Nama Terawan Agus Putranto mencuat terkait pengobatan terapi cuci otak metode diagnostik Digital Substraction Angiography (DSA). Tapi, metode yang dilakukan membuatnya diberhentikan sementara karena dianggap melanggar kode etik profesi kedokteran.

Seperti apa sih rekam jejak dokter Mayjen TNI Dr dr Terawan Agus Putranto? Informasi dari berbagai sumber menyebutkan dokter Terawan lulus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 1990 lalu menjadi tenaga medis di TNI AD. Ia kemudian melanjutkan studi Spesialis Radiologi di Universitas Airlangga Surabaya dan lulus tahun 2004.

Fokus dokter Terawan adalah pada radiologi intervensi yaitu penggunaan alat pencitraan untuk memasukkan alat ke tubuh pasien. Pada 2013 ia lulus S3 Fakultas Kedokteran Universitas Hassanuddin Makassar.

Disertasinya membahas metode baru untuk penderita stroke bernama brain flushing.
Prinsip kerjanya, sumbatan aliran darah berupa plak atau lemak di otak dihancurkan dengan obat heparin. Berdasar pengalamannya, pasien bisa sembuh dari stroke selang 4-5 jam usai operasi.

Di Jerman, metode dengan nama paten ‘Terawan Theory’ pun digunakan. Terawan diganjar penghargaan Bintang Mahaputra Naraya 2013, Hendropriyono Strategic Consulting 2015, dan Penghargaan Achmad Bakrie 2017. Dia pernah bergabung di Tim Dok­ter Kepresidenan 2009. Menjadi Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia. Ia juga menjadi ketua World International Committee of Military Medicine, serta Ketua ASEAN Association of Radiology. Sejak 2015, dipercaya memimpin Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.