Brilio.net - Keberhsilan pasukan TNI dalam membebaskan 347 sandera di dua kampung di Tembagapura, Timika, Papua yang dikuasai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), mendapat apresiasi dari Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Jenderal bintang empat itu memberikan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa kepada seluruh prajuritnya yang terlibat langsung dalam penyergapan.

Dalam operasi tersebut, TNI AD mengerahkan personel dari Kopassus, Batalyon Infanteri (Yonif) 751/Raider, Peleton Intai Tempur (Tontaipur) Kostrad, dan Yonif 754/Eme Neme Kangasi.

Dalam kunjungan ke Desa Utikini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Minggu (19/11), Panglima TNI menyatakan, ada 63 prajurit yang diberikan kenaikan pangkat luar biasa berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/920/XI/2017. Tapi, dari jumlah itu terdapat lima perwira yang menolak.

 

"Lima perwira tersebut menyampaikan kepada saya, bahwa keberhasilan milik anak buah, kegagalan adalah tanggung jawab perwira sehingga yang pantas naik pangkat adalah anggotanya. Ini suatu hal yang sangat luar biasa, yang membuat kami semua terharu," tutur Panglima TNI dalam pidatonya. Meski menolak mendapat kenaikan pangkat luar biasa, Panglima TNI tetap akan memberikan penghargaan bagi kelimanya berupa mendapatkan pendidikan khusus lebih cepat dari rekan-rekannya.

Siapa saja kelima perwira pertama yang layak menjadi teladan tersebut? Berikut profil singkatnya dikutip dari berbagai sumber, Senin (20/11).

1. Kapten Inf Sandra SP.

tni tolak naik pangkat puspen tni

Pasukan TNI yang berhasil membebaskan sandera di Papua/foto: Instagram @puspentni

Kapten Sandra bertugas sebagai Komandan Kompi Intai Tempur Kostrad TNI AD. Dalam operasi di Tembagapura ini, Sandra dan pasukannya yang bermarkas di Jakarta tersebut terlibat dalam penyergapan di Kampung Banti.

2. Lettu Inf Shofa Amrin Fajrin.

tni tolak naik pangkat puspen tni

Pasukan TNI yang berhasil membebaskan sandera di Papua/foto: Instagram @puspentni

Letnan Satu Shofa bertindak sebagai Komandan Bantuan Kompi Senapan B Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 751/Vira Jaya Sakti Kodam XVII Cendrawasih. Pasukan ini bermarkas di Sentani, Jayapura. Shofa dan prajuritnya terlibat dalam pembebasan di Kampung Kimbeli.

3. Lettu Inf Sukma Putra Aditya.

tni tolak naik pangkat puspen tni

Pasukan TNI yang berhasil membebaskan sandera di Papua/foto: Instagram @puspentni

Letnan Satu Sukma merupakan prajurit antiteror Kopassus dengan kemampuan sebagai penembak jitu. Karenanya, dia dipercaya menjabat sebagai Komandan Unit 2 Tembak Runduk (Bakduk) 812 Sat-81 Kopassus. Lettu Sukma bersama personel lainnya dari Kopassus diterjunkan di Kampung Kimbeli.

4. Lettu Inf Agung Damar P.

tni tolak naik pangkat puspen tni

Panglima TNI saat memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada prajurit yang berhasil membebaskan sandera di Papua/foto: Instagram @puspentni

Lettu Agung adalah rekan Lettu Sukma di Kopassus. Hanya saja, keduanya memiliki tugas yang berbeda. Lettu Agung berdinas di Grup 1 Kopassus di Serang, Banten sebagai Komandan Unit 2/1/1/13 Kopassus. Agung terlibat dalam operasi di Kampung Kimbeli.

5. Lettu Inf Akhmad Zainuddin.

tni tolak naik pangkat puspen tni

Panglima TNI saat memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada prajurit yang berhasil membebaskan sandera di Papua/foto: Instagram @puspentni

Lettu Akhmad merupakan prajurit Intai Tempur Kostrad yang menjabat sebagai Komandan Batalyon Taipur 1/A. Prajurit Taipur ini bertugas merebut Kampung Banti.