.

“Saya tidak pernah putus asa. Karena saya percaya rejeki tidak pernah tertukar. Saya juga pernah terjun ke dunia crypto, semua yang menghasilkan uang saya cobain,” ungkap Jane.

Pada 2017 ia mulai serius terjun di dunia jual beli voucher game Mobile Legend. Nah keikutsertaannya dalam dunia game ini rupanya membuka jalan lain. Ia mendapat kesempatan bergabung dengan salah satu e-Sport PUBG ladies dan sempat menjalin kontrak dengan salah satu tim e-Sport. “Pada 2019 saya diajak gabung e-Sport PUBG ladies. Tetapi tidak lama karena saya jadi jarang jualan,” ucap perempuan bernama asli Janiani Fatmasari ini.

Akhir tahun 2019, Jane berhasil membuktikan usahanya. Jalan menuju kesuksesannya terbuka. Dari bisnisnya itu, ia mampu mendapat keuntungan hingga Rp 800 ribu via ID. Bahkan ia sempat menerima transaksi hingga Rp 500 juta dalam sehari. Luar biasa.

Jatuh lagi, bangkit lagi 

e-Sport ladies © 2020 brilio.net

Sayangnya, kesuksesan itu tak berlangsung lama. Ia kembali terpuruk. Kebangkrutan kembali menghampirinya dalam waktu singkat. Ia pun menghilang beberapa hari karena terguncang dengan apa yang ia alami untuk kedua kalinya.

“Saya benar-benar down. Akhirnya saya meminta bantuan teman untuk pinjam uang. Dari sini saya ketemu Cece, Nabila, Hizny yang selalu dukung dan sekarang jadi admin saya,” jelasnya.

Dari bantuan teman-temannya, Jane mulai kembali pada bisnisnya dengan modal yang tak sebanyak saat awal mulai. Hanya dengan uang Rp 10 juta, ia kembali membangun bisnisnya dari nol dan masih bertengger hingga sekarang.

“Saya bersyukur sekali dikelilingi orang-orang baik seperti tiga teman saya yang sangat pengertian. Bisnis masih bertahan jalan sampai sekarang berkat dukungan mereka yang selalu mengingatkan saya,” ujar Jane.

Kisah Jane memberikan banyak pelajaran. Jangan pernah menyerah dalam berusaha. Saat kita terjatuh dan merasakan sakit, berusahalah untuk bangkit. Jika terpaksa jatuh lagi, kita sudah tahu bagaimana sakitnya dan mengerti bagaimana harus bertindak. Jangan pernah mengeluh. Karena keluhan tak pernah menghasilkan apa-apa.