Brilio.net - Masa muda Ali Muharam penuh kepahitan. Beragam cobaan hidup ia alami. Susah makan, besok makan apa, adalah kosakata akrab yang dihadapinya sehari-hari.

"Kehidupan saya saat itu sangat susah," kata Ali mengawali perbincangan dengan brilio.net beberapa waktu lalu.

Keadaan finansial yang begitu sulit memaksa sosok kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, ini bekerja keras. Selepas SMA, ia mengadu nasib ke Bogor sebagai sales.  Dari profesi sales, ia kemudian pindah pekerjaan menjadi penjaga kantin di Jakarta. 

Fase kehidupan Ali sedikit membaik saat dia mendapat tawaran pekerjaan sebagai penulis skenario salah satu sinetron televisi. Dari sana, kehidupannya yang awalnya penuh kepahitan berangsur membaik. Oh ya, cerita kepahitan hidupnya inilah, yang kemudian menjadi inspirasi brand bisnisnya, Makaroni Ngehe.

"Tetapi saya kemudian ingin membuka usaha dan memutuskan berhenti dari pekerjaan saya," kata pengusaha 32 tahun ini.

Tepat 11 Maret 2013, ia memulai bisnis makaroni. Tapi lagi-lagi ujian terus datang. Banyak yang meragukan bisnisnya berkembang. Lebih-lebih makaroni adalah makanan yang banyak ditemui di warung-warung.

makaroni ngehe © foody.id, YouTube

foto: foody.id

Ali tak patah arang. Melalui kerja keras, bahkan saat awal-awal ia sampai rela tidur di dekat penggorengan, bisnisnya perlahan tumbuh melebihi ekspektasi.

Bermula dari satu outlet di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada tahun 2013, kini Makaroni Ngehe sudah melesat di berbagai kota mulai dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, hingga Yogyakarta.

Outletnya sudah mencapai 29 outlet Makaroni Ngehe, dan 1 outlet Makaroni Ngehe Premium.

Ali bercerita, brand Ngehe ternyata memiliki semacam hoki. Mungkin karena nama brand itu mewakili sebagian besar perjalanan hidupnya seperti sempat dibahas pada bagian awal kisah ini.

makaroni ngehe © foody.id, YouTube

Salah satu outlet Makaroni Ngehe. (foto: YouTube)

"Nama Makaroni Ngehe lahir dalam fase kehidupan saya yang “ngehe". Secara harfiah ngehe sendiri berarti mengesalkan.

Namun, saya mendeskripsikan “ngehe” menjadi: “Saat keadaan terlalu mengesalkan dan melebihi ekspektasi, ungkapan yang digunakan ketika kesal dan gemas terhadap sesuatu yang kelihatan awesome”.

Ali mengatakan, ke depan brand Makaroni Ngehe diharapkan akan lebih dikenal lagi dan lebih luas lagi sebagai camilan yang mencirikan Indonesia, keberagaman, dan kekeluargaan.

Makaroni Ngehe juga tengah merencanakan ekspansi melalui sistem franchise. "Saat ini kami sedang belajar dan membuat regulasi franchise. Kemungkinan akan tahun depan launchingnya," jelas Ali.

Sukses dengan Makaroni Ngehe, Ali kini juga tengah mengembangkan bisnis lain. Satu bisnis masih bidang kuliner, outlek Bakso Oemardi, sedang satunya adalah bidang bisnis hospitality di Kota Yogyakarta bernama OmaHeritage.

Menikmati sukses berbisnis, Ali pun mengajak lebih banyak anak muda Indonesia lainnya untuk tidak takut berwirausaha. "Jangan pernah takut untuk memulai suatu bisnis. Apabila ada kesempatan atau keinginan lakukan sedini mungkin. Karena, jika tidak, akan ada orang lain yang mengambil ide kita," pungkas Ali mengakhiri perbincangan.

Selamat berbisnis....