Brilio.net - Bocah berusia 10 tahun menjadi perbincangan hangat di internet karena kisah uniknya. Bocah asal China ini jadi sorotan lantaran unggahan kepala sekolahnya yang bernama Fu Heng. Kepala sekolah dasar Zhuanshanbao di Provinsi Yunan, China mengunggah foto salah satu muridnya saat tiba di sekolah.

wang fuman © 2018 brilio.net

foto: Asia Wire

Fu Heng menceritakan seorang muridnya yang berusia 10 tahun datang ke sekolah dengan penampilan tak biasa. Fu Heng sengaja merahasiakan nama muridnya. Ia hanya menyebutkan bahwa bocah laki-laki ini merupakan murid kelas 3 di sekolahnya. Kepala sekolah memosting foto penampilan muridnya yang di bagian rambut dipenuhi es atau salju dan pipi memerah.

wang fuman © 2018 brilio.net

foto: Asia Wire

Dikutip dari laman Metro pada Kamis (11/1), bocah 10 tahun ini harus menempuh jarak sejauh 3 mil atau sekitar 4,8 kilometer untuk sampai ke sekolah. Sementara itu, kondisi atau cuaca di China sedang mengalami musim dingin. Bocah tersebut harus menghabiskan waktu perjalanan sekitar 30 menit dengan suhu minus 9 derajat Celcius.

wang fuman © 2018 brilio.net

foto: Asia Wire

Perjalanan bocah dari rumah ke sekolah dengan kondisi suhu di bawah nol derajat Celcius ini menjadi viral di internet. Rambut bocah ini menjadi membeku dan dipenuhi salju. Tak heran apabila julukan 'snowflake boy' atau bocah salju disematkan kepada bocah tersebut. Meski disembunyikan nama bocah tersebut diketahui bernama Wang Fuman. Penampilan Wang Fuman ini menjadi sorotan. Teman-teman sebayanya menertawakan kondisinya. Sementara banyak warganet yang justru iba dan kasihan pada kondisi Wang Fuman.

wang fuman © 2018 brilio.net

foto: Asia Wire

Wang Fuman rela menempuh jarak yang cukup jauh di tengah dinginnya salju karena harus mengikuti ujian akhir di sekolahnya. Ia tak ingin meninggalkan ujian sekolahnya meski tinggal di Pegunungan Zhaotong, Provinsi Yunan, China. Foto unggahan sang kepala sekolah ini menjadi viral.

wang fuman © 2018 brilio.net

wang fuman © 2018 brilio.net

foto: Asia Wire

Tak sedikit warganet yang ikut membantu dengan menggalang dana. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membantu perbaikan fasilitas sekolah karena sekolah tak memiliki penghangat ruangan. Sebagian warganet juga membantu orangtua Wang Fuman untuk mendapatkan pekerjaan di kota terdekat. Hal tersebut dilakukan untuk membantu Wang Fuman agar hidup lebih baik.